Jepang Tepis Tuduhan Beijing: Tak Ada Lonjakan Kejahatan Terhadap Warga China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jepang Tepis Tuduhan Beijing: Tak Ada Lonjakan Kejahatan Terhadap Warga China

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Minggu, 23 Nov 2025 19:15 WIB
Visitors walk past a Chinese flag decorating a shop in the Shichahai area on National Day, the first day of Chinas eight-day Golden Week holiday, in Beijing, China October 1, 2025. REUTERS/Florence Lo
Ilustrasi wisata Jepang (Florence Lo/Reuters)
Jakarta -

Di tengah ketegangan Jepang dan China timbul spekulasi bahwa negara Jepang memperlakukan warga China di negara mereka dengan tidak baik. Jepang secara tegas membantah penilaian itu.

Kementerian Luar Negeri Jepang merilis data terbaru untuk membantah klaim Pemerintah China yang menyebut kejahatan terhadap warga China di Jepang tengah meningkat. Dilansir dari NHK, Minggu (23/11/2025) pernyataan pembelaan itu disampaikan pada Jumat, bersamaan dengan pemaparan statistik resmi kepolisian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam data tersebut, Kementerian Luar Negeri Jepang memaparkan jumlah kasus pembunuhan, perampokan, dan pembakaran yang melibatkan warga negara China sebagai korban sejak 2023. Untuk kasus pembunuhan, tercatat 15 kasus pada 2023, 15 kasus pada 2024, dan tujuh kasus sepanjang Januari-Oktober 2025.

Kasus perampokan menunjukkan 31 kasus pada 2023, 27 kasus pada 2024, dan 21 kasus dalam 10 bulan pertama tahun ini. Sementara untuk pembakaran, terjadi dua insiden pada 2023, tiga insiden pada 2024, dan tidak ada laporan hingga Oktober 2025.

ADVERTISEMENT

Kementerian Luar Negeri Jepang menegaskan bahwa seluruh data tersebut mencakup kasus di mana tersangka utamanya adalah warga negara China.

"Dalam pengumuman terbaru Pemerintah China, terdapat pernyataan yang menyebutkan bahwa telah terjadi lonjakan kasus kriminal terhadap warga negara Tiongkok di Jepang tahun ini, yang menunjukkan peningkatan risiko keselamatan. Namun, pernyataan tersebut tidak benar," pernyataan saimpaikan.

Langkah Jepang membantah klaim Beijing ini muncul setelah hubungan kedua negara memanas. Pemerintah China sebelumnya bereaksi keras terhadap pernyataan Perdana Menteri Jepang, Takaichi Sanae, mengenai kemungkinan keadaan darurat jika terjadi konflik terkait Taiwan.

Sebagai respons, Beijing menyerukan warganya untuk menghindari perjalanan ke Jepang dan lebih berhati-hati bila berencana menempuh pendidikan di sana. China juga menuding kejahatan terhadap warganya semakin merajalela, sebuah klaim yang kini dipatahkan oleh data resmi Jepang.




(upd/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads