Yuk, Belajar Tenun di Desa Sukarare Lombok
Jumat, 22 Feb 2019 10:56 WIB

Feti Habsari
Jakarta - Keindahan alam Lombok menjadi magnet kuat bagi wisatawan untuk datang ke sini. Lombok juga punya desa tenun, bukan Desa Sade, ini Sukarare.Lombok tidak hanya punya pantai dan jajaran gilinya loh, tapi juga keunikan suku khas dan kerajinan tenunnya. Saat mengunjungi Lombok biasanya kita akan diajak ke Desa Sade yang sudah lebih banyak didengar dan dikunjungi. Namun Lombok juga punya Desa Wisata Sukarare. Desa ini menawarkan wisata dan info perihal kain tenun yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar.Di desa wisata tenun khas Lombok, Desa Sukarare kita akan otomatis diajak melihat-lihat hasil produksi kain tenun khas suku sasak serta dijelaskan berbagai macam apa-apa yang perlu dijelaskan. Selain itu kita bisa banyak bertanya perihal kain tenun. Bukan hanya hasilnya, tapi kita diperlihatkan juga proses pembuatannya dan boleh mencoba membuatnya pula. Ini merupakan sebuah destinasi unik bagi saya pribadi. Bukan sekadar berwisata, tetapi juga belajar.Setiba di Lombok, saya tidak pusing perihal akomodasi untuk berkeliling. Pilihan saya selalu jatuh pada sewa mobil di Tiket.com. Karena di Tiket.com #semuaadatiketnya jadi liburan nggak perlu repot dan pusing. Mudahnya cara pemesanan dan banyaknya promo semakin memikat hati. Sebab liburan nggak perlu mahal. Sewa mobil dari Tiket.com sudah tersedia di beragam kota di Indonesia. Cukup buka aplikasinya, pilih kota yang dituju, dan tentukan tanggal, berapa lama sewa, dan berapa mobil yang akan disewa. Tiket.com bekerjasama dengan penyedia car rental yang menyediakan pelayanan dan selalu memberikan harga terbaik di setiap kota.Tiba di Bandara International Lombok, mobil yang disewa telah siap sedia menjemput dan mengantar ke mana pun. Driver pun siap selalu memberi informasi yang kita butuhkan. Maka saat itu saya langsung diantar ke Desa Wisata Sukarare.Saat baru turun dari mobil, akan ada mbak-mbak atau mas-mas yang langsung memandu kita. Tidak perlu ditolak, karena mereka tidak pasang harga tinggi layaknya guide profesional yang sudah pasang tarif. Di sini mereka tidak meminta kita untuk bayar jasa mereka, tapi kita bisa memberi tips sukarela seikhlasnya.Di tempat ini kita tidak hanya dijelaskan ini itu, tapi juga akan dipakaikan pakaian adat khas suku sasak Lombok. Dan lagi-lagi ini gratis. Jika biasanya di tempat wisata saat kita ingin menggunakan pakaian khasnya itu harus bayar sewa, kalau di sini free. Kurang enak apa lagi coba?Dengan menggunakan pakaian adat khas Lombok kita diajak berkeliling untuk foto-foto dan melihat-lihat cara pembuatan kain tenun. Bukan sekadar melihat saja, mereka juga cukup ramah untuk menawarkan apakah kita ingin mencoba merasakan membuat kain tenun. Jangan khawatir soal sesi foto-foto, di sini mbak/mas pemandunya akan sigap fotoin kita dengan hasil yang oke. Selesai itu kita juga bisa berbelanja hasil produksi kain tenun dan sejenisnya jika berminat.Tersedia beragam kain tenun dari harga ratusan ribu hingga bernilai jutaan rupiah. Selain kain, ada pula tas, dompet, pakaian, dan sebagainya. Menurut info, tidak sedikit orang membeli kain tenun untuk kemudian dibingkai dan dipajang di dinding rumah.Hasil tenunan khas Sukarare adalah Songket yang biasa digunakan pada saat upacara adat. Menggunakan benang-benang pilihan yang kuat dan juga tidak mudah luntur karena terbuat dari bahan alami. Jadi dijamin hasilnya ini asli dan bagus."Di sini perempuan kalau ingin menikah harus bisa menenun dulu. Kalau belum bisa menenun belum boleh menikah," terang pemandunya.Waw! Untungnya saya sudah menikah meski tidak bisa menenun. Sebab untuk bisa menenun itu tidaklah mudah bagi saya pribadi. Butuh keuletan dan kesabaran ekstra serta tenaga yang kuat. Belum lagi proses pembuatannya yang tidak sebentar, rasanya membuat pinggang jadi pegal duduk dalam waktu yang lama.Tenun merupakan pekerjaan utama bagi perempuan desa tersebut selain bertani. Katanya, di Lombok itu kaum perempuan yang mencari nafkah. Selain bertani, menenun menjadi mata pencaharian juga. Maka, jika ingin menikah para perempuan harus sudah bisa menenun agar bisa menghasilkan uang untuk biaya hidup.Bayangkan, kalian harus duduk tegak dengan penyangga sebilah kayu di bagian panggul yang harus ditarik dan dikencangkan agar tidak lepas. Kemudian membuat pola dengan alat khusus. Saat mulai menenun harus dengan sabar dan teliti memasukkan helai demi helai benang, kemudian dikencangkan dengan cara menarik bilah bambu dengan kencang. Sebab jika tidak, maka helaian benang tidak akan terjalin rapi dan rapat.Proses membuat kain tenun pun cukup panjang dan lama. Biasanya sekitar satu bulan untuk menyelesaikan satu kain. Jadi tidak heran kan kalau harganya juga mahal.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!