Duh! Pusat Seafood Labuan Bajo Getok Harga Rombongan Astindo sampai Rp 16 Juta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Duh! Pusat Seafood Labuan Bajo Getok Harga Rombongan Astindo sampai Rp 16 Juta

Ambrosius Ardin - detikTravel
Rabu, 29 Okt 2025 18:35 WIB
Pusat kuliner seafood Kampung Ujung, Labuan Bajo, dipotret Rabu (5/6/2024) malam.
Kasus getok harga di Pusat Kuliner Seafood Kampung Ujung di Labuan Bajo (Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Kasus getok harga kembali terjadi di Pusat Kuliner Seafood Kampung Ujung Labuan Bajo. Korbannya rombongan agen travel. Mereka digetok harga sampai Rp 16 juta!

Sejumlah bos travel agent dari sejumlah daerah di Indonesia menjadi korban getok harga di Kampung Ujung, sebuah pusat wisata kuliner di Labuan Bajo, NTT.

Saat itu, mereka sedang berada di Labuan Bajo menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) VI Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo). Total ada 20 orang lebih dari rombongan itu yang makan di Kampung Ujung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total, mereka digetok harga sampai Rp 16 juta, termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen. Pada akhirnya mereka hanya membayar Rp 11 juta setelah protes terhadap aksi getok harga tersebut.

"Rp 16 juta berikut PPN, akhirnya karena kami minta dihitung ulang, ditimbang ulang, diturunkan sampai Rp 11 juta ya, itu kan preseden yang kurang baik," ungkap Ketua Umum Astindo, Pauline Suharno, di Labuan Bajo, Selasa (28/10/2025).

ADVERTISEMENT

Peristiwa itu terjadi pada Senin (27/10/2025) malam. Selain menyoroti getok harga, Pauline juga menyoroti tagihannya dalam nota yang ditulis tangan, sehingga PPN pun ditulis tangan.

Dia pun mempertanyakan apa benar PPN 10 persen itu disetorkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat.

"Ditulis tangan seperti itu kan kami nggak tau PPN-nya lari ke mana. Kami taat pajak tapi kami mau membayar pajak ketika pajak itu memang disetorkan sebagaimana mestinya," tegas Pauline.

Menurut dia, harga yang cukup tinggi itu seharusnya hanya dikenakan untuk wisatawan mancanegara.

"Wajar untuk memberikan harga yang agak tinggi untuk wisatawan mancanegara, tapi kami ini wisatawan lokal lho, jangan diperlakukan sama dengan wisatawan mancanegara," ujarnya.

Beruntung, saat itu, para agen travel tidak ada yang membawa tamu. "Kebetulan kami teman-teman travel agen, tapi kalau misalkan tamu yang datang di situ dikira travelnya getok, dikira travel agent ambil komisi, kasihan teman-teman (travel agent) lokal nantinya dianggapnya teman-teman lokal yang tidak profesional," jelas Pauline.

Kasus getok harga di Pusat Kuliner Kampung Ujung ini, dia berujar, pernah terjadi di Bali zaman dulu. Pemilik restoran yang getok harga itu pada akhirnya ditinggalkan wisatawan.

"Ini kan kayak Bali zaman dulu. Bali itu dulu digetok buat turis sehingga turis bilang oh ternyata mahal ya harga di sini, udahlah nggak usah ke sana mendingan kita pergi ke tempat lain yang tidak getok harga, yang memperlakukan setiap manusia dari manapun harganya itu sama," ungkap Pauline.

Perlu Diberikan Pelatihan Manajemen Restoran

Ia mengakui makanan di Pusat Kuliner Kampung Ujung itu enak. Namun manajemen restorannya buruk. Selain getok harga, pelayanannya juga disorot. "Akhirnya membuat orang untuk kapok datang ke sana," ujar dia.

"Kalau perorangan mungkin oke datang ke situ tapi kalau ketika kita kunjungan rombongan kemarin 30 orang ya itu mereka langsung kalang kabut. Makanannya keluarnya nggak beraturan, minuman nggak keluar-keluar kurang lebih seperti itu," beber Pauline.

Menurut dia, pedagang di Pusat Kuliner Kampung Ujung perlu diberikan pelatihan manajemen restoran. Seperti cara dan alur pemesanan seperti apa, cara timbangan yang harus transparan, dan lainnya. Harga harus transparan, diketahui tamu sebelum makanan disajikan.

Menurut Pauline, mereka tidak diinformasikan harga makanan sebelum disajikan. Seharusnya diberi tahu harganya saat memilih ikan dan menu lainnya.

"Ketika kita pilih oh saya mau ikan yang itu, ikan itu ditimbang di depan kita ini ya, angkanya sekian, totalnya sekian, harga per gramnya sekian. Ini kan yang tidak disampaikan kepada kita. Tahu begitu sampai di meja kita udah makan, ikannya habis makannya Rp 300 ribu, Rp 600 ribu," jelas Pauline.

"Kami makan kemarin 20-an orang lebih hampir 30 orang itu disuruh bayar Rp 16 juta, Rp 14 juta tambah PPN 10 persen," kata Pauline.

Heboh kasus getok harga di Pusat Kuliner Kampung Ujung juga sempat terjadi pada Juni 2024. Seorang wisatawan yang menjadi korban getok harga membagikan video pengalamannya ke media sosial. Kasus getok harga itu pun viral di media sosial.

---------

Artikel ini telah naik di detikBali.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Berenang Bareng Ikan Pari Manta di TN Komodo"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads