Geliat Wisata Desa Namu yang Eksotis
Rabu, 17 Mei 2017 14:35 WIB
Bambang Bhengky Ismanto
Jakarta - Di Konawe Selatan, Sultra traveler bisa mampir ke Desa Namu. Inilah desa kecil nan eksotis, dengan kekayaan wisata bahari yang melimpah.Kali ini kami dari Komunitas Sultraveler menetapkan tujuan pada sebuah desa yang terletak di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Pilihan kami jatuh pada lokasi ini karena potensi wisata baharinya yang eksotis, penduduknya ramah, serta alamnya yang masih sangat asri.Ini menjadi alasan kuat bagi kami untuk berkunjung ke tempat tersebut. Selain itu kami juga berniat menyurvei lokasi untuk suatu kegiatan kami kelak dan sedikit memgambil gambar atau dokumenter yang berkaitan dengan Namu.Pukul 14.30 kami start dari Kota Kendari sebagian menggunakan kendaraan roda empat, sebagian lagi menggunakan kendaraan roda dua dengan total anggota 16 orang. Setelah menempuh perjalanan 1,5 Jam, akhirnya kami tiba di pelabuhan penyebrangan Desa Langgapulu, Kecamatan Kolono Timur.Dari sini kami akan melanjutkan perjalanan kami dengan menggunakan perahu kecil atau masyarakat lokal menyebutnya 'Ketinting'. Meskipun masih berada pada daratan Konsel, namun untuk akses menuju lokasi hanya bisa ditempuh dengan transportasi laut.Tepat ketika kami hendak naik ke atas ketinting, hujan deras bercampur angin yang begitu kencang melanda Dermaga Langgapulu. Alhasil kami mengurungkan niat kami dan coba bertahan di dermaga dengan kondisi basah kuyup akibat hujan dan hembusan angin yang begitu kencang.Satu jam berlalu, tidak ada tanda-tanda hujan akan reda, sementara waktu sudah menunjukan jam 16.30. Sang nahkoda akhirnya memberanikan diri untuk menghidupkan mesin kapalnya, sambil meyakinkan kami perjalanan akan baik-baik saja.Dengan segenap ketakutan dan doa, akhirnya perjalanan kami lakukan. Bermodalkan headlamp, kapal kami membelah lautan di gelap malam. Sekitar 45 menit lamanya, akhirnya kami tiba di dermaga Desa Namu dan hujan sudah sedikit reda.Kami pun langsung menuju posko dari salah satu komunitas yang membina desa ini untuk dijadikan desa wisata, yang masyarakatnya sadar akan wisata.Masyarakat di sana menyambut kami dengan ikhlas. Kami disuguhkan hidangan, serta memberikan kami tikar, selimut, dan bantal untuk kami gunakan. Setelah bercerita cukup lama dengan anggota kami, dan masyarakat setempat, akhirnya kami memutuskan untuk istirahat memulihkan kondisi kami yang memang sudah cukup lelah.Akan tetapi, sebagian anggota kami menyeberang ke dusun sebelah untuk menyaksikan prosesi pernikahan penduduk lokal. Pagi hari, masing-masing mencari kegiatan dengan mengelilingi spot yang ada menikmati indahnya Desa Namu ditemani sahabat kecil kami anak-anak Desa Namu.Desa Namu memiliki banyak potensi mulai dari pantai dengan pasir putih dan garis pantai yang cukup panjang, masyarakatnya yang ramah, air terjun, spot diving/snorkeling, laboratorium alam. Bagi pencinta satwa di sana kita bisa menemukan hewan endemik Sulawesi yaitu burung maleo dan ayam hutan.Desa Namu merupakan desa yang sedang dikembangkan untuk menjadi Desa wisata berbasis ekonomi kelautan. Setiap masyarakatnya mulai menyadari potensi yang ada dan menyadari bahwa wisata dan kelautan merupakan nadi kehidupan mereka. Tentunya ditunjang dengan potensi sumber daya alam yang lainnya.Jika dikelola secara arif, bukan tidak mungkin tempat ini akan menjadi surga baru bagi para traveler atau penggiat wisata. Tentunya sentuhan dari pihak-pihak terkait sangat diperlukan untuk penggembangan potensi yang ada tentunya dengan melibatkan seluruh masyarakat dan elemen yang ada.Semoga kedepannya wisata Desa Namu akan menjadi pioner dan merupakan tujuan wisata paling diminati di Sulawesi Tenggara.Setelah menggambil beberapa gambar/video untuk keperluan dokumentasi dan mengorek sedikit keterangan tentang keadaan dan masyarakat Desa Namu, kami kemudian berkeliling desa.Beberapa diantara kami ada yang menikmati keindahan bawah lautnya dengan bersenorkeling, ada yang ke air terjun tentunya gambar atau selfie-selfie tidak ketinggalan. Katanya berkunjung ke suatu tempat tanpa gambar, sama dengan hoax.Setelah dirasa cukup, dan waktu juga sudah menunjukan pukul 16.00, akhirnya kami kembali ke posko untuk kemudian kembali ke Kota Kendari.Kali ini perjalanan pulang kami sedikit berbeda karena angin dan hujan tidak lagi mengiringi kapal. Kami juga bisa bebas melihat pemandangan di sepanjang jalur yang kami lewati.Desa Namu dengan sejuta potensi yang ada, keramahan penduduknya begitu memikat hati kami. Geliat Wisata yang dilakukan Masyarakat Desa Namu dan kawan-kawan komunitas yang membantu terwujudnya desa wisata Namu membuka hati kami untuk ikut mempromosikan potensi wisata yang ada.Berkunjung ke Desa Namu sungguh suatu perjalanan yang berbeda dari biasanya banyak hal positif yang bisa kami peroleh. Semoga kelak Desa Wisata Namu akan semakin terkenal sampai ke mancanegara. Bagi kalian yang belum sempat berkunjung, segeralah ke sini. kenyamanan, ketenangan dan tentunya kepuasan akan anda dapatkan. Potensi wisata Desa Namu sangat luar biasa, pesonanya akan memikat hati anda.Salam Traveler!
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!