'Snorkeling' Tanpa Basah di Tolitoli
Senin, 21 Agu 2017 11:40 WIB
Hardy Limiyanto
Jakarta - Saat air surut di Pulau Pinjan, Tolitoli terumbu karang terlihat di pesisir laut tanpa harus berenang. Viewnya bagai saat snorkeling, bedanya kita tidak basah.Desa Pinjan berada di Tolitoli, Sulawesi Tengah. Desa ini mempunyai banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah penangkaran burung Maleo di Tanjung Matop. Burung ini merupakan hewan endemik di Sulawesi.Tapi untuk cerita kali ini info tentang burung Maleo ditunda dulu. Dikarenakan cuaca yang tidak mendukung mengakibatkan rencana untuk mengunjungi penangkaran tersebut pun dibatalkan.Karena desa ini yang cukup jauh dari pusat kota Tolitoli, sekitar 2 jam perjalanan dengan mobil maka jarang sekali terdengar wisatawan yang mengunjungi daerah ini. Apalagi di sana signal komunikasi masih cukup sulit.Karena cuaca beberapa hari sebelumnya cukup 'galau'. Kami putuskan untuk berangkat lebih pagi. Namun entah kenapa sepertinya langit pada hari itu sangat tidak bersahabat. Perjalanan menuju Pinjan saja sudah ditemani dengan butiran air hujan dan awan hitam. Tapi untungnya sampai di sana hujan pun mereda.Kami putuskan untuk menunggu sejenak di dermaga Desa Pinjan sambil mencari perahu nelayan yang bisa disewakan untuk menyebrang ke Pulau Pinjan. Tempat ini sepertinya sudah disiapkan untuk menjadi lokasi wisata.Terlihat dari beberapa pondok-pondok yang dibangun. Namun sayangnya kurang terawat, mungkin karena yang berkunjung ke sini sangat sedikit. Padahal tempat ini cukup menarik. Setelah menunggu beberapa saat terlihat ada nelayan di tepi pantai dan dengan segera kami pun bernegosiasi dengan nelayan tersebut.Langit pun semakin cerah seperti mengizinkan kami untuk segera menuju ke Pulau Pinjan. Walaupun dalam perjalanan ombak lumayan membuat adrenalin meningkat.Pada saat itu kondisi air laut di sekitar pulau sedang surut. Sehingga dengan jelas kita bisa melihat hamparan pasir putih serta karang-karang yang cukup banyak. Pulau ini tak berpenghuni dan pada saat itu tidak ada wisatawan lain yang datang jadinya pulau ini serasa pulau pribadi.Begitu sepi dan tenang serta hanya terlihat beberapa nelayan yang sedang menangkap ikan serta mencari hasil laut di sekitar pulau. Bahkan karena airnya yang surut maka tanpa perlu snorkeling sekalipun kita bisa melihat karang-karang yang indah.Sebenarnya jika ingin snorkeling pun masih bisa karena bagian yang masih tertutup air pun punya karang yang indah. Tapi karena ombak yang cukup besar dan arus yang sepertinya untuk snorkeling terpaksa diurungkan. Toh, kami sudah cukup puas melihat karang-karang.Tentunya melihat pemandangan yang begitu indah sesi pemotretan pun jadi salah satu agenda yang tidak bisa dilewatkan. Selain itu kerena pulaunya yang kecil kita pun bisa mengelilinginya dengan berjalan kaki sambil melihat-lihat habitat laut yang berada di sekitar pulau.Beberapa kali terdengar suara burung yang menurut salah satu teman itu adalah burung maleo. Jadinya setiap ada burung yang lewat langsung deh buru-buru ngeliatin. Padahal kami saja nggak ada yang tahu bentuk burung maleo seperti apa.Setelah lelah berkeliling pulau dan istirahat sejenak kami putuskan untuk segera kembali ke dermaga Desa Pinjan karena awan tebal sepertinya menyuruh kami pulang. Mungkin nanti kami perlu kembali lagi ke tempat ini untuk bisa mengeksplor lebih lagi terutama untuk melihat langsung bagaimana penangkaran burung Maleo.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan