Menyusuri Masa Lalu Yogyakarta di Kotagede

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menyusuri Masa Lalu Yogyakarta di Kotagede

Fia Anggraeni - detikTravel
Selasa, 04 Des 2018 11:30 WIB
loading...
Fia Anggraeni
Penjual jamu di Pasar Legi Kotagede, semuanya dikerjakan secara tradisional.
Rangga, guide kami saat itu dari @jogjagoodguide da teman-teman peserta walking tour.
Salah satu bangunan tua di Kotagede
Berfoto bersama peserta lain di depan Rumah Pocong. Serem nggak?
Tips penting buat walking tour: Bawa Tolak Angin
Menyusuri Masa Lalu Yogyakarta di Kotagede
Menyusuri Masa Lalu Yogyakarta di Kotagede
Menyusuri Masa Lalu Yogyakarta di Kotagede
Menyusuri Masa Lalu Yogyakarta di Kotagede
Menyusuri Masa Lalu Yogyakarta di Kotagede
Jakarta - Kota Pelajar Yogyakarta tak hanya punya gudeg, tapi juga aneka objek wisata bersejarah. Misalnya seperti di area Kotagede.Yogyakarta is always a good idea! Sudah nggak terhitung berapa kali aku pergi ke Yogya. Saking seringnya, sampai sekarang aku masih bercita-cita bisa bekerja dan tinggal di Kota Gudeg ini.Alasannya sederhana. Kota ini memiliki banyak destinasi wisata yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Harapannya, tiap weekend aku ingin bisa mengeksplor tempat baru kalau menetap tinggal di sini.Di Asia sendiri, Kota Yogyakarta menjadi salah satu kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Apalagi belakangan telah terselenggara festival film bertaraf internasional di Yogya, yaitu Jogja-NETPAC Asian Film Festival alias JAFF.Menurut pihak Kementerian Pariwisata, event seperti ini mampu menggaet turis lebih banyak. Maka nggak heran ya kalau Yogya sekarang juga jadi incaran wisatawan asing.Lanjut lagi soal wisata di Yogya. Banyak banget destinasi wisata di sini. Kita tinggal pilih wisata budaya, kuliner, sejarah atau belanja, semuanya ada.Nah kalau buat aku pribadi. Aku selalu berusaha menghindari tempat wisata yang terlalu ramai, karena tempat yang indah biasanya jadi sulit dinikmati karena serbuan pengunjung.Beruntungnya buat traveler sepertiku, di Yogya sudah ada wisata dengan konsep 'walking tour.' Saat ini berwisata dengan konsep walking tour sudah bukan hal yang asing di Indonesia.Selain di Yogya, konsep ini telah menarik banyak perhatian traveler di Jakarta, Solo dan Semarang. Di Jakarta sendiri, aku udah ikut 8 rute yang berbeda.Biaya dari walking tour ini bisa disesuaikan dengan tingkat kepuasan kita. Nah ini, bisa jadi ide seru buat anak kos yang pengen jalan-jalan tapi tetap sesuai dengan budget.Nantinya ada satu guide yang akan menemani perjalanan kita. Untuk pengalaman pertama ikut walking tour di Yogya, aku memilih rute Kotagede.Tur dimulai dari Pasar Legi Kotagede, di sini kita masih bisa menjumpai kipo, jajanan khas Kotagede yang udah jarang banget ditemui.Terus ada juga penjual jamu tradisional yang masih menggunakan batok kelapa sebagai pengganti gelas dan memeras langsung jamu pesanan pengunjung.Memilih rute Kotagede saat walking tour di Yogya, rasanya kita seperti diajak menyusuri masa lalu Yogya. Seperti yang diceritakan Rangga, tour guide kami. Kotagede ini merupakan kawasan bersejarah di Yogya, lekat dengan lahirnya kerajaan Mataram.Makanya nggak heran ya kalau kita jalan-jalan di Kotagede ini banyak bangunan tua yang dilindungi. Katanya sih, bangunan-bangunan di gang kecil di Kotagede ini arsitekturnya masih khas kebudayaan Mataram.Jadi buat kamu traveler pecinta sejarah atau pengen dekat dengan kisah sejarah seperti di buku semasa kita di SD dulu, walking tour bisa jadi pilihan.Selanjutnya kita menuju ke makam raja-raja mataram yang suasanya terasa sangat tenang dan teduh. Rupanya tempat ini sangat dekat dengan Masjid Gedhe Mataram Kotagede.Selanjutnya kita menuju Rumah Pesik. Sayangnya kita nggak sempat masuk karena waktu yang sangat terbatas. Kabarnya rumah ini penuh dengan benda-benda antik dan kuno. Dilihat dari arsitektur di luar rumahnya saja, rumah ini sangat unik. Kalau rejeki ke Yogya lagi, udah pasti aku pengen mampir ke sini.Jarak beberapa meter, kami sampai di Rumah Pocong. Wah, serem ya dengarnya! Tapi syukurlah kami berkunjung di siang hari. Nama Rumah Pocong disematkan untuk rumah tua ini karena sering dipakai untuk 'uji nyali.'Kabarnya, yang uji nyali di sini nggak pernah bertahan lama. Hanya dalam hitungan menit para peserta menyerah karena melihat sosok berwarna putih di sana. Gimana? Kamu tertarik nggak buat uji nyali di rumah ini juga?ENggak terasa matahari semakin terik, tibalah kita di titik terakhir walking tour. Kami berhenti di Omah UGM. Membaca namanya pasti sudah bisa ditebak. Jadi rumah ini dibeli oleh UGM pasca gempa dahsyat yang melanda Jogja pada tahun 2006 silam.Rumah tradisional ini digunakan untuk kegiatan masyarakat di bidang pelestarian pusaka. Kami pun beristirahat di sini sembari meluruskan kaki dan ngobrol ke sana kemari dengan peserta lainnya.Begitulah kira-kira. Mengikuti walking tour tak hanya menambah wawasan tapi juga menambah teman. Intinya, nggak ada salahnya buat mencoba hal baru saat berkunjung ke luar kota.Walking tour bisa jadi pilihan kamu selanjutnya. Beberapa tips dariku buat kamu yang pengen berwisata ala walking tour. Selain membawa payung dan air putih, wajib bawa Tolak Angin sebagai teman perjalanan.Karena beraktivitas di luar ruangan seperti yang tadi ku ceritakan, itu rawan banget lho. Ternyata bikin kita masuk angin. Nah kenapa Tolak Angin? Jelas karena Tolak Angin telah terbukti mengatasi masuk angin.Ramuan herbal terstandar ini bisa menghempaskan gejala masuk angin seperti kembung, mual,sakit perut, pusing, meriang dan tenggorokan gak enak.Nggak cuma itu saja, Tolak Angin juga bisa kamu minum pas badan rasanya capek berat dan kurang tidur di perjalanan. Traveler pintar, pasti bawa Tolak Angin.
Hide Ads