×
Ad

Heboh Maskapai Minta Surat Cuti ke Pramugari yang Sudah Meninggal

bonauli - detikTravel
Sabtu, 18 Okt 2025 15:53 WIB
Eva Air (dok. Kristian1108/Getty Images)
Jakarta -

Seorang pramugari maskapai Eva Air meninggal saat bertugas dalam penerbangan. Dia diduga mengalami kelelahan bekerja.

Tragedi itu dialami pramugari bermarga Sun (34) dalam penerbangan BR 95 dari Bandara Milan Malpensa ke Bandara Internasional Taoyuan Taipei (TPE) pada 25 September 2025.

Dikutip dari BBC pada Sabtu (18/10/2025), merujuk keterangan sejumlah saksi mata, Sun sudah menunjukkan gejala sakit sejak penerbangan dari Taiwan ke Italia. Kondisinya memburuk secara drastis saat perjalanan pulang.

Meski kesehatannya terus menurun, manajer kabin diduga tetap memintanya tetap bekerja selama 13 jam penerbangan itu. Manajer juga diduga menolak menghubungi layanan konsultasi medis yang biasa digunakan maskapai saat darurat kesehatan di udara.

Beberapa saksi lain menyatakan manajer kabin juga menolak permintaan untuk menyiapkan tim medis saat tiba di bandara. Akibatnya, pramugari yang sedang sakit itu harus keluar dari bandara sendirian, meskipun terlihat jelas dalam kondisi tidak sehat.

Hingga kemudian Sun dirawat di rumah sakit, namun kondisinya tidak membaik. Nyawanya tidak tertolong dan Sun meninggal pada 10 Oktober. Laporan lain menyatakan Sun meninggal pada 8 Oktober.

Dalam pernyataannya, EVA Air mengatakan mereka merasa sangat berduka atas kejadian tersebut dan telah melakukan investigasi internal.
Namun, menurut laporan media PYOK, seorang rekan kerja menyebut kejadian ini bukanlah kecelakaan semata, melainkan konsekuensi yang dapat diprediksi dari sikap abai yang sistemik dan berlangsung lama terhadap kesehatan awak kabin.

Yang mengejutkan terkuak pernyataan bahwa beberapa hari setelah kematiannya, perwakilan Eva Air mengirimkan pesan singkat kepada Sun yang meminta bukti pengajuan cuti selama dirawat di rumah sakit. Keluarga Sun membalas pesan tersebut dengan salinan surat kematian Sun.

Kejadian yang menimpa Sun itu menyebabkan masyarakat meradang dan mengkritik budaya kerja Eva Air. Para pejabat Eva Air lantas mengadakan konferensi pers dan minta maaf pada Sun serta keluarganya.

"Kepergian Sun adalah duka yang mendalam bagi kami selamanya," kata Presiden Eva Air, Sun Chia-Ming.

Pejabat senior Eva Air mengatakan pesan tersebut adalah kesalahan yang dilakukan oleh karyawan internal. Pihak maskapai mengatakan akan melakukan penyelidikan atas kematian Sun dengan sikap yang paling bertanggung jawab.

Catatan penerbangan dalam enam bulan terakhir menunjukkan bahwa Sun telah terbang rata-rata 75 jam per bulan, yang masih dalam batas regulasi. Sun bergabung dengan Eva Air pada 2016.

Sejak 2013, Eva Air telah didenda tujuh kali sebagian besar karena pelanggaran yang berkaitan dengan staf yang bekerja lembur. Data ini dilaporkan Kantor Berita Pusat Taiwan (CNA).



Simak Video "Video: Dahsyatnya Topan Super Ragasa Terjang Taiwan, 17 Orang Tewas"

(bnl/row)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork