
Jakarta - Meski tidak masuk dalam daftar destinasi wisata halal terbaik di dunia, Thailand punya wisata yang cukup ramah muslim. Kota Bangkok salah satunya.Persentase umat muslim di Negara Gajah Putih memang tidak sebanyak di Indonesia, namun tidaklah terlalu sulit untuk menemukan tempat ibadah seperti masjid maupun musala (atau juga disebut surau). Street food atau restoran yang menyediakan makanan halal juga bisa dengan mudah ditemukan di tempat-tempat wisata maupun pusat perbelanjaan.Walaupun menemukan masjid atau musala untuk melaksanakan kewajiban salat lima waktu bagi umat muslim tidak semudah ketika berada di Indonesia, akan tetapi hal ini masih dapat diatasi. Traveler dapat menggunakan aplikasi penunjuk arah untuk mencari lokasi masjid atau musala terdekat.Saat traveler tengah berkeliling di pusat kota Bangkok, atau berada di kawasan sekitar Wat Arun, maka jangan lewatkan untuk singgah ke salah satu masjid tertua di Thailand. Ton Son Mosque namanya, atau sebut saja masjid Ton Son. Masjid ini berlokasi di Khlong Bangkok Yai, Wat Arun, Distrik Bangkok Yai. Masjid ini bisa dikatakan masjid tertua yang ada di Bangkok. Didirikan pada masa Kerajaan Ayutthaya (1350-1767) di pemerintahan Raja Narai pada tahun 1688 oleh Chao Phraya Ratchawangsanseni (Mahmud). Nama awal dari Masjid Ton Son ini adalah Kudi Yai, yang merupakan singkatan dari Kudi Bangkok Yai.Dahulu, masjid ini dibangun menggunakan kayu jati, dengan arsitektur bangunan mirip tempat ibadah umat Buddha. Namun kemudian umat muslim di Bangkok merenovasi masjid dengan struktur bangunan baru. Masjid diubah menjadi bangunan beton pada masa pemerintahan Raja Rama II di tahun 1952, karena bangunan lama sudah dianggap terlalu tua untuk dibangun ulang. Nama Ton Son sendiri berasal dari dua pohon pinus kembar (di Thailand disebut Ton Son) yang ditanam di depan pintu gerbang masjid. Di dalam masjid ini terdapat sebuah mimbar cantik yang disebut Mimbun, sejumlah kaligrafi, gambar Kakbah dan masjid di Makkah, serta terdapat sejumlah benda-benda yang berasal dari masa pemerintahan Raja Taksin (28 Desember 1767 - 6 April 1782).Untuk mencapai lokasi masjid ini, traveler cukup berjalan kaki dari Wat Arun mengikuti aplikasi penunjuk arah. Meski jarak Wat Arun dan Masjid Ton Son cukup jauh, tapi perjalanan akan terasa menyenangkan jika traveler berjalan bersama beberapa rekan sambil bercengkerama. Jalanan di Thailand juga ramah pejalan kaki, sehingga Traveler akan merasa nyaman. Di perjalanan, Traveler juga dapat menemukan spot-spot foto yang menarik untuk diabadikan,Γβ loh. Di sekitar masjid ini juga terdapat sejumlah penjual makanan halal, meski tidak sebanyak di tempat-tempat lain yang menjadi pusat wisata.Setelah puas berjalan-jalan di salah satu situs sejarah di Bangkok, saatnya berbelanja! Untuk berbelanja, Traveler dapat mengunjungi beberapa pusat perbelanjaan yang tersebar di sejumlah titik. Pusat-pusat perbelanjaan di Bangkok, biasanya menyediakan Prayer Room yang dapat Traveler gunakan untuk menunaikan kewajiban salat. Dalam pusat perbelanjaan seperti MBK, Platinum, Siam Paragon dan beberapa mal lain telah tersedia Prayer Room yang cukup memadai.Jika berbelanja membuat Traveler lapar, di tempat-tempat tersebut juga tersedia banyak stall makanan yang ada di food court, atau restoran yang memberi label halal pada menu makanan dan papan nama restorannya. Tidak hanya dapat menemukan olahan seafood yang halal, tapi sejumlah stall juga menyediakan makanan khas Thailand seperti Tom Yum, ragam makanan India, bahkan makanan Timur Tengah. Kurang puas hanya menyantap makanan yang ada di dalam pusat perbelanjaan? Traveler bisa mengunjungi sejumlah restoran halal yang juga tersebar di Bangkok, loh. Jadi, jangan khawatir kelaparan di Bangkok yaa Traveler! Cukup siapkan budget yang cukup untuk membeli makanan yang diidamkan.Nah selanjutnya, ketika traveler berkunjung dan berbelanja ke pasar-pasar yang terkenal di Bangkok, seperti Pratunam Market atau Chatuchak Weekend Market saat memasuki waktu salat, di lokasi ini juga tersedia beberapa musala. Meski lokasinya cukup sulit untuk ditemukan, namun dengan bantuan aplikasi penunjuk arah dan bertanya kepada orang lokal, maka traveler akan dibantu untuk sampai ke musala.Di Pratunam Market misalnya, jika traveler mengikuti petunjuk sesuai aplikasi, maka Traveler akan diarahkan pada sebuah restoran halal yang berlokasi di kawasan Pratunam Market, lokasinya tidak jauh dari mal Platinum. Awalnya mungkin Traveler akan dibuat bingung dengan arah yang ditunjukkan oleh aplikasi, namun di sini jangan malu untuk bertanya, karena warga lokal sangat ramah. Bahkan jika Traveler bertanya, maka traveler akan diantar hingga menemukan musala yang dicari. Benar saja, lokasi ini memang agak sulit ditemukan, karena musala berada di lantai dua sebuah restoran yang menjajakan makanan halal.Untuk masuk ke musala harus melewati bagian dalam dari restoran, kemudian menaiki tangga yang berada di bagian belakang bangunan untuk menuju lantai dua. Tidak terlalu besar, namun cukup untuk berjamaah sekitar 10-15 pria dan 4-5 wanita di bagian belakang. Untuk menggunakan musala ini, Traveler tidak perlu menjadi pelanggan di restoran ini terlebih dahulu. Meski tidak membeli sesuatu dari restoran ini, tapi Traveler tetap akan disambut dan dibantu dengan ramah.Setelah menunaikan ibadah, saatnya berburu street food. Di Pratunam, Traveler dapat menemukan begitu banyak penjualan makanan pinggir jalan alias street food. Tidak banyak memang street food halal yang dijajakan. Tapi sejumlah penjual mengklaim makanan yang dijualnya halal dengan cara menggantungkan label halal di tempat jualannya, layaknya beberapa stall makanan yang ditemui dalam pusat perbelanjaan.Lanjut ke kawasan Chatuchak Weekend Market yang super luas. Di sini Traveler dapat menemukan dua titik lokasi musala terdekat jika mencari dari aplikasi penunjuk arah. Namun keduanya hanya dibuka ketika pasar akhir pekan beroperasi, yakni Jumat-Minggu. Jika Traveler datang saat hari biasa, musala di kawasan ini ditutup. Wajar saja, salah satu titik yang ditunjukkan merupakan sebuah kios yang ada dalam pasar, sehingga hanya buka mulai Jumat sore hingga Minggu. Saat datang ke Chatuchak Weekend Market, usahakan sesuai jadwal beroperasi, agar dapat berburu segala jenis barang yang dicari dengan harga miring sepuasnya. Tentunya dengan hasil tawar-menawar dengan penjual yaa. Jadi pastikan Traveler punya skill dalam hal tawar-menawar. Sesuaikan juga budget dengan kebutuhan, jangan sampai khilaf yaa Traveler, hihi.Lokasi surga belanja selanjutnya adalah Asiatique The Riverfront yang terkenal dengan bianglala raksasa ikoniknya yang bercahaya cantik di malam hari. Di sini ribuan kios menjajakan beragam jenis oleh-oleh, mulai dari makanan, suvenir bahkan perawatan tubuh atau kosmetik yang memang juga banyak diproduksi di Negara Gajah Putih ini. Harga bersaing antara kios satu dengan yang lain, jangan sampai menyesal karena menemukan harga lebih murah di kios lain setelah membeli sesuatu. Jadi, pastikan cari harga termurah dulu ya Traveler! Di sini banyak penjual yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik, jadi akan memudahkan Traveler dalam tawar-menawar.Di Asiatique The Riverfront juga tersedia banyak stall kuliner. Banyak di antaranya yang menjajakan makanan halal. Atau jika ingin makan di luar kawasan Asiatique, traveler dapat berjalan ke arah jalan raya, menyeberang, dan menuju sebuah masjid bernama Bang Uthit. Masjid ini dibangun pada awal abad ke-20 oleh umat muslim Thailand. Namun sekitar tahun 2015 lalu, masjid ini direnovasi berkat bantuan Turkish Cooperation anda Coordination Agency (TIKA). TIKA merupakan sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan kerja sama pembangunan Turki di luar negeri.Dikutip dari Daily Sabah, masjid ini telah menjadi saksi kerja sama Thailand dan Turki sejak masa Kerajaan Siam dan Kekaisaran Ottoman selama lebih dari seabad. Masjid ini memiliki bagian dalam cantik dan terkesan mewah dengan aksen keemasan. Bagian mimbar masjid direnovasi dengan ornamen marmer khusus yang dikirim langsung dari Turki. Terdapat pula mezanin yang dibangun khusus untuk ruang beribadah bagi jemaah wanita.Di sekitar masjid ini terdapat sejumlah penjual makanan yang menjajakan makanan halal. Ada juga semacam food court dengan beragam pilihan makanan dan minuman. Mulai dari makanan dan minuman autentik Thailand, makanan Melayu, India, Timur Tengah, bahkan makanan Indonesia. Harganya? Jangan ditanya, sangat terjangkau. Tinggal pilih sesuai selera dan budget traveler saja.Untuk traveler muslim yang ingin bepergian ke Negeri Gajah Putih, jangan ragu untuk menabung dan membeli tiket, serta keperluan akomodasi selama di sana. Tidak perlu khawatir akan sulit menemukan makanan halal dan tempat ibadah. Perbanyak mencari referensi dan buat rencana perjalanan adalah salah satu solusi agar traveler lebih mudah saat berada di negara tujuan.Nah, setelah berkunjung ke negara dengan perbedaan yang cukup banyak dengan Indonesia, tentunya traveler akan mendapat pengalaman dan pelajaran baru yang menarik. Traveler belajar mengenai penerimaan (acceptance) akan segala perbedaan yang ada. Dengan ini, toleransi akan adanya keberagaman setidaknya meningkat.Setelah melihat Thailand dengan segala keragamannya, saya memiliki banyak tujuan extraordinary travel atau perjalanan luar biasa lain yang sangat diimpikan. Di mana salah satunya adalah berkunjung ke Dubai. Jauh memang, tapi ini merupakan salah satu tujuan yang sudah sejak lama diimpikan. Salah satu kota yang begitu dikagumi. Kota dengan berjuta inovasi. Bangunan megah, lokasi wisata mewah, pemandangan indah semua ada di salah satu kota di UEA ini.Di kota yang begitu menawan ini, tentunya banyak hal yang dapat dilakukan. Mulai dari berkunjung ke gedung-gedung mewah pencakar langit, mengunjungi pusat perbelanjaan modern, melihat panorama kota dengan inovasi yang luar biasa, menikmati indahnya gemerlap lampu-lampu kota ketika malam hari, bahkan bisa juga menikmati keindahan kota tua ala Timur Tengah di Medinat Jumeirah. Selain itu, kota yang terletak di sepanjang garis pantai Teluk Persia (Persian Gulf) ini juga memiliki pemandangan memesona yang indah dari pulau-pulau buatannya (reklamasi), termasuk di antaranya adalah Palm Island dan The World Islands (pulau-pulau reklamasi yang menggambarkan pulau-pulau yang ada di dunia, termasuk juga pulau-pulau yang ada di Indonesia).Beragam informasi dari kota superinovatif ini tersedia dari berbagai sumber, terutama di dunia maya. Informasi dan seluk-beluk dari kota indah ini dapat diperoleh dengan mudahnya. Bagaimana bisa tidak memimpikan untuk pergi ke sana?
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol