Benteng Peninggalan Belanda di Ngawi, Asyik Buat Foto-foto
Senin, 24 Des 2018 14:45 WIB

Tommy Bernadus

Jakarta - Siapa bilang Ngawi di Jawa Timur tidak punya tempat wisata yang instagenic. Ada Benteng Pendem Van Den Bosch yang sarat sejarah dan asyik didatangi.Ngawi? Ngapain di sana? Begitu yang terlintas dalam pikiran saya ketika akan berkunjung ke salah satu Kabupaten di Jawa Timur ini. Ngawi merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.Saya memang ke Ngawi dalam rangka sebuah acara workshop BUMDes dan Sosialisasi OJK. Tapi selesai itu ada wisata apa di Ngawi? Saya tiba di Ngawi dengan bus carteran. Saya tiba sekitar jam 09.00 WIB. Harusnya memang lebih cepat. Namun kemacetan di Alas Roban, Jawa Tengah, membuat kami terlambat tiga jam lebih dari perkiraan waktu.Sampai di Ngawi, saya harus menyelesaikan tugas utama saya, saya masih mencari wisata apa di Kota Ngawi. Kemudian saya menemukan lewat pencarian, Benteng Pendem Van Den Bosch. Wah! Benteng! Menarik nih!Karena hari sudah petang, dan sudah tidak bisa berkunjung ke Benteng Pendem, saya dan teman-teman inovator 4.0 memilih ke Madiun untuk Kulineran. Masih ada hari esok untuk berkunjung. Setelah beristirahat semalam di Ngawi, akhirnya saatnya berwisata ke Benteng Pendem ini.Oh iya, bicara soal Benteng Pendem, saya teringat nama Benteng Pendem yang juga berada di Cilacap Jawa Tengah. Mengapa disebut dengan Benteng Pendem, ternyata karena bentengnya sudah 'terpendam' oleh tanah. Saya pun membayangkan benteng di Ngawi ini terpendam, seperti yang di Cilacap.Lokasi Benteng Pendem Ngawi ini, letaknya tidak berjauhan dengan Alun-alun Kota Ngawi. Berada di Belakang Alun-alun, dengan jarak tidak lebih dari satu kilometer. Untuk masuk Benteng Pendem ini, kita cukup membayar Rp 5.000 saja. Sangat murah bukan? Saya pun kaget. Bagaimana biaya perawatannya kalau tiket masuk saja hanya Rp 5.000.Masuk ke Komplek Benteng Pendem, kita akan mendapatkan jalan yang lebar lengkap dengan jalur pedestrian. Jalur Pedestrian sudah dilengkapi dengan guide block untuk penyandang disabilitas. Ini sebuah terobosan bagi saya.Yang pertama ditemui di kompleks benteng Pendem ini adalah Taman Labirin. Ternyata, saya menemukan taman Labirin ke-2 setelah Taman Labirin Malang, sekarang ada taman labirin di Ngawi juga. Taman Labirin di kompleks Benteng Pendem ini, sayangnya kurang terawat. Jadi wisatawan kurang begitu tertarik untuk tersesat di taman labirin ini. Tanaman tidak dipangkas sehingga memberikan kesan berantakan.Selain itu, juga tidak ada menara seperti taman labirin malang. Jadi kita tidak bisa melihat taman labirin dari atas, kecuali mengambil foto dengan menerbangkan drone. Sayang sekali ya.Dari taman labirin, berjalan kaki ke Benteng Pendem tidak jauh. Mungkin 200an meter saja. Sampai di bagian depan benteng, kesan benteng langsung hilang. Ini mungkin semacam kantor tentara dalam pandangan saya. Kalau benteng biasanya ada pagar keliling yang tebal. Tapi ini tidak ada.Gedung lebih berkesan seperti kantor karena banyak jendela. Tapi di gerbang, ada semacam katrol untuk buka tutup gerbang. Katrol ini dari besi tapi terawat dan tidak berkarat walaupun dinding gedung ini sudah tidak terawat.Masuk ke dalam benteng, saya langsung terperangah. Megah sekali gedungnya, walaupun hanya sisa-sisanya saja. Benteng ini ternyata sangat luas. Mungkin lebih dari 2 hektare. Di bagian tengah ketika masuk, saya melihat sebuah gedung.Gedung ini kalau dilihat ada pilar-pilar seperti Istana Merdeka dan Istana Mini di Banda Neira. Ini gedung disebut dengan Mako Van Den Bosch. Tapi mungkin ini adalah gedung utamanya jaman penjajahan Belanda. Saya pun berkeliling. Komplek benteng ini banyak gedung dengan jendela khas bangunan Belanda.Bahkan salah satu atau mungkin lebih dari benteng Pendem ini, terlihat seperti Colosseum di Roma, Italia. Setiap sudut setiap tempat di Benteng Pendem ini, lokasinya sangat instagenic atau layak untuk diunggah di instagram.Selain itu juga sangat indah untuk menjadi lokasi prewedding atau foto-foto. Yang unik lagi, salah satu tembok dari Benteng Pendem ini ditumbuhi pohon, lengkap dengan akarnya yang besar menempel di dinding dan tembus ke tanah.Berkeliling Benteng Pendem ini, dan berfoto-foto butuh waktu sampai satu jam. Kalau kita ingin lebih lama lagi, bisa saja. Tapi kalau sekadar melihat-lihat saja, dan berfoto, cukup dalam waktu satu jam saja.Di Bagian tengah Benteng ini, terlihat hamparan rumput yang menghijau. Sayangnya saja, tidak merata. Kalau merata lagi, bagi saya akan lebih indah lagi. Sejumlah sudut di benteng ini juga ada yang 'pengap' dan mengeluarkan bau tidak sedap. Harus menutup hidung. Untungnya bau ini tidak muncul di setiap sudut. Hanya ada di satu tempat saja.Akhirnya saya harus mengakhiri kunjungan saya ini. Bersama dengan relawan inovator 4.0 saya harus kembali ke Jakarta. Harapan saya, semoga benteng ini terawat sehingga masih bisa dinikmati. Kalau sedang ke Ngawi, atau melintas di Ngawi, tak ada salah mampir ke sini. Dengan kehadiran tol dari Sragen, dan sudah bisa dari Solo, tidak butuh waktu lama untuk ke Ngawi. Bisa dalam waktu kurang dari satu jam, dari Solo.Ke Ngawi yuk!
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus