Telat datang ke bandara dan ditinggal pesawat pastinya bikin kesal. Di kota besar seperti Jakarta, kemacetan menjadi salah satu momok yang sering membuat traveler telat dan ditinggal pesawat.
Mengetahui permasalahan pelik tersebut, detikTravel pun sempat bertanya pada para Komunitas d'Traveler yang mengaku belum pernah ketinggalan pesawat. Bukan suatu hal yang mustahil. Intinya Anda harus tahu bagaimana cara menyiasati hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Check in online, membantu! Dengan catatan tidak ada bagasi ya. Soalnya kalau ada bagasi kan harus tetap antre dulu dan biasanya antre," saran Catur.
Sejumlah maskapai memang telah menyediakan jasa check in online di situsnya masing-masing minimal minus 1 hari sebelum waktu keberangkatan. Selain lebih praktis dan efisien, traveler juga bisa memilih bangku pesawat yang dikehendaki.
Selain melakukan check in online, Catur juga mengaku selalu menyisihkan waktu dengan datang ke bandara beberapa jam lebih awal. Catur yang memiliki ayah seorang guru, sejak kecil telah menerapkan nilai disipilin untuk urusan berangkat ke bandara.
"Kalau bapak saya guru, sudah biasa tepat waktu. Biasa sedia waktu tiga atau lima jam. Lebih baik menunggu di bandara ketimbang telat," ujar Catur.
Hal serupa juga dikemukakan oleh d'Traveler bernama Novi Kusumayanti (40). Novi yang tinggal di Jakarta juga mengaku kalau selalu menyisihkan waktu antara dua atau tiga jam untuk pergi ke bandara. Selain itu, Novi juga lebih senang terbang dengan penerbangan pertama di hari itu.
"Selama ini selalu ambil penerbangan pertama. Soalnya saya merasa tidak pernah kena macet pada penerbangan pertama," ujar Novi.
Sebagai warga ibukota, Novi tentu akrab dengan kemacetan yang sering terjadi di Jakarta. Novi pun sering memantau kemacetan melalui medsos hingga bertanya dengan teman. Dengan melakukan hal tersebut, Novi pun dapat memeperkirakan waktu tempuh yang dibutuhkan agar on time ke bandara.
Hebatnya, Novi juga pernah berangkat ke bandara pada malam hari sebelum waktu keberangkata dan menginap di bandara. Semua itu dilakukannya agar tidak ketinggalan pesawat dan menghemat ongkos transportasi.
"Pernah waktu itu penerbangan jam lima pagi, jam segitu kendaraan umum di rumah saya belum operasi. Jadi saya berangkat ke bandara naik kendaraan umum yang paling malam dan menginap di bandara," kenang Novi sambi tertawa.
Selain Novi, seorang d'Traveler bernama Nanang (35) yang tinggal di Bekasi juga punya kiat yang tidak jauh berbeda. Jarak rumah di Bekasi dengan bandara di Cengkareng mengharuskannya untuk menyediakan waktu lima jam!
"Biasa saya nggak tidur, siapin waktu lima jam. Dua jam di jalan, satu jam santai, satu jam buat check in," papar Nanang.
Untuk mencapai bandara dari Bekasi, Nanang biasa mengendarai motor menuju Stasiun Bekasi dan menitipkan motornya di sana. Dari sana Nanang melanjutkan perjalanan dengan naik Bus DAMRI. Kebetulan Bus DAMRI beroperasional 24 jam nonstop.
Melihat perjuangan para d'Traveler di atas, tentunya wajar apabila mereka selalu on time dan tidak pernah ketinggalan pesawat. Sekiranya traveler dapat mengambil ilham dari kisah mereka agar tiba on time dan tidak ketinggalan pesawat. Selamat mencoba!
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit