Pengalaman Tak Terlupakan di China Karena Kendala Bahasa
Jumat, 02 Agu 2019 14:25 WIB

Nur Azizah
Jakarta - China memang cantik namun bahasanya terbukti cukup sulit. Liburan ke China tanpa persiapan bahasa rupanya bisa membuat perjalanan jadi kendala.China adalah salah satu negara yang paling berkesan sekaligus menantang untuk saya. Bukan karena negaranya, tapi warganya yang membuat saya kebingunan.Hampir sebagian besar warga negara China tidak bisa menggunakan bahasa inggris. Terlebih, kota yang saya kunjungi bukan kota besar seperti Beijing, Guangzhou, Huangzhou dan lainnya.Saya menjelajahi Kunming, Lijiang, dan Shangri-La, kota yang masih asing di telinga para traveler. Saya pun baru mengenal tempat ini tiga bulan sebelum menjelajahinya. Tiga kota ini terletak di China bagian Barat Daya. Shangri-La berbatasan dengan Tibet, sedangkan Kunming berbatasan dengan Vietnam.Warga lokal di tiga kota itu hampir bisa dikatakan buta bahasa inggris. Bahkan, banyak dari mereka yang tak tahu bahasa umum seperti wi-fi, toilet dan station. Ini menjadi petaka bagi saya.Kejadian ini bermula pada hari kedua di stasiun kereta bawah tanah Kunming. Saat itu saya dan ketiga teman berencana bekunjung ke Kunming Railway Station, stasiun kereta antar kota. Tak ada petunjuk arah, jadi kami memutuskan bertanya pada petugas dan sejumlah penumpang."Peron mana yang ke arah Kunming Railway Station?", tanya saya pada mereka. Bolak-balik bertanya, mereka hanya menggeleng. Sudah dipastikan mereka tidak paham. Padahal, kami sudah menggunakan google terjemah.Sudah setengah jam,tapi kami belum dapat jawaban yang meyakinkan. Jawaban yang kami dapatkan berbeda-beda, ada yang menyarakankan ke peron sebelah kanan, ada pula yang menyarakan sebelah kiri. Untuk menyakinkan, kami kembali bertanya pada salah satu petugas.Petugas perempuan itu meyakinkan kami bahwa kereta di peron sebelah kananlah yang mengantar kami ke Kunming Railway Station. Dengan sigap, saya melangkah ke dalam kereta, sementara tiga teman saya masih bicara dengan petugas tersebut. Tiba-tiba pintu kereta tertutup, saya panik.Dari luar teman saya memberi isyarat bahwa ponsel saya tertinggal. Saya makin panik. Terbawa kereta tanpa ponsel ibarat tersesat di hutan belantara. Saya mencoba bertanya pada salah satu penumpang, tapi nihil. Saya lupa kalau mereka tidak mengerti bahasa Inggris, bahkan anak mudanya sekali pun.Beberapa saat sebelum kereta melaju, saya memberi isyarat pada teman-teman untuk bertemu di stasiun pertama. Tapi saya tak yakin mereka paham atau tidak."Ketemu di stasiun setelah ini, 1 stasiun lagi 1 stasiun lagi", kata saya dari balik pintu berlapis 2. Tiba-tiba kereta langsung melesat dengan cepat menuju terowongan.Semua penumpang menatap ke arah saya. Saya hanya diam dan berdoa dalam hati agar bisa bertemu teman-teman kembali. Tiba-tiba pikiran negatif datang, menakuti-nakuti kalau seandainya kami tidak akan bertemu lagi. Untuk melapor ke KBRI China pun sulit karena tidak tahu arah.Akhirnya saya turun di stasiun pemberhentian pertama, tempat yang saya isyaratkan kepada teman-teman. Saya terus berdiri dan menunggu mereka tiba. Setelah 15 menit, mereka datang. Drama hampir hilang di China pun berakhir.Perkara bahasa di China memang menjadi masalah bagi traveler yang tak bisa berbahasa Mandarin. Seharusnya, di transportasi dan ruang publik menyediakan petunjuk dengan dua bahasa. Ini tak hanya berlaku di China, tapi di seluruh negara. Fungsinya untuk memudahkan para turis yang datang.Petualangan ke China memang ada bagian yang amat menyedihkan tapi sekaligus pengalaman tak terlupakan. Bisa dibilang, ini extraordinary traveling menurut saya. Tapi saya yakin langkah saya di negara berikutnya tidak akan menyedihkan seperti ini.Dubai, salah satu dream destination saya. Negara yang penuh keindahan dan kejutan. Kalau saat di China hilang di kereta, di Dubai saya ingin merasakan sensasi hilang di gurun pasir, hilang di gedung tertinggi dan hotel termewah, menaiki onta bekeliling gurun pasir, menyaksikan gemerlap Dubai saat malam hari dan bermain dengan flamingo.
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour