Secantik Ini Desa Nelayan di Jepang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Secantik Ini Desa Nelayan di Jepang

Anggung Nastiti - detikTravel
Senin, 09 Des 2019 21:40 WIB
loading...
Anggung Nastiti
Ine no funaya yang terletak di Kyoto Utara
Funaya yang berarti rumah perahu
Suasana di dalam desa nelayan Ine
Pemandangan dari dalam bus menuju Ine
Mengisi energi dengan kopi setelah berkeliling Ine
Secantik Ini Desa Nelayan di Jepang
Secantik Ini Desa Nelayan di Jepang
Secantik Ini Desa Nelayan di Jepang
Secantik Ini Desa Nelayan di Jepang
Secantik Ini Desa Nelayan di Jepang
Jakarta - Apa yang ada di benak kamu saat mendengar desa nelayan? Jangan salah, desa nelayan di Jepang ini begitu cantik dan jadi destinasi wisata!Kyoto memang menjadi salah satu destinasi wisata andalan Jepang sehingga menjadikannya selalu ramai wisatawan. Nah jika Kyoto terasa terlalu ramai, Anda mungkin bisa coba pergi ke utara untuk berkunjung ke sebuah desa nelayan.Adalah Ine no funaya, sebuah desa tradisional nelayan Jepang di prefektur Kyoto utara, tepatnya di distrik Yosa, di sekitar teluk Ine, yang menawarkan keindahan alam yang tak kalah memikat dari tempat-tempat wisata di Kyoto pusat. Ine no funaya juga disebut-sebut sebagai salah satu desa paling indah di Jepang.Hal yang khas dan unik dari Ine adalah funaya, yang secara harfiah berarti 'rumah perahu'. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 230 rumah perahu di kawasan Ine. Umumnya, rumah-rumah perahu ini terdiri dari dua lantai dimana lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal dan lantai bawah sebagai garasi perahu yang langsung terhubung dengan perairan teluk.Ine menjadi salah satu wishlist utama dalam perjalanan solo saya ke Jepang. Beruntung, penantian saya untuk bisa sampai ke Ine tak berakhir sia-sia karena pada akhirnya, kesabaran saya membuahkan hasil tatkala promo gledek dari Tiket.com beberapa bulan lalu akhirnya membawa saya mewujudkan mimpi untuk menginjakkan kaki di surga tersembunyi di Kyoto utara ini.Untuk mencapai Ine, saya menggunakan kereta dari Kyoto selama dua jam dan dilanjutkan dengan naik bus lokal selama sekitar satu jam dari stasiun Amanohashidate yang berjarak sekitar 15 kilometer. Selama perjalanan menuju Ine, saya disuguhi pemandangan yang menakjubkan, mulai dari gunung, laut hingga rumah-rumah di gang-gang kecil yang menjadi ciri khas suasana pedesaan Jepang.Tak sampai di situ, pemandangan yang tak kalah indahnya juga bisa saya saksikan begitu turun dari bus. Burung-burung camar yang terbang kesana-kemari di antara rumah perahu dan perairan teluk, seolah menjadi penyambut kedatangan saya di tempat ini.Untuk berkeliling di kawasan Ine, selain dengan berjalan kaki, pengunjung juga dapat menggunakan sepeda yang disewakan secara cuma-cuma. Tak hanya itu, bagi pengunjung yang ingin mengamati keindahan desa ini dari sisi laut juga bisa naik kapal yang beroperasi mengelilingi teluk Ine sembari berinteraksi dan memberi makan burung-burung camar yang terbang di atas kapal.Setelah puas berkeliling menikmati setiap sudut perkampungan nelayan Ine, saya sempatkan untuk mampir ke salah satu kafe untuk mengisi kembali energi dengan sepotong kue coklat dan secangkir kopi hangat. Menghabiskan waktu dengan duduk di kafe menikmati kudapan sembari memandang lepas jauh perairan teluk Ine dengan rumah-rumah perahunya, menjadi salah satu hal terbaik yang sayang jika dilewatkan.Selain itu, kini terdapat beberapa funaya yang juga mulai banyak disewakan oleh penduduk sekitar sebagai tempat penginapan bagi pelancong yang tertarik untuk bermalam dan menghabiskan waktu lebih lama di desa ini. Bagi Anda yang berminat, Anda juga bisa cek di Tiket.com untuk mendapatkan penginapan yang sesuai dengan preferensi dan kenyamanan Anda.Jadi bagi Anda yang merasa Kyoto sudah terlalu sesak oleh wisatawan, Anda bisa kabur sejenak dari hiruk pikuk suasana kota dan mampir ke Ine untuk menikmati suasana tradisional dari sebuah desa nelayan Jepang. Deru suara air laut yang menenangkan mampu menciptakan kesempatan untuk lebih intim dengan alam, ditambah suasana desa yang lengang sebab jarang wisatawan, menjadi beberapa nilai plus yang tidak dimiliki Kyoto, namun justru mampu Ine tawarkan.
Hide Ads