Jembatan Kayu Asli Papua, Seperti Apa?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jembatan Kayu Asli Papua, Seperti Apa?

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 01 Okt 2015 14:30 WIB
Jembatan kayu kampung Soroba di Wamena (Randy/detikTravel)
Wamena - Suku Dani di Papua juga punya jembatan kayu yang khas dan ipakai untuk menyeberangi derasnya sungai. Bentuknya menyilang, menancap di dasar sungai dan sedikit ngeri saat menyebranginya.

Suku Dani di Papua memiliki budaya yang begitu kaya dan sangat terampil. Salah satu buktinya dapat dilihat dari jembatan kayu tradisional yang berada di jalan menuju Kampung Soroba di Wamena, Papua.

Jembatan itu pun dilewati oleh detikTravel dan rombongan Mahakarya Indonesia yang sedang melakukan trip budaya ke rumah Suku Dani di Kampung Soroba Senin pekan lalu (14/9/2015). Namun sebelum mencapai kampungnya, semua orang yang mau menuju ke sana diharuskan untuk melewati sebuah jembatan kayu terlebih dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, terdapat sungai yang melintang di jalan menuju Kampung Soroba. Mau tidak mau, jembatan kayu tradisional itu berfungsi sebagai satu-satunya akses menuju kampung. Suku Dani lah yang membuat jembatan itu untuk menyeberang.

"Ini salah satu jembatan tradisional khas Suku Dani. Dibuat dari kayu pohon chin," ujar pemandu wisata Mahakarya Indonesia yang bernama Herriman Sihotang sembari menunjuk salah salah satu pohon.



Jembatan kayu itu tampak begitu sederhana. Batang-batang kayu ditancapkan ke dasar sungai secara menyilang, kemudian dihubungan dengan tali serta kawat dan kayu yang berfungsi sebagai pijakan.

Walau lebih pendek dan cukup sederhana, namun secara fungsi jembatan itu menjadi penghubung di atas derasnya sungai. Semua orang yang mau ke Kampung Soroba harus lewat jembatan itu.



"Penduduk kampung atau turis yang mau datang harus lewat jembatan ini, tidak ada jalan lain. Hati-hati dan pegangan saja," cerita Herriman.

Tentu traveler harus berhati-hati saat melewati jembatan itu. Selain cukup licin, hanya ada satu atau dua pijakan kayu memanjang yang menjadi tumpuan kaki. Amannya traveler harus melangkah sambil berpegangan pada kayu di sisi kiri kanan jembatan. Kalau tidak hati-hati ya bisa nyemplung ke sungai. Seru bukan?

(aff/aff)

Hide Ads