Emirates Gunakan AI untuk Prediksi Turbulensi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Emirates Gunakan AI untuk Prediksi Turbulensi

Syanti Mustika, bonauli - detikTravel
Senin, 10 Nov 2025 07:05 WIB
Emirates Airbus A380-800 airplane with registration A6-EEE landing at Amsterdam Schiphol AMS EHAM International Airport in a blue sky with clouds day. Emirates EK or UAE is the large airline in the Middle East and larger Airbus A380 double decker aircraft operator. Emirates connects Amsterdam with DXB OMDB Dubai International Airport daily as it is their hub. The airline is owned by the government of Dubai, United Arab Emirates. (Photo by Nicolas Economou/NurPhoto via Getty Images)
Ilustrasi pesawat Emirates (dok. NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)
Jakarta -

Emirates membuat terobosan untuk mengurangi dampak turbulensi. Maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai itu memanfaatkan kecerdasan buatan (A).

Turbulensi seringkali sulit dihindari oleh pesawat karena tidak terdeteksi oleh radar cuaca di kokpit atau karena terlalu terlokalisasi sehingga tidak dapat dihitung oleh sebagian besar model cuaca. Celakanya, karena perubahan iklim, turbulensi semakin sering terjadi.

Dilansir dari euronews, Senin (10/11/2025) Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengungkapkan turbulensi merupakan penyebab utama cedera non-fatal pada penumpang dan awak. Meskipun kematian dan cedera parah pada pesawat besar jarang terjadi, antara 2009-2021, sebanyak 146 penumpang dan awak mengalami luka serius dalam insiden turbulensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun lalu, sebuah studi oleh ahli meteorologi di University of Reading di Inggris menemukan bahwa langit hingga 55 persen lebih bergelombang dibandingkan empat dekade lalu akibat perubahan iklim. Udara yang lebih hangat akibat emisi karbon dioksida mengubah arus udara dalam aliran jet, memperburuk apa yang dikenal sebagai turbulensi udara bersih di Atlantik Utara dan secara global.

Pada titik tertentu di atas Atlantik Utara, salah satu rute penerbangan tersibuk di dunia, total durasi tahunan turbulensi parah meningkat sebesar 55 persen antara 1979 hingga 2020.

ADVERTISEMENT

Selain itu, studi baru ini menemukan bahwa rute penerbangan sibuk lainnya di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Atlantik Selatan juga mengalami peningkatan turbulensi yang signifikan.

Merujuk studi itu, maskapai penerbangan mencari cara untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Termasuk Emirates.

Maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah itu memanfaatkan AI untuk meningkatkan kemampuannya memprediksi turbulensi dalam penerbangan.

Teknologi baru itu diyakini dapat menghasilkan 'data real time' yang memberi sinyal kepada pilot mengenai area turbulensi di jalur penerbangan. Sistem itu menggunakan pembelajaran mesin, data turbulensi yang dikumpulkan secara massal, dan laporan pilot serta menyediakan visualisasi turbulensi langsung dan in-situ kepada kokpit.

Emirates mengklaim bahwa strategi baru ini telah menghasilkan pengurangan kejadian cuaca buruk yang tak terduga.

"Meskipun masih dalam tahap awal, kami sudah melihat validasi atas potensi manfaat yang dapat diberikan oleh sistem ini," ujar Kapten Hassan Alhammadi, wakil presiden senior divisi operasi penerbangan Emirates.

Ia menambahkan bahwa meskipun maskapai tidak dapat menjamin penerbangan bebas turbulensi, teknologi ini telah berkontribusi pada pengurangan signifikan insiden turbulensi parah yang tak terduga selama setahun terakhir.




(sym/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads