Pulau Ahe: Pulau paling Terpelihara dan Terkelola di Kawasan Taman Laut Teluk Cendrawasih

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Endro Catur Nugroho|5772|PAPUA 1|27

Pulau Ahe: Pulau paling Terpelihara dan Terkelola di Kawasan Taman Laut Teluk Cendrawasih

- detikTravel
Rabu, 06 Apr 2011 11:09 WIB
PAPUA - Di perairan lepas Nabire terdapat beberapa kepulauan kecil yang menyimpan potensi wisata. Secara adat, kepulauan dan pulau-pulau di dalamnya dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat adat. Pulau-pulau yang tidak ditinggali dikelola secara kolektif juga oleh masyarakat. Beberapa pulau bahkan sudah dijadikan tempat wisata yang dikelola secara profesional. Dari seluruh pulau, Pulau Ahe nampaknya selangkah lebih maju dalam pengelolaannya.

Terletak di Kepulauan Mambor, satu jam berperahu motor arah timur laut Kota Nabire, Pulau Ahe punya pantai putih paling bersih di antara pulau-pulau sekitarnya. Memang, pantai pasir putih di pulau lain pun bersih dari sampah buatan manusia. Hanya saja, batang-batang pohon berukuran besar seringkali memenuhi pantai berpasir putih hingga menyulitkan pengunjung untuk menikmatinya. Untuk fotografer, batang-batang kayu terkadang sangat fotojenik. Untuk pemuja pasir putih yang bersih minus 'pengganggu', Pulau Ahe adalah tempatnya.

Pantai yang landai cocok untuk bermalas-malasan. Pasir putihnya bersih tak ternoda sedikitpun oleh batang-batang kayu. Apalagi sampah. Di salah satu tanjung ada sebuah rumah panggung tempat tamu pulau ini makan sembari menikmati ikan-ikan yang berkeliaran di bawahnya. Di balik rerimbunan pohon, beberapa buah bungalow tersedia untuk tamu yang menginap. Bisa dibilang, Pulau Ahe sudah cukup lengkap sebagai sebuah tempat berwisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, pulau ini bukan untuk sembarang orang.
Ketika datang, saya diinformasikan untuk reservasi terlebih dahulu oleh pihak pengelola. Bersama dengan masyarakat setempat, pengelola pulau ini nampaknya bermaksud membuat sebuah contoh manajemen pulau kecil sebagai destinasi ekowisata. Dengan kata lain, jumlah pengunjung pun dibatasi. Konon, agar beban ekologis tidak terlalu tinggi. Dimengerti.

Sayang memang, niat baik kami untuk mempromosikan pulau ini terhalang ketatnya birokrasi oleh pengelola pulau. Setelah bernegosiasi pun kami tetap diminta untuk meninggalkan pulau tanpa diijinkan mengambil foto dari atas pulau.

Sangat dimaklumi jika akhirnya Pulau Ahe sangat terjaga. Kerjasama antara masyarakat setempat dan swasta bisa jadi contoh yang baik untuk pulau-pulau lain. Tak cuma di Teluk Cendrawasih, tapi juga di seluruh Indonesia.

Tapi, satu pertanyaan tertinggal di benak saya: anehkah jika saya merasa seperti tamu tak diundang di rumah sendiri?
(gst/gst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads