Jakarta - Siapa bilang Probolinggo tak punya alam bawah laut kece? Traveler snorkeling saja di Gili Ketapang dan siap-siap berjumpa dengan ikan nemo yang lucu.Dengan mengendarai sepeda motor pada pagi hari, saya dan Yen berangkat dari homestay menuju pelabuhan Tanjung Tembaga yang berjarak 2 kilometer. Sesampainya di sana, saya disambut baik oleh Agung, pemilik salah satu operator tur yang akan membawa saya menuju Gili Ketapang yang berjumlah penduduk kurang lebih 7.600 jiwa.Suasana pelabuhan Tanjung Tembaga mengingatkan saya kepada Pelabuhan Muara Angke yang ada di utara Jakarta. Selain air lautnya yang berwarna hitam pekat, juga terdapat banyaknya barisan perahu-perahu besar milik nelayan yang bersandar di sekitar pelabuhan.Gili Ketapang adalah sebuah desa dan pulau kecil di Selat Madura, tepatnya 8 kilometer di lepas pantai utara Probolinggo. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.Sekitar pukul 10.00 WIB, kami menaiki perahu setelah terkumpul 25 orang. Setelah itu, perahu yang berkapasitas maksimum 30 orang mulai mengarungi hamparan laut luas yang diiringi dengan debur ombak yang tidak begitu besar, karena saat itu cuaca begitu cerah.45 menit kemudian, perahu merapat di ujung barat pulau bersanding dengan perahu-perahu lainnya yang membawa rombongan lain. Setelah itu, kami menuruni perahu melalui anak tangga kayu di hamparan pasir putih seluas dua kali lapangan sepakbola di bawah sengatan terik matahari yang membakar setiap inci kulit.Setelah semuanya sudah turun dari perahu, lantas Agung membawa kami ke sebuah area lapang yang berisikan beberapa saung kecil untuk beristirahat sejenak. Beberapa saat kemudian, orang-orang mulai ganti baju termasuk saya dan Yen, lalu memilih peralatan snorkeling yang dibagikan oleh Agung dari kotak besar.Usai itu, dengan ditemani dua pemandu lokal, Arif dan Yanto, kami kembali menaiki perahu untuk memulai snorkeling. Berjarak sekitar 200 meter ke arah timur dari garis pantai dengan warna air laut yang bergradasi hijau dan biru adalah menjadi titik menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut Gili Ketapang.Satu per satu menceburkan diri ke dalam laut lalu menyelam secara bergantian di kedalaman sekitar 4 meter untuk berswafoto dengan latar belakang keindahan aneka terumbu karang yang terselip sebilah papan yang bertuliskan 'Nemo Park Gili Ketapang' di antara celah-celah dan juga terdapat beberapa jenis ikan termasuk ikan nemo yang melengkapi keindahan bawah lautnya.1 jam berlalu, lantas Arif mengajak kami untuk menaiki perahu kembali lalu membawa kami ke arah barat. Sesampainya di spot kedua yang juga tidak jauh dari garis pantai, debur ombak datang bergulung-gulung dengan kencang. Rasa ragu pun sempat mencuat di setiap benak kepala untuk melanjutkan snorkeling.Tetapi Arif langsung menceburkan diri ke dalam laut yang kemudian di susul dengan beberapa orang. Lantas saya dan Yen akhirnya memberanikan diri untuk menceburkan diri ke dalam laut.Tidak jauh berbeda dengan spot yang pertama hanya saja di spot kedua ini sangat banyak hewan bulu babi yang berwarna hitam dengan duri-duri yang panjang bersembunyi di celah-celah aneka terumbu karang.Dengan sangat hati-hati, secara bergantian orang-orang menyelam di kedalaman sekitar 4 meter untuk berswafoto dengan latar belakang aneka terumbu karang dan juga terdapat ikan-ikan nemo. Selama 30 menit kami snorkeling di spot kedua yang lambat laun gulungan ombak datang semakin kencang lalu Arif menyuruh kami untuk segera menaiki perahu karena situasi yang tidak memungkinkan.Satu per satu mulai menaiki perahu melalui anak tangga kayu yang sedikit terombang-ambing karena hempasan debur ombak yang datang. Setelah semuanya sudah berada di atas perahu, lantas sang nahkoda membawa kami untuk kembali ke daratan Gili Ketapang. Kemudian kami turun di hamparan pasir putih yang sangat laut lalu berjalan menuju saung-saung kecil untuk beristirahat.Setelah itu, kami makan bersama yang telah disediakan dengan menu ikan bakar dan beberapa sambal. Usai makan, secara bergantian kami berbilas diri di sebuah toilet umum yang tidak jauh dari saung-saung.Menjelang sore hari sekitar pukul 15.00, Agung membawa kami menaiki perahu lagi untuk kembali ke pelabuhan Tanjung Tembaga. Inilah jejak langkah terakhir saya dan Yen saat berada di Probolinggo.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!