Kami berangkat dari resort tempat kami menginap pagi-pagi sekali. Kami tak ingin kehilangan waktu sedikitpun untuk segera tiba di sana. Cerita tentang keelokan teluk Kabui membuat kami penasaran. Ratusan pulau karang terjal dengan terumbu karang dangkal yang dapat dinikmati dengan snorkling, gua-gua, kampung nelayan Buton pembuat ikan asin, dan tentu saja, perpaduan yang indah antara birunya langit, cahaya matahari, dinding karang yang ditumbuhi pohon-pohon dan warna biru kehijauan air laut yang jernih. Bahkan kami dapat melihat dengan jelas dasar laut dangkal yang kami lalui.
Memasuki Teluk Kabui yang sangat luas, sekelompok lumba-lumba menyambut kami dengan lompatannya yang anggun. Sebuah tarian sambutan bagi kedatangan kami. di kejauhan, dinding-dinding karang Pulau Waigeo dan Pulau Gam mulai terlihat. Awalnya hanya terlihat seperti sisi pulau pada umumnya. Namun setelah kami mendekat ke salah satu sisi, puluhan bahkan ratusan pulau karang terjal tersembunyi di balik hijaunya pohon. Seakan sedang berada di sebuah labirin besar, kamipun menyusuri celah demi celah tebing pulau. Tak henti-hentinya kami mengagumi keindahan yang kami saksikan. Pulau-pulau besar-becil dengan tebing karang yang beberapa diantaranya bahkan melebihi tinggi pohon kelapa seakan menjadi hamparan batu-batu raksasa yang tertata rapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah 20 menit melanjutkan perjalanan, kami tiba di sebuah mulut gua di dinding karang. Kamipun memutuskan untuk berhenti dan mencoba memasuki gua tersebut. Mulut gua itu tampak rendah. Bahkan kami harus membungkukkan badan untuk dapat masuk kedalamnya. Karena mulut gua itu berada di pantai, maka air lautpun menggenang setinggi pinggang hingga ke dalam gua. Tidak seperti di bagian mulutnya yang rendah, langit-langit gua bagian dalam sangat tinggi. Membentuk sebuah aula besar dengan hiasan stalagtit yang melengkapi kekaguman kami.
Penjelajahan menelusuri keindahan Teluk Kabui kami akhiri di bagian ujung teluk. Sebuah celah sempit memanjang yang merupakan selat antara Pulau Waigeo dan Pulau Gam. Dinding karang yang tinggi dan lebatnya pepohonan seakan melindungi jernihnya air laut dan beragam ikan di bawahnya. Snorkling adalah pilihan yang tepat. Hingga tak terasa waktupun berlalu. Seharian sudah kami menjelajahi Teluk Kabui. Kamipun harus kembali ke resort sebelum hari gelap agar tak tersesat diantara celah-celah tebing karang.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau