Lebih Rinci Mengenal Komodo, Legenda dan Kawasannya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lebih Rinci Mengenal Komodo, Legenda dan Kawasannya

FATMA ATIK - detikTravel
Sabtu, 22 Des 2018 11:30 WIB
loading...
FATMA ATIK
Welcome to Komodo Village
Asyiknya bermain dengan Komodo
Surga tersembunyi di Puncak Padar
Welcome to Paradise in Gili Lawa Island
Jadi, mau ke mana pun tiket.com aja!
Lebih Rinci Mengenal Komodo, Legenda dan Kawasannya
Lebih Rinci Mengenal Komodo, Legenda dan Kawasannya
Lebih Rinci Mengenal Komodo, Legenda dan Kawasannya
Lebih Rinci Mengenal Komodo, Legenda dan Kawasannya
Lebih Rinci Mengenal Komodo, Legenda dan Kawasannya
Jakarta - "Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya," kata Ir. Soekarno.Indonesia merupakan negara kebanggaan, negara yang tak hanya kaya akan budaya tetapi juga kaya akan keindahan alam bak surga dunia yang memanjakan mata. Aku bangga menjadi anak INDONESIA. Yah kalimat tersebut menggambarkan perasaanku karena bangga menjadi anak Indonesia, negeri yang menawarkan sejuta pesona wisata alam yang memanjakan mata.Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, Indonesia memiliki segudang wisata alam bak surga dunia yang menjadi magnet turis Internasional untuk mengunjungi Indonesia. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi dan dieksplore di negara Indonesia selain Pulau Bali dan Raja Ampat adalah Pulau Komodo. Pulau yang terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur ini resmi diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia yang menjadi The New 7 Wonders of Nature sebagai habitat asli reptil Komodo Dragon.Pulau yang menjadi kebanggan Indonesia karena satu-satunya tempat di dunia yang menjadi habitat reptil purba langka Varanus Komodoensis atau biasa disebut komodo. Berkesempatan mengabdi selama 45 hari sejak bulan September-November 2018 di Pulau Komodo merupakan hal yang tak kan terhapus dari memori. Kami 15 pemuda pemudi bangsa yang tergabung dalam KKN Mandiri UNNES Desa Komodo memiliki tekad kuat untuk mencerdaskan dan memajukan pendidikan bangsa di berbagai pelosok negeri sesuai cita-cita PBB yang tercantum dalam The Sustainable Development Goals (SDGs). Inilah ceritanya.Keseruan Perjalanan dari Semarang sampai Pulau KomodoPerjalanan ini tak secepat yang kalian bayangkan, kami membutuhkan waktu 4 hari hingga sampai di tempat tujuan. Teriknya sinar mentari diiringi hembusan angin berdebu kota menemani awal perjalanan kami menyusuri hamparan gedung Kota Semarang-Surabaya menggunakan kereta api yang menghabiskan waktu sekitar 5 jam pada hari Jumat 21 September 2018. Sesampainya di Stasiun Pasar Turi Surabaya kaki kami tak henti melangkah menuju pelabuhan untuk mengarungi samudra menuju NTT menggunakan kapal Amarisa selama 2 hari.Sebagai mahasiswa milenial, teknologi memudahkan kita dalam berbagai hal termasuk traveling. Mulai dari membeli tiket pesawat, tiket kereta api, memesan kamar hotel, sewa mobil, hingga tiket event dan atraksi bisa dilakukan lewat ponsel pintar alias smartphone. Yap tiket.com lah andalanku salah satu online travel agent (OTA) yang menawarkan berbagai promo menarik dengan fitur canggih yang memanjakan pelanggan. tiket.com memberi kemudahan kami untuk memesan tiket kereta dengan mudah, cepat dan murah.Senin 24 September 2018, Kaki kami terhenti di Pelabuhan Labuan Bajo, NTT. Sinar jingga keemasan di langit timur menaungi pulau-pulau eksotis di NTT. Deburan ombak, angin sepoi-sepoi diiringi suara mesin kapal nelayan bersatu membentuk kedamaian yang jauh dari ingar bingar keramaian kota. Tak sabar kami ingin mengeksplore keindahan tanah timur ini. Tim Kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Komodo menggunakan kapal kecil nelayan. Kami mengarungi lautan timur sekitar 4 jam dari Labuan Bajo. Desa Komodo termasuk desa terpencil karena letak wilayah geografisnya berada di pulau paling luar dari Kabupaten Manggarai Barat. Sekitar pukul 19.00 WITA kaki kami terhenti di desa tujuan kami yaitu Desa Komodo.Indahnya Desa Komodo, Desa Terpencil dengan Sejuta Pesona Kearifan LokalDesa Komodo merupakan desa terpencil yang jauh dari hingar bingar kota yang terletak di tengah lautan, di bawah kaki Gunung Ara. Desa ini terdiri dari 1500 jiwa dengan mayoritas penghuni desa berasal dari Suku Komodo dan sisanya adalah peranakan Bugis atau Bima. Rata-rata penduduk desa berprofesi sebagai pemahat dan perajin suvenir kayu khas Komodo, nelayan dan guide.Desa Komodo termasuk desa wisata yang sering dikunjungi turis lokal maupun internasional karena kearifan lokal yang masih terpelihara dan keunikan warganya yang tinggal bersama Komodo. Meskipun banyak kasus warga desa dimakan komodo, tetapi warga desa tetap menyayangi komodo. Mereka menganggap bahwa komodo adalah nenek moyang mereka. Sejarah komodo berasal dari seorang Putri Ina Matrea yang melahirkan anak kembar, satu manusia dan satu komodo. Masyarakat sering memanggil komodo dengan sebutan Sebae yang artinya kembaran.Hal yang unik dari desa ini yaitu masyarakat membiarkan kambing peliharaannya berkeliaran di desa, sehingga saat Komodo turun ke desa tidak akan memakan manusia tetapi akan memakan kambing. Tak jarang saat kita berjalan di desa, banyak kambing yang berlalu lalang dan bermain dengan anak-anak. Karena jarangnya pepohonan hijau di desa, kambing di Desa Komodo tidak hanya mengkonsumsi rumput tetapi mengkonsumsi makanan yang sama dengan pemiliknya seperti nasi, ikan, sayur, roti dan kopi.Listrik di desa ini menyala setiap jam 17.00 WITA sampai 06.00 WITA sehingga saat pagi sampai sore hari listrik akan mati. Desa Komodo hanya memiliki satu SD dan SMP yang disebut SD-SMP Satu Atap. Kondisi sekolah masih sangat terbatas karena sekolah tidak memiliki kamar mandi, kekurangan ruang kelas sehingga 1 ruang kelas dibagi menjadi 2 kelas dan beberapa kelas masih menggunakan gubug kecil dipinggir sekolah. Sesuai misi kami sebagai calon pendidik bangsa yang mencerdaskan generasi emas. Kami memiliki beberapa program yaitu program mengajar di SD dan SMP, mengajar cara cuci tangan dan gosok gigi, program mentoring, pelestarian permainan tradisional, membuat vertical garden tanaman toga dari botol bekas, kerja bakti bersih lingkungan, pelatihan Tari Arugelle, pelatihan Nugget bagi perempuan, pembuatan perpustakaan dan senam kebugaran jasmani.Tim KKN bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Pulau Komodo (IMPK) membangun perpustakaan desa. Perjuangan membangun perpustakaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena Desa Komodo terletak jauh dari kota sehingga kami mencari bahan baku bangunan di sekitar desa seperti mencari pasir dan batu di Pulau Pengi, mencari kayu di Gunung Ara, mendatangkan papan, cat dan semen dari Labuan Bajo. Masyarakat bergotong royong untuk membantu pembuatan perpustakaan, mulai dari iuran dana, makanan dan tenaga. Kami berhasil mengumpulkan sekitar 2000 buku yang berasal dari donatur di Pulau Jawa. Selain pengabdian dibidang pendidikan, kami juga melakukan pelatihan pengolahan ikan berupa nugget Ikan bagi Ibu-ibu di desa yang mayoritas bermata pencaharian ibu rumah tangga. Dengan adanya program ini diharapkan perempuan di Desa Komodo menjadi lebih kreatif dalam memanfaatkan ikan menjadi makanan yang memiliki nilai jual lebih sehingga dapat menambah penghasilan keluarga.Selain itu program pengabdian yang kami lakukan yaitu kerja bakti bersih desa. Meskipun Desa Komodo menjadi desa wisata, tetapi kesadaran masyarakat akan kebersihan masih sangat kurang. Jumlah sampah di desa sangat banyak dan berserakan. Banyak warga yang masih membuang sampah di laut karena belum memiliki tempat sampah khusus di rumah. Tim KKN bekerja sama dengan MPS (Masyarakat Peduli Sampah) yang merupakan organisasi yang dibentuk oleh Taman Nasional Komodo melakukan kerja bakti bersih desa. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan desa dari sampah dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk membuang samapah pada tempatnya. Kegiatan bersih sampah tidak hanya dilakukan di desa tetapi juga di tempat wisata seperti Loh Liang, Taka Makassar, Pantai Merah dan Gili Lawa.Tim KKN juga membantu acara pernikahan masyarakat. Salah satu tradisi yang menunjukkan kearifan lokal di Desa Komodo adalah tradisi pernikahan. Hal yang unik dari tradisi pernikahan adalah warga satu desa bersatu beriuran uang hingga terkumpul puluhan juta kemudian warga bergotong royong membuat kue khas Komodo. Sebelum acara pesta, tim KKN bersama pemuda desa mengundang warga untuk menghadiri acara dengan cara door to door ke setiap rumah.Cara mengundang di desa ini masih sangat tradisional karena tidak menggunakan surat undangan. Selama seminggu kaum perempuan memasak makanan khas di rumah pengantin untuk memeriahkan acara. Mereka menyembelih kambing untuk diolah menjadi makanan lezat khas Komodo. Pada malam puncak, tradisi yang harus ada dalam acara pernikahan adalah adu joget. Adu joget dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan melawan keluarga pengantin laki-laki diiringi biduan dari Bima.Pengalaman Unik Bersama Reptil Purba di Desa KomodoTinggal di desa bersama reptil buas komodo merupakan pengalaman unik yang tak terlupakan. Pengalaman unik yang saya alami di desa komodo yaitu suatu hari ada seekor komodo ukuran cukup besar yang memakan kambing. Satu desa berbondong-bondong untuk melihat kejadian tersebut. Ini merupakan hal langka dan pertama kali saya lihat seekor komodo yang hampir sama ukurannya dengan kambing dengan ganas memakan kambing. Seorang guide bernama Makasao mendekati komodo dan berusaha untuk menyelamatkan kambing dari Komodo. Tetapi karena keganasan komodo, kambing tak dapat diselamatkan. Warga sangat ramai menonton dan berteriak agar Makasao menjauh dari Komodo.Pengalaman unik lain di desa Komodo yang pernah saya alami yaitu suatu ketika teman KKN saya sedang membersihkan ikan dibelakang posko tiba-tiba seekor komodo mendekat, dengan terkejut teman saya lari dan komodo mengejarnya. Warga desa berteriak dan segera menggendong anaknya untuk masuk ke rumah. Akhirnya komodo pergi karena diusir oleh guide. Komodo juga pernah turun di sekolah, suatu hari saat anak-anak pulang sekolah, tiba-tiba komodo muncul di depan pintu sekolah, anak-anak heboh sambil berkata, "Ada Ora...Ora (Komodo dalam bahasa setempat)". Akhirnya guru menggiring komodo pergi menggunakan tongkat kayu. Kami juga pernah melihat bangkai komodo yang tergletak di dekat sekolah dengan kondisi perut berdarah. Komodo tersebut mati diduga karena memakan rusa dan tanduknya menancap di perut komodo. Komodo memang sering turun ke desa karena jumlah komodo di kawasan Taman Nasional Komodo sekitar 3012 ekor.Selain di desa komodo, tempat wisata yang berada di dekat desa yang menjadi magnet turis saat berburu komodo adalah Loh Liang. Loh Liang merupakan kawasan di Komodo National Park. Di sana kita akan mengenal komodo lebih dekat karena kita akan diajak menjelajah hutan untuk melihat habitat langsung komodo ditemani guide.Pertama kali saya ke Loh Liang, saya bersama teman-teman perempuan KKN. Kami berdelapan sangat senang karena ini adalah liburan pertama kami disela kesibukan program pengabdian di desa. Akan tetapi saat kami menaiki perahu tiba-tiba HP teman saya tercebur ke laut. Anak-anak SMP dan warga bergotong royong membantu mencari HP. Akan tetapi setelah beberapa waktu mencari, kami belum menemukan HP. Kami cukup sedih karena HP hilang, perasaan itu sirna ketika melihat Komodo. Kami berfoto dengan hewan yang menjadi The New 7 Wonders of Nature dibantu oleh guide.Kali kedua saya ke Loh Liang yaitu bersama Mayarakat Peduli Sampah (MPS) kami ke Loh Liang untuk mengumpulkan sampah yang berserakan. Ketiga kalinya saya ke Loh Liang bersama semua anggota tim KKN ditemani beberapa pemuda Desa Komodo. Di Loh Liang terdapat 3 macam tracking yaitu short tracking, medium tracking dan long tracking. Karena cuaca yang sangat panas, kami memutuskan untuk mengeksplore Loh Liang dengan Medium Tracking. Selama 1 jam kami mengelilingi hutan Loh Liang. Kami melihat kotoran komodo, sumber air minum komodo dan berfoto dengan komodo. Sepanjang jalan mata kami dimanjakan oleh keindahan daun-daun yang berguguran, hutan yang rindang dan melihat hamparan laut lepas yang sangat menawan.Taka Makassar, Surga Bawah Laut yang MengagumkanBersama Masyarakat Peduli Sampah (MPS) dan beberapa petugas Taman Nasional Komodo, kami Tim KKN Mandiri UNNES berkesempatan untuk mengeksplore keindahan Taka Makassar. Tujuan kami tak hanya untuk berwisata melainkan untuk menjaga keindahan ekosistem alam dengan memungut sampah. Sekitar pukul 07.00 pagi kami berkumpul di dermaga Desa Komodo dan menaiki perahu kecil menyusuri laut menuju Taka Makassar. Sepanjang perjalanan kita disuguhkan hamparan air laut biru kehijauan yang sangat jernih sehingga terumbu karang di dasar laut terlihat begitu menawan dilengkapi gugusan perbukitan coklat yang menyejukkan mata.Suara goncangan mesin kapal terhenti menandakan kami telah sampai di Taka Makassar. Mata akan disuguhkan dengan hamparan pasir putih kemerah-merahan berpadu dengan kejernihan air berwarna toska dilengkapi keindahan pemandangan bawah laut yang mempesona. Kapal-kapal terlihat seperti melayang di atas air karena kejernihan air lautnya. Taka Makassar merupakan gundukan pasir putih yang membentuk pulau berbentuk huruf C. Pulau tak berpenghuni ini ditumbuhi ilalang yang menawan dan terkenal dengan surganya snorkling dan diving.Saat kami berada di Taka Makassar, kami bercengkrama dengan segerombolan turis internasional dan mengajak mereka senam pagi. Matahari bersinar cerah diiringi hembusan angin sepoi-sepoi yang membuat kami semakin bersemangat untuk melakukan senam pagi. Iringan lagu daerah NTT mengiringi gerak senam kami membuat tubuh terasa bugar dan semangat. Kemudian kami membersihkan pulau dengan mengambil sampah yang berserakan. Sebagai generasi muda, tidak sepantasnya kita merusak keindahan alam Indonesia dengan membuang sampah sembarangan. Bawalah sampah atau buanglah sampah pada tempatnya agar keindahan alam Indonesia tetap lestari.Guncangan suara perut tak dapat tertahankan lagi, bergegas kami menikmati bekal makanan dari desa sambil bercengkrama menikmati keindahan Taka Makassar. Taka Makassar memiliki keindahan bawah laut yang mengagumkan. Berbagai karang keras dan lunak, keeksotisan bintang laut, gerombolan koral, dan berbagai biota laut seperti ikan kecil dan krustacean menghiasi terumbu karang. Ada juga spot yang menantang adrenalin yaitu Manta Point. Manta Point adalah titik diving di mana kita dapat berinteraksi dengan gerombolan Ikan Pari Manta. Pari Manta adalah spesies ikan pari yang berukuran raksasa yang memiliki sirip mencapai 2 meter dan ekor beracun. Saat kita diving, kita harus didampingi guide agar aman dari sengatan Pari Manta. Sayangnya kami tidak mengeksplore keindahan bawah laut di Taka Makassar karena kami harus melanjutkan perjalanan ke Gili Lawa.Welcome to Gili Lawa IslandGili lawa atau Gili Laba merupakan sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni yang terletak di gugusan Kepulauan Komodo, NTT tepatnya di sebelah utara Pulau Komodo dan langsung berhadapan dengan Laut Flores. Di puncak Gili Lawa terdapat spot instagramable berupa dua pulau yang ditengahnya terdapat perairan semacam selat yang diapit oleh dua buah pulau. Akan tetapi kami tiba di Gili Lawa pada siang hari saat Sang Surya tepat diatas kepala sehingga kami memutuskan untuk menikmati Gili Lawa dari pantai. Semenjak tragedi kebakaran pada tanggal 1 Agustus 2018, Gili Lawa sangat sepi pengunjung. Gili Lawa yang dulunya terkenal dengan keindahan hijaunya hamparan sabana kini telah berubah menjadi gersang dan tandus. Sabana menjadi coklat dan pepohonan terlihat rapuh tanpa daun. Akan tetapi pemandangan tersebut memiliki daya tarik tersendiri, kita seperti berada di Korea dengan suasana musim gugur yang menghangatkan.Di Pulau kecil yang tak berpenghuni ini terdapat satu posko dengan arsitektur khas NTT yang dihuni petugas TNK untuk menjaga dan melindungi Gili Lawa. Kami memutuskan untuk berteduh dari teriknya sinar matahari di Posko TNK sambil mengisi tenaga sebelum memunguti sampah. Kami berbagi cerita dan bercengkrama dengan petugas TNK yang harus bertahan hidup di pulau ini selama 10 hari. Setelah sang surya telah bersembunyi dibalik awan, bergegas kami melangkahkan kaki memunguti sampah di Gili Lawa. Sampah di Gili Lawa tidak terlalu banyak karena jarangnya pengunjung yang datang dan petugas posko telah membersihkan sampah di Gili Lawa. Kami beristirahat di bawah pohon sambil membawa kulit mangga yang buahnya telah kita makan di Taka Makassar. Tiba-tiba segerombolan rusa liar mendekat sambil memakan kulit mangga yang kami bawa. Ini adalah pengalaman pertama saya berinteraksi dengan rusa liar secara langsung. Rusa begitu jinak dan dapat diajak berinteraksi dengan manusia. Rasanya tak ingin kami menyia-nyiakan moment langka ini tanpa mengabadikannya dengan lensa kamera.Senja mulai turun dari peradapannya, kapten kapal bergegas menyalakan mesin untuk mengarungi lautan menuju Desa komodo. Hari ini adalah pengalaman yang luar biasa. Tak hanya menikmati keindahan surga di Taka Makassar dan Gili Lawa kita juga memberikan kebermanfaatan bagi ekosistem alam dengan mengambil sampah.Pesona Keunikan Pasir Merah di Pink BeachBerbeda dengan pasir pantai biasanya yang berwarna hitam atau putih. Pink Beach menawarkan keunikan tersendiri dengan ciri khas pasir pantai berwarna pink kemerah-merahan yang sangat memanjakan mata. Pink Beach merupakan salah satu pantai berwarna Pink dari 7 pantai yang ada di Dunia. Keunikan warna pasir pantai dikarenakan retakan terumbu karang Homotrema Rubrum berwarna merah yang menyelimuri tepi pantai.Pink Beach merupakan destinasi yang wajib dikunjungi saat kalian berwisata di Pulau Komodo. Bersama Masyarakat Peduli Sampah, kami menjelajahi keindahan Pink Beach. Tak hanya untuk berwisata tetapi kami juga mengumpulkan sampah demi terciptanya keindahan surga di Pink Beach.
Hide Ads