Tolak Belanja, 23 Turis 'Disekap' Pemandu Wisata di Toko Oleh-oleh

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tolak Belanja, 23 Turis 'Disekap' Pemandu Wisata di Toko Oleh-oleh

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 03 Des 2025 09:50 WIB
Tolak Belanja, 23 Turis Disekap Pemandu Wisata di Toko Oleh-oleh
Ilustrasi toko oleh-oleh China (Getty Images/tobiasjo)
Chengdu -

Rombongan turis dikurung di dalam toko oleh-oleh setelah menolak belanja. Pelakunya adalah si pemandu wisata.

Pengalaman buruk itu diceritakan oleh pemenang kompetisi Campus SuperStar 2007, Shawn Tok, melalui Instagram Stories. Dia mengatakan peristiwa itu itu dialami saat melakukan perjalanan ke Chengdu, China selama sembilan hari pada November 2025.

Saat berkunjung ke sebuah toko, Shawn bersama kelompok wisatanya dipaksa oleh pemandu untuk membeli oleh-oleh, mulai dari batu giok, aksesoris perak, sisir, hingga obat-obatan herbal. Mereka menolak permintaan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemandu wisata ngotot meminta mereka belanja dan Shawn bersama rombongan itu bersikukuh menolaknya. Si pemandu makin kesal hingga kemudian menyekap mereka di dalam toko itu.

Pemandu tersebut mengatakan bahwa dia harus bisa mencapai target penjualan di toko yang bermitra dengan agen tur. Biasanya kuota penjualan itu berpengaruh terhadap komisi, bisa mendapatkan bonus saat mampu memenuhi target itu atau justru denda apabila tidak mampu mencapai target.

ADVERTISEMENT

Shawn dkk bukannya sama sekali tidak belanja saat tur itu. Mereka mengatakan sudah menghabiskan sekitar 105.000 yuan atau sekitar Rp 246 juta, tetapi pemandu wisata mengatakan bahwa nominal belum mencapai targetnya.

Shawn tidak percaya dengan alasan sang pemandu wisata. Dia kembali memeriksa kontrak perjalanan dan memastikan tidak ada satu pun klausul yang mewajibkan wisatawan membeli barang atau menanggung target penjualan apa pun.

Dia juga menegaskan bahwa, menurut hukum setempat, menghentikan wisatawan di toko untuk memaksa mereka berbelanja bukan hanya tidak tercantum dalam kontrak, tetapi juga merupakan tindakan ilegal.

Karena itu, Shawn bersama rombongannya melapor kepada pihak berwenang dengan dugaan penipuan melalui praktik belanja paksa. Mereka menyerahkan riwayat transaksi hingga struk pembelian sebagai bukti.

Otoritas China merespons. Mereka turun tangan. Agen tur kemudian mengembalikan dana penuh kepada seluruh peserta tur.

Insiden itu kemudian memicu perdebatan ramai di media sosial. Warganet memperingatkan para wisatawan untuk berhati-hati dengan tur murah dan agen yang mencurigakan di platform media sosial.

"Entah melakukan perjalanan bebas dan mudah atau memesan dengan agen yang memiliki reputasi baik," saran salah satu pengguna di media sosial dilansir Vietnam Express, Rabu (3/12/2025).

China juga meningkatkan penegakan hukum terhadap praktik belanja paksa. Cara itu sering menjerat pelanggan dengan iming-iming tur murah, tetapi kemudian menekan turis-turis untuk membeli oleh-oleh di toko-toko yang telah ditunjuk.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads