Keterbatasan penglihatan yang dimiliki anak tuna netra tidak menyurutkan semangat mereka saat berwisata menjelajah museum. Buktinya hari ini, 17 anak tuna netra bisa menikmati Museum Nasional dengan cara menyentuh.
Museum adalah salah satu tujuan favorit untuk agenda study tour, mengingat banyaknya informasi sejarah yang penting diketahui anak-anak. Rasa penasaran yang sama juga melanda anak-anak tuna netra, yang memiliki keterbatasan penglihatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak ini berasal dari Yayasan Elsafan di Jakarta Timur. Keterbatasan penglihatan terbukti tidak menyurutkan niat mereka untuk menjelajah museum, dan mendapat banyak ilmu pengetahuan baru.
"Tema kita kali ini Kisah Cinta Klasik: Museum Touching Tour," ujar salah seorang fasilitator dari komunitas Museum Ceria, Amdi Ariefianto kepada detikTravel di Museum Nasional, Jl Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (22/2/2013).
Acara yang bekerja sama dengan CSR Bina Sarana Informatika (BSI) ini diadakan dalam rangka Hari Kasih Sayang. Seiring dengan itu, tema yang diangkat kali ini adalah kasih sayang antara ibu dengan anak.
"Ada dua kisah, yang pertama antara Ganesha dengan ibunya yang bernama Parwati, dan Garudea dengan ibunya yang bernama Kadru," tutur Direktur Museum Ceria, Ajeng Ayu Arainikasih dalam acara yang sama.
17 Anak tuna netra berkeliling museum, sambil diceritakan soal dua kisah tersebut. Untuk menguatkan cerita, mereka boleh menyentuh patung dan arca di dalam museum tersebut. Sebelumnya anak-anak ini sudah mengenakan sarung tangan agar tidak merusak peninggalan sejarah di Munas.
"Inilah kenapa dinamakan Museum Touching Tour, karena medianya dengan sentuhan," lanjut Amdi.
Mereka menyentuh patung dan arca dengan sangat hati-hati. Meresapi setiap lekuk agar bisa mendapat bentuk sempurna dari para Dewa yang diceritakan. Anak-anak yang berusia 8-15 tahun ini tampak bersemangat untuk mencari tahu bagaimana bentuk Dewa Siwa, Dewa Wishnu, dan patung-patung lainnya. Tak jarang celetukan polos terdengar saat mereka meraba patung dewa-dewa.
"Wah! Hidungnya mancung! Rambutnya keriting!" kata seorang anak saat meraba patung Dewa Siwa.
Waktu terus bergulir, namun anak-anak ini masih saja bersemangat. Wisata museum kali ini diakhiri dengan makan siang. Ramai sekali, beberapa anak bahkan tak sabar ingin segera menceritakan agenda jalan-jalan mereka kepada teman dan keluarga.
Hari ini Munas sedang dipadati turis. Mayoritas pengunjung berasal dari mancanegara. Tiap Jumat, museum akan tutup pukul 11.30 WIB dan akan kembali buka pukul 13.00 WIB.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional