
Jakarta - Traveler suka fenomena alam dan akan mengunjungi Kawah Ijen? Ini tipsnya.Bagi traveler yang suka fenomena alam dan tidak takut akan ketidakpastian, Ijen adalah tempat yang pas untuk mencoba jiwa petualang. Kita dapat melihat langsung kehidupan nyata penambang belerang yang mempertaruhkan nyawa dan akan membuat kita lebih rendah hati dan bersyukur dengan apa yang kita miliki.Ada beberapa hal yang perlu di ketahui sebelum datang ke Ijen. Trip ke Ijen ini tidak di sarankan untuk yang punya riwayat sakit asma dan mudah panik terhadap asap pekat dan berbau gas jadi sebaiknya bagi mereka yang cepat panik tidak disarankan turun ke kaldera walau sudah menggunakan masker gas khusus.Untuk selalu diingat karena Blue Fire ini adalah fenomena alam maka tidak ada jaminan akan terlihat setiap hari pada saat kita turun ke kawah. Sering muncul asap sulfur pekat yang beracun, terpaksa kita harus membatalkan turun ke kawah demi keselamatan.Perjalanan untuk melihat fenomena blue fire dimulai malam hari. Suhu yang cukup dingin dan jalur pendakian berpasir, tidak ada pembatas tebing yang layak serta tidak adanya tim penyelamat yang siap setiap saat misalnya terjadi keseleo atau patah kaki saat pendakian sehingga tidak bisa melanjutkan pendakian. Karena hal ini sering ditemukan di pendakian Ijen.Maka dari itu traveler harus mempersiapkan alat yang perlu dibawa seperti senter, jaket yang tahan cuaca dingin, sarung tangan dan masker gas bila punya sendiri tetapi jika tidak punya kita bisa sewa masker gas cukup membayar Rp 50 ribu.Ketika kita turun ke kawah kita akan berpapasan dengan turis yang akan naik dan saat bersamaan ada penambang yang membawa hasil tambang berupa belerang dengan berat 70-90 kg. Kita wajib memberikan jalan untuk penambang ini lewat karena mereka sedang mencari nafkah.Bagaimana tips untuk mendaki dan turun ke Kawah Ijen? Perjalanan dimulai dengan berjalan 4 km pada pukul 02.00 pagi hari dari basecamp. Satu jam awal pendakian jalur masih lebar tanpa batu dan datar sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Mungkin kita akan kehabisan napas, maka istirahatlah dan ambil napas tiap 5 menit karena ini bukan perlombaan. Sedangkan 30 menit terakhir dari total 2 jam perjalanan kita akan bertemu dengan jalur yang lebih landai.Akan sangat membantu jika membawa bambu atau ranting yang kuat sebagai penyeimbang di satu jam pendakian. Satu hal yang sering dilupakan bahwa tidak ada toilet umum setelah kita meninggalkan basecamp. Sebaiknya ke toilet dulu sebelum pendakian kecuali terbiasa buang air kecil atau buang air besar di toilet umum dekat basecamp atau Anda harus melakukannya di semak-semak.Kami tiba di Kawah Ijen pada pukul 03.30 kemudian turun ke bawah kaldera. Jalurnya sangat sempit, ada bambu kecil untuk pegangan namun tidak ada pembatas yang jelas.Berhati hati lah, saat kita tidak nyaman turun ke kawahnya karena kepungan asap, kita dapat melihat dari kejauhan, si blue fire. Dengan arah angin yang setiap saat bisa berubah maka asap sulfur pun sering datang tiba tiba pada saat menuruni tangga menyebabkan pandang tidak jelas dan membuat kita panik.Hanya satu jalur untuk turun ke kawah sehingga harus bergantian. Jangan sampai kita tergesa-gesa. Pastikan kita aman atau persilahkan saja jika ada yang ingin mendahului kita.Ingat keamanan kita lebih penting. Jika fisik kita fit dan kuat menahan pekatnya bau asap sulfur sebaiknya turun untuk rasakan sendiri pengalaman langka di dunia ini. Pengalaman yang unik melihat api biru di tengah malam dan melihat langsung kegiatan penambangan sulfur paling beresiko di dunia.Danau di Kawah Ijen ini bersifat asam dan konon suhunya panas, jangan sekali-kali menyentuhnya cukup mengambil foto atau selfie dengan latar belakang danau berwana toska itu.Tidak terasa sunrise muncul dan saat yang bersamaan blue fire akan menghilang setelah pukul 05.00 pagi. Kita bisa membeli suvenir untuk menambah pendapatan para penambang atau sebagai pengingat hebatnya perjuangan saudara kita di Ijen untuk mencari nafkah.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum