Hoi An sempat terendam banjir di minggu lalu akibat hujan lebat, kini sudah surut. Upaya pembersihan berhasil, kota ini sudah menerima turis lagi.
Dilansir dari Tour and Travel World pada Selasa (4/11) banjir minggu lalu merupakan salah satu yang terparah yang melanda daerah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Hujan deras dan naiknya permukaan air sungai merendam jalanan Hoi An yang terkenal dengan lentera-lenteranya, beserta beberapa bangunan berusia berabad-abad.
Bencana ini memaksa penutupan ratusan bisnis, mengganggu perekonomian kota yang bergantung pada pariwisata.
Sementara itu, laporan kerugian finansial resmi masih tertunda. Namun pemilik toko kecil telah melaporkan kerugian yang signifikan, mencapai ratusan juta dong.
Sabtu (1/11) turis telah terlihat lalu Lalang di sana, walaupun Sebagian besar hotel, restoran dan toko-toko souvenir masih dalam tahap bersih-bersih.
Pariwisata memainkan peran penting dalam perekonomian Hoi An. Sektor pariwisata mendorong layanan seperti akomodasi, restoran, dan penjualan tiket, yang menjadi tulang punggung perekonomian kawasan ini.
Pada tahun 2024, Hoi An menarik lebih dari 4,4 juta pengunjung, dengan 3,6 juta diantaranya berasal dari luar negeri. Seiring pemulihan kota, sektor pariwisata sangat penting bagi stabilitas ekonomi.
Meskipun mengalami kerusakan, pemerintah daerah berharap Hoi An akan pulih dengan cepat, terutama karena wisatawan domestik dan internasional terus kembali ke kota ini. Landmark seperti Kota Tua, Jembatan Beratap Jepang, dan tepi sungai kembali dibuka untuk pengunjung walaupun situasi belum bisa dibilang kondusif.
Hoi An masuk dalam provinsi Da Nang. Kota ini telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1999 dan diakui sebagai bekas situs Pelabuhan perdagangan Asia Tenggara dari abad ke-15 hingga ke-19. Kota kunonya terawat dengan baik dan dicatat sebagai yang paling berkembang di masanya.
Simak Video "Video Penampakan Kota Bersejarah Hue dan Hoi An Vietnam yang Ditelan Banjir"
(bnl/wsw)