Ternate: Antara Benteng, Danau, Laut dan Gerhana Matahari Total

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laskar Gerhana

Ternate: Antara Benteng, Danau, Laut dan Gerhana Matahari Total

Willian B - detikTravel
Senin, 21 Mar 2016 11:21 WIB
Sisa dari Benteng Kastela
Pemandangan ke Danau Ngade serta pulau dan gunung
KN Kuda Laut, salah satu kapal BAKAMLA
Salah satu ruang dalam Keraton Kesultanan
Ternate: Antara Benteng, Danau, Laut dan Gerhana Matahari Total
Ternate: Antara Benteng, Danau, Laut dan Gerhana Matahari Total
Ternate: Antara Benteng, Danau, Laut dan Gerhana Matahari Total
Ternate: Antara Benteng, Danau, Laut dan Gerhana Matahari Total
Jakarta - Ternate adalah  kepingan bumi yang penuh dengan pemandangan indah. Dari mulai benteng, danau, laut, dan ditambah momen gerhana total yang langka. Semuanya berkesan!Selasa, 8 Maret 2016, inilah hari yang Saya nantikan. Rasa lelah setelah pulang dari sebuah perjalanan menakjubkan beberapa hari yang lalu masih menyelimuti diriku. Tetapi hal ini tidak dapat menghalangi Saya untuk berangkat ke Ternate, sebuah pulau yang terletak di Provinsi Maluku UtaraBersama dengan Detikcom dan peserta laskar gerhana lainnya, inilah pertama kalinya Saya akan menginjakkan kaki di daerah Indonesia Timur yang terkenal akan keindahan alamnya. Ini juga kali pertama saya akan mendapat kesempatan menyaksikan fenomena gerhana matahari total.Kami terbang dari Jakarta pukul 02.00 dini hari dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air dan memerlukan waktu lebih kurang empat jam menuju Ternate. Tiba di Ternate ternyata kami telah ditunggu oleh para kru dari detikcom.Kemudian meluncurlah kami semua menuju Dhu'afa Center, sebuah gedung yang digunakan oleh pemerintah daerah setempat sebagai tempat pameran dan expo mengenai keindahan kota Ternate dan sosialisasi gerhana matahari total untuk sarapan bersama.Entah karena masih pagi atau apa, menurut Saya tempat ini tidak dimaksimalkan oleh peserta pameran dengan baik. Peserta pameran masih belum terlihat meskipun waktu menunjukkan sekitar pukul 10.30 pagi, sangat disayangkan.Setelah sarapan, kami berangkat ke hotel untuk menitipkan barang-barang, kemudian langsung berangkat ke beberapa tempat bersejarah seperti Benteng Kastela yang merupakan lokasi dibunuhnya Sultan Khairun oleh bangsa Portugis, pemandangan ke Danau Ngade atau Danau Laguna yang sangat indah dan eksotis, dan Benteng Kalamata yang tak kalah menarik.Kemudian kami pun menyantap makan siang di sebuah restoran. Di sana kami disuguhkan berbagai macam makanan khas Ternate, yang saya sudah lupa apa saja namanya, dan dilanjutkan dengan acara talkshow mengenai gerhana matahari total dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), BAKAMLA (Badan Keamanan Laut), dan Melanie Subono.Sore harinya, acara yang saya nantikan akhirnya tiba juga, yaitu snorkeling di Pantai Sulamadaha. Sebelumnya Saya sudah googling mengenai pantai ini dan hasil fotonya sangat bagus. Ternyata sampainya dis ana di bawah ekspetasi saya. Tapi tidak apa, yang penting bisa snorkeling.Besoknya momen bersejarah itu pun tiba, dengan menggunakan kapal dari BAKAMLA kami ke tengah laut Ternate dan ke koordinat perlintasan maksimal terjadinya gerhana matahari total. Pada sekitar pukul 09.50 WIT terjadilah fenomena gerhana matahari total tersebut. Ketika matahari tertutup sepenuhnya oleh bulan tetapi masih dapat memancarkan sinarnya yang terlihat di sisi-sisi bulan, benar-benar luar biasa indahnya.Saya tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan peristiwa tersebut. Bahkan menurut Saya foto-foto yang dihasilkan oleh fotografer profesional pun belum dapat menggambarkan indahnya gerhana matahari total ini selain melihat dengan mata sendiri.Sungguh pengalaman yang sangat berkesan dan tak terlupakan bagi Saya. Sekarang Saya mengerti mengapa banyak sekali turis-turis asing mengincar momen gerhana matahari total.Sesudahnya kami pun makan siang di kapal BAKAMLA. Makanan yang disediakan dimasak oleh kru kapal BAKAMLA sendiri! Baik sekali mereka. Setelah itu kami pun berkunjung ke Danau Tolire, kemudian Batu Angus, Benteng Fort Oranje, dan makan malam di Panorama Cafe. Saya pribadi tidak terlalu menikmati tempat-tempat tersebut karena mungkin terlalu lelah akibat kurang tidur selama beberapa hari terakhir.Hari terakhir di Kota Ternate ini kami habiskan untuk belanja oleh-oleh. Sayang sekali menurut Saya pemerintah daerah setempat kurang memaksimalkan momen gerhana matahari total ini sebagai sarana promosi. Memang di jalan raya terdapat banyak spanduk dan baliho besar tentang gerhana matahari total.Akan tetapi, Saya lihat tidak ada partisipasi yang besar dari masyarakat untuk ikut "menjual" daerahnya. Hal ini terlihat dari jarangnya masyarakat yang menjual cinderamata untuk para wisatawan, kurangnya informasi mengenai benteng, serta kekayaan alam lainnya yang dimiliki Ternate, sehingga banyak wisatawan yang tidak tahu bagaimana mereka menghabiskan waktu selama di sana.Daerah-daerah wisata yang seharusnya dapat lebih ditonjolkan tetapi dibiarkan begitu saja, dan masih banyak lainnya. Jujur saja Saya merasa terkejut dengan tempat yang mereka sebut "tempat oleh-oleh", tetapi hanya rumah sederhana yang bahkan sulit diketahui keberadaannya.Tetapi Saya yakin sebenarnya Ternate (dan pulau sekitarnya) mempunyai banyak tempat wisata dan keindahan alam yang sangat indah. Semoga pemerintah, khususnya pemerintah daerah setempat sadar dan bangga akan hal itu sehingga Provinsi Maluku Utara dapat memaksimalkan kekayaan alam yang mereka miliki, dan akhirnya meningkatkan sektor pariwisata mereka. Saya pribadi masih tertarik untuk kembali ke daerah ini suatu saat nanti.Sampai jumpa Ternate. Salam Wonderful Indonesia!
Hide Ads