Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Selasa, 25 Agu 2020 18:07 WIB

TRAVEL-TIPS

Tips Belajar Bahasa Asing Sebelum Traveling dari Agustinus Wibowo

Femi Diah
detikTravel
Agustinus Wibowo
Penulis buku perjalanan Agustinus Wibowo (dok. pribadi)
Jakarta -

[Gambas:Video 20detik]



Bisa berkomunikasi dengan penduduk lokal di tujuan wisata bakal memudahkan traveler. Penulis buku-buku perjalanan Agustinus Wibowo memiliki trik untuk belajar cepat bahasa asing.

Agustinus selalu berupaya untuk mempelajari bahasa lokal di negara yang didatanginya. Dia pun mampu berkomunikasi dengan penduduk setempat.

Pria asal Lumajang, Jawa Timur itu memang tetap mengandalkan bahasa Inggris. Tapi, dia selalu menyiapkan waktu satu bulan untuk mempelajari bahasa negara tujuan.

"Rata-rata aku pakai bahasa Inggris, yang penduduknya bisa berbahasa Inggris. Tapi, kalau ke sebuah negara yang sekiranya mayoritas tidak bisa berbahasa Inggris, aku akan belajar bahasa daerah mereka," kata Agustinus dalam perbincangan dengan detikTravel.

"Misalnya sebelum ke India, aku belajar bahasa Urdu, ke Afganistan aku belajar bahasa Persia, begitu pula saat ke Iran. Juga ketika ke Mongolia, aku juga belajar bahasa mereka. Karena, saat ke pedesaan, warganya nggak bisa bahasa Inggris," ujar Agus, sapaan karib Agustinus Wibowo.

Kendati bisa berkomunikasi dengan berbagai bahasa, Agus enggan disebut sebagai poliglot. Agus mendapatkan kemampuan itu dengan belajar keras sebulan penuh.

Penulis buku Titik Nol, Selimut Debut, dan Garis Batas itu memanfaatkan berbagai media untuk mempelajari bahasa asing.

"Kalau dibilang poliglot ya enggak tahu. Aku belajar saja sebelum pergi. Belajar sendiri, pakai buku, pakai aplikasi," ujar Agus.

"Aku biasanya cari buku pelajaran, belajar mandiri. Aku selalu belajar dengan cara tradisional, mempelajari grammar dan kosakata kemudian mencoba bikin kalimat sendiri. Bukan cuma menghapal yang ada di buku," Agus menjelaskan.

Selama mempelajari berbagai bahasa asing, Agus yang tinggal di Beijing selama sembilan tahun itu menilai, bahasa Mongolia yang paling sulit. Sebab, tulisan dan pengucapan amat berbeda.

"Belajar bahasa Persia itu 1-2 bulan sebelum masuk Afganistan. Setelah satu bulan di sana sudah lancar. setelah tinggal dua tahun di sana, sudah bisa wawancara," ujar Agus.

"Ada yang enggak mudah untuk dipelajari. Itu bahasa Mongolia. Selama satu bulan sebelum berangkat saya belajar bahasa Mongol, ternyata bahasa tulis dan ucapnya beda banget. Sampai enggak ngerti apa yang ditulis dan diomongin itu enggak ngerti hahaha," Agustinus Wibowo mengisahkan.

(fem/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA