Dari situ kami melanjutkan ke hutan sekunder,bekas ladang-ladang lada yang telah ditinggalkan dan pepohonan baru mulai tumbuh.Ini juga disukai oleh tarsius.Tapi kami belum melihat pantulan warna merah dari mata tarsius di bawah dedaunan pohon-pohon.Di sini harus hati-hati karena banyak perangkap pelanduk.Selama perjalanan,kami menemukan beberapa perangkap yang masih kosong.
Memasuki hutan primer yang berada di belakang ladang lada,mata kami persiapkan lebih awas karena pepohonan semakin rapat dan cukup sulit menemukan hewan yang hanya berukuran 15 sentimeter itu.Sekilas ada pantulan berwarna merah dari salah satu batang pohon,kami kejar,tapi kemudian menghilang.Pemandu kami adalah warga setempat yang telah dibina dan dilatih oleh Kelompok Pecinta Lingkungan Belitung (KPLB), meminta kami untuk mengendus bau pesing air seni yang bisa menjadi pertanda keberadaan peli'lean. Samar-samar tercium bau namun ketika didekati bau itupun menghilang.
Ketika kami akan kembali ke Tarsius Sanctuary,pantulan cahaya merah itu terlihat di salah satu pohon di antara hutan dan bekas ladang.Tapi hanya sebentar saja sehingga tak sempat untuk mengabadikannya.Trekking tarsius watching berakhir pukul 24.00 malam itu.
Tarsius Sanctuary merupakan tempat konservasi tarsius bancanus saltator atau peli'lean.Sebuah sangkar sengaja dibangun dan disiapkan oleh pengelola, KPLB, bagi pengunjung yang tidak ingin ikut dalam aktivitas tarisius watching untuk melihat sepasang tarsius di dalamnya.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau