IKN dan Ancaman Stok Air buat Penghuninya

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 31 Okt 2025 09:26 WIB
Ilsutrasi IKN (Fauzan/Antara)
Jakarta -

Di tengah penilaian menjadi kota hantu, ketersediaan air di Ibu Kota Nusantara (IKN) disebut sebagai tantangan besar dalam pembangunan kota masa depan. Pemerintah diminta berhitung ulang, apalagi IKN dipastikan menjadi ibu kota politik.

Hasil riset melalui pendekatan artificial Neural Network (ANN) menunjukkan hanya 0,5 persen air yang tersedia secara langsung di permukaan, sekitar 20% tersimpan dalam vegetasi, dan sisanya 79% merupakan kawasan non-air berupa lahan terbangun.

"Hasil ini bisa dianggap sebagai warning bagi pemangku kebijakan. Air yang benar-benar terlihat di permukaan hanya 0,5%. Angka ini tentu jauh dari ideal untuk menopang kebutuhan kota," ujar peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) BRIN, Laras Tursilowati, dalam laman resmi BRIN dikutip Jumat (31/10/2025).

Kajian berbasis data satelit dengan metode ANN ini mencapai akurasi hingga 97,7% sehingga dapat menjadi acuan awal bagi perencanaan pembangunan IKN.

Laras mengatakan kondisi geografis Kalimantan sebenarnya memiliki curah hujan yang cukup, tetapi air hujan langsung hilang sebagai limpasan (runoff). Kondisi itu disebabkan oleh minimnya vegetasi penyerap dan keterbatasan infrastruktur penampung air.

"Saat terakhir ke IKN, terlihat sudah ada danau buatan. Namun, volumenya masih sangat kecil untuk menopang kebutuhan jangka panjang. Air permukaan memang sedikit sehingga harus ada strategi untuk memperbanyak cadangan melalui embung atau waduk kecil," kata dia.

Selain itu, karakteristik tanah, keberadaan rawa dan gambut, serta tingginya tingkat pembangunan lahan non-hijau memperbesar risiko kelangkaan air. Air gambut misalnya, sulit dimanfaatkan langsung sebagai air bersih tanpa proses pengolahan khusus.

Penilaian potensi IKN menjadi kota hantu diberitakan The Guardian dan dipublikasikan pada 29 Oktober 2025. Dalam pemberitaan itu, IKN diprediksi menjadi kota hantu karena anggaran pembangunan jauh lebih kecil setelah pergantian presiden, dari Joko Widodo kepada Prabowo Subianto. Kemudian, jumlah ASN yang dipindahkan ke sana juga masih jauh dari target.



Simak Video "Video: Kebakaran Hunian Pekerja IKN, Asap Hitam Membubung"


(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork