Bertahan di Titik Beku Bromo
Minggu, 25 Nov 2018 22:45 WIB

Jakarta - Bromo, salah satu destinasi wisata di Jawa Timur ini begitu populer. Keindahannya jadi kenangan mains, termasuk dinginnya!Kali ini 3 hijaber. Saya, kakak dan keponakan mengunjungi Kota Malang sekaligus singgah ke kota tetangga. Batu. Kami menikmati dinginnya Bromo dalam suhu hampir mendekati 0 derajat, hingga secara khusus seharian mencicipi kuliner dari yang legendaris hingga nasi Bakar yang seharusnya masuk rekor sebagai nasi bakar dengan jarak terjauh.Tidak mungkin, datang ke Malang tanpa singgah ke Bromo. Kami hanya memakai jasa tour 1 hari yang dimulai tengah malam ke sana. Berat rasanya mengangkat badan saat sudah waktunya terlelap tidur. Kami sudah harus bersiap jam 11 malam. Karena tepat jam 12, kami akan dijemput elf. Saya dan kakak bergantian mengecek kebutuhan, sarung tangan, masker, termos isi air panas, dan Tolak Angin sudah tersimpan aman di dalam tas. Sebelum kami keluar hotel masing-masing kami minum 1 sachet Tolak Angin untuk mengatasi masuk angin dan menghangatkan badan.Musim panas bulan Agustus justru menjadi saat terdingin di Bromo. Saat kami datang, suhu di Puncak penanjakan sudah berkisar 3-4 derajat. Suhu ini jauh lebih hangat kata pakde memilik kedai kopi yang kami singgahi sebelum menuju puncak pananjakan. Karena 2 minggu lalu suhu di puncak tertinggi untuk menikmati matahari terbit di Bromo mencapai angka 0 derajat. Suhu 'hangat' yang terasa sampai otak saya ini tidak mengganggu keasyikan menikmati setiap detiknya.Apalagi kami sampai cukup awal, jadi bisa menikmati taburan bintang bagai abon di piring nasi. Serius! Saya belum pernah melihat titik-titik bintang begitu banyak, seolah mengisi semua area langit seperti ini. Sayangnya karena kamera yang kami bawa hanya kamera ecek-ecek, momen ini hanya bisa kami nikmati lewat mata saja, tidak bisa terabadikan. Maaf.Setelah melihat langit di timur mulai mengeluarkan cahaya matahari perlahan. Saya hanya bisa mengucapkan syukur kepada Sang Ilahi yang menciptakan dunia begitu detail dan indah. Hamparan gelap yang sebelumnya membuat saya bertanya-tanya, pelan-pelan mulai terlihat.Β Di sanalah letak Gunung Bromo, dan beberapa bukit kecil di sekitarnya. Ada juga Gunung Semeru yang mudah ditandai lantaran puncaknya mengeluarkan asap pekat. Suasana mulai menghangat dan saya pun lupa bahwa sebelumnya bergantian antara istigfar dan menggerutu lantaran udara dingin bagai membekukan otak.Bangku dari semen untuk duduk-duduk menikmati matahari terbit bak balok-balok es. Saya hanya bisa berdiri kalau rasanya sudah kebas, atau duduk lagi saat lutut dan kaki linu karena udara dingin. Beruntung air panas yang kami bawa di dalam termos kecil menjadi obat untuk mencegah dehidrasi. Dalam mug kecil kami bergantian menikmati Tolak Angin yang dicampur ke dalam air panas. Menghirup uap air yang bercampur dengan aroma mint Tolak Angin terasa hangat dan segar masuk melalui hidung dan tenggorokan kami. Badan pun menghangat.Selama 4 hari 3 malam, kebersamaan kami di Malang-Batu membuat kami saling perhatian. Dan ada peran Tolak Angin di situ. Ceritanya begini, keponakan saya adalah penderita maag. Buat saya dan kakak, yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut. Kami santai saja, tetapi tidak dengan keponakan kami.Di hari ketiga, saat kami berencana menjelajahi kuliner Kota Batu-Malang, keponakan saya meminta Tolak Angin, Karena ia lupa meminumnya ketika sarapan tadi. "Agar perut tidak kembung," katanya. Saya tidak membawanya karena semua obat-obatan sudah saya simpan di hotel. "Tidak apa-apa," katanya.Tapi dia tidak bisa menyembunyikan kekhwatiran di wajahnya, sehingga saya pun meminta supir berhenti di minimarket terdekat. "Oke, tidak boleh lupa besok," gumam saya dalam hati.Sejak itu sebelum memulai hari, saya atau kakak saling mengingatkan apa saja yang perlu dibawa untuk hari itu. Dan Tolak Angin selalu masuk dalam daftar teratas.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
Warga Harap Wapres Gibran Beri Solusi Atasi Banjir Bali
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC