Selain berhasil menjangkau berbagai wilayah di Indonesia melalui rute penerbangan pesawat, Lion Group juga mampu memberikan kontribusi di bidang lainnya. Inovasi di industri penerbangan diacungi jempol.
Kini Lion Group memiliki tempat untuk melakukan perawatan pesawat yakni Batam Aero Technic (BAT), sehingga secara ekosistem penerbangannya cukup komplet. Saat ini BAT sudah memiliki tujuh hangar berskala internasional.
Selain itu, BAT sudah mendapatkan sertifikasi dari banyak negara. Status tersebut menjadikan BAT pusat perawatan pesawat paling mutakhir buatan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom menganugerahkan penghargaan dengan kategori pelaku industri penerbangan berpengaruh di Indonesia.
"Terima kasih kepada detikcom atas penghargaan yang diberikan kepada Lion Group, tentunya ini sebuah prestasi dan juga sebuah kebanggaan buat kami semua," kata Presiden Direktur Lion Group Capt. Daniel Putut Kuncoro saat hadir di detikcom Awards di Hotel Westin Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Pengembangan ekosistem aviasi yang dilakoni Lion Group bukan hanya dari sisi konektivitas dan juga perawatan pesawat saja. Di tahun ini, Lion Group juga menjajal ke dunia pendidikan, yakni lewat Politeknik Kirana.
Capt. Daniel mengatakan Politeknik Kirana mampu mencetak insan-insan aviasi yang berkualitas, yang nantinya mempunyai wawasan dan daya saing tinggi untuk mengembangkan sektor aviasi.
"Lion Group sendiri bukan hanya di industri penerbangan. Tapi kami di tahun 2026 kita mulai masuk ke industri seperti perawatan pesawat dan juga kami mengembangkan pendidikan," ujarnya.
Polteknik Kirana miliki Lion Group ini memiliki tiga jurusan, yakni Teknologi Rakayasa Pemeliharaan Pesawat Udara, Teknologi Rekayasa Avionik, dan Logistik Industri.
(upd/fem)












































Komentar Terbanyak
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi
Makam Ulama Abal-abal di Lamongan Dibongkar, Namanya Terdengar Asing
Agen Travel China Pusing, 90% Wisatawan Batalkan Liburan ke Jepang, Minta Refund