Pengalaman Pertama Mendaki, Bukit Pengasingan yang Luar Biasa Indah
Senin, 15 Agu 2016 15:20 WIB

Loetfi ONO
Jakarta - Bagi kamu yang belum pernah mendaki, Bukit Pengasingan di Lombok bisa jadi alternatif. Jalurnya yang seru dan pemandangan yang indah jadi duet sempurna. Sebelumnya saya selalu bertanya-tanya, apa sih enaknya naik gunung atau bukit? Sudah jalan jauh dan capek melewati medan yang luar biasa menantang, eh sampai puncak nggak bisa ngapa-ngapain. Nggak kayak pantai, walaupun harus jalan jauh dan capek, tapi ketika tiba di pantainya kita bisa berenang atau berendam. Tapi setelah mendaki Bukit Pergasingan (1.700 mdpl) untuk pertama kalinya, pertanyaan saya akhirnya terjawab. Pandangan saya tentang kegiatan mendaki gunung atau bukit berubah 180 derajat.Weekend lalu, beberapa teman kantor saya mengajak saya untuk nge-camp di Bukit Pergasingan. Awalnya sih saya sempat ragu mau ikut, tapi setelah mendengar bujuk rayu mereka akhirnya saya pun memutuskan untuk ikut. Yeah, anak pantai akhirnya pergi manjat bukit untuk pertama kalinya!Jum'at pagi sekitar pukul 10.00 saya dan tiga orang teman saya berangkat dari Kota Mataram menuju Sembalun, Lombok Timur. Perjalanannya memakan waktu kira-kira 2,5-3 jam dengan rute: Mataram β Narmada β Kopang β Masbagik β Aikmel - Sembalun.Sepanjang perjalanan kami melewati daerah hutan dan perbukitan dengan trek menanjak yang cukup menantang. Akhirnya kami pun tiba di Desa Sembalun. Karena hari itu adalah hari Jumat, jadi kami memutuskan untuk mencari masjid dan sholat Jumβat terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pendakian.Setelah semuanya selesai, kami pun langsung meluncur menuju tempat registrasi pendakian Bukit Pergasingan. Biaya registrasi untuk satu orang adalah Rp 10.000 dan biaya penitipan motor adalah 10.000 per motor per malam. Setelah urusan registrasi selesai, petugas registrasi kemudian memberikan kami trash bag untuk membawa pulang sampah kami dan kami akan dikenakan denda jika tidak membawa sampah ketika balik nanti. Yeah, it's one of the best ways to keep the hill clean and to educate people about how important the cleanliness is.Akhirnya kamipun memulai pendakian kami menuju puncak Bukit Pergasingan yang tingginya sekitar 1.700 mdpl ini. Trek pertama yang harus kami lewati adalah areal persawahan milik warga. Trek ini mudah dilalui karena medannya masih datar. Sekitar 10 menit kemudian, kami mulai memasuki trek yang kedua. Trek yang kedua ini sangat menantang dan cukup menguras tenaga karena jalannya menanjak terus. Di sini kami harus hati-hati ketika melangkah, karena kalau tidak maka akibatnya akan fatal. Sebagai anak pantai yang tumben mendaki bukit dengan ketinggian diatas 1.000 mdpl, ada sesuatu yang unik yang saya jumpai disepanjang trek pendakian. Yaitu sensasi berada di dalam kabut putih yang terasa begitu dingin ketika menyentuh kulit wajah. Salah satu fenomena yang tidak bisa dijumpai ketika berada di pantai.Akhirnya setelah 2-3 jam mendaki, kami pun tiba di puncak bukit pergasingan. Finally! Suasana puncak waktu itu cukup sepi, cuma ada kami saja. Yah, mungkin karena hari Jumat kali ya.Pemandangan dari puncak bukit ini sangat indah. Di depan kami berdiri dengan kokohnya Gunung Rinjani. Dan di sekitarnya terhampar dengan luas bak permadani persawahan yang ada di Desa Sembalun. Menghadap ke timur, barisan perbukitan yang sangat menakjubkan berbaris dengan rapi. Benar-benar pemandangan yang indah.Kami kemudian mulai mendirikan tenda dan mempersiapkan peralatan dan bahan masakan untuk makan malam. Setelah semua beres, kami duduk santai menikmati suasana senja di puncak Bukit Pergasingan. Sang fajar telah kembali ke peraduannya dan menyisakan langit berwarna oranye yang begitu elok dipandang mata. What a beautiful sky!Malam pun tiba dan kami langsung mulai memasak untuk makan malam. Masakan telah siap dan siap disantap. Kami kemudian menggelar matrass sebagai alas tempat untuk duduk. Makan malam di puncak bukit, dengan suasana yang sangat tenang, di bawah ribuan bintang-bintang dengan teman yang seru terasa begitu syahdu.Setelah makan malam dan bercanda ria, kami akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam tenda dan tidur. Semakin malam, suasana puncak bukit menjadi semakin dingin. Karena nggak tahan, saya akhirnya bangun dan membuat secangkir coklat panas. Duduk sendiri di tengah malam yang sepi dan hening sambil menikmati secangkir coklat panas di temani ribuan bintang, rasanya benar-benar damai dan tenang. Pikiran, hati dan jiwa menjadi sangat-sangat tenang dan damai. Rasa galau dan baper langsung hilang. Begitu damai!Inikah salah satu nikmatnya mendaki? Setelah badan menjadi sedikit lebih hangat, saya kemudian memutuskan untuk kembali ke dalam tenda dan beristirahat.Keesokan harinya, sekitar pukul 5 pagi, salah seorang teman saya membangunkan saya. Dengan enggan saya pun bangun, mencuci muka dan mengikuti teman saya berjalan memasuki rerimbunan hutan yang berselimut kabut tebal. Teman saya berjalan semakin cepat dan saya mengikutinya dengan setengah berlari. Kami semakin dalam memasuki hutan dan setelah beberapa menit kemudian kami pun tiba di penghujung hutan di puncak sebelah timur Bukit Pergasingan. Di sini saya langsung dibuat takjub, dan speechless. Di depan saya terhampar luas samudera awan putih yang terlihat seperti lautan. Oh my, ingin sekali rasanya berenang di sana. Naik ke atas bukit dan ketemu pemandangan seperti ini rasanya benar-benar amazing.Tak lama kemudian, sang fajar dengan perlahan mulai merangkak naik dari peraduannya. Dan saya pun dibuat takjub (again). Saya duduk diam membisu menyaksikan matahari muncul dari dalam samudra awan sambil tak henti-hentinya bersyukur kepada-Nya.Inikah nikmatnya mendaki? Pertanyaan ini terus terngiang dalam pikiran saya dan membuat saya merenung dalam waktu yang lama. Tak ingin kehilangan momen berharga, saya dan teman-teman langsung berfoto ria dan mengabadikan setiap momen yang sungguh sangat indah ini.Matahari semakin meninggi dan kami kemudian memutuskan untuk kembali ke tenda. Sesampainya kami di tenda, kami langsung mempersiapkan makanan untuk sarapan pagi. Yeah, after that, kami duduk santai menikmati sarapan kami sambil menghirup segarnya udara pegunungan. Syahdu!Jam telah menunjukkan pukul 9 dan kami langsung mengemas semua peralatan kami dan mulai beranjak pulang. Dengan melewati jalur yang sama, kami berjalan pulang dengan perasaan riang bahagia dan dengan bathin yang terpuaskan.Sekian dulu kisah camping saya di Bukit Pergasingan.
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit