Misteri Terowongan Kereta Lampegan di Cianjur
Senin, 27 Jul 2015 14:53 WIB

Lee_anthony
Jakarta - Siapa sangka dibalik sejarah pembangunan Terowongan Lampegan di Cianjur, ada cerita misteri yang menyelimutinya. Tentu saja, misteri darimana asal muasal namanya, sampai kisah Nyi Ronggeng Sadea di sana. Mau tahu?Penjajahan Belanda selama 3,5 abad di bumi Indonesia nyatanya tidak semuanya meninggalkan luka. Banyak peninggalan Belanda yang akhirnya masih bisa kita nikmati hingga sekarang, contohnya jalan raya Anyer-Panarukan walaupun harus mengorbankan ribuan rakyat Indonesia saat pembangunan jalan tersebut.Contoh lainnya adalah Stasiun Kereta Lampegan yang terletak di Desa Cibokor, Cibeber, Kabupaten Cianjur-Jawa Barat. Diklaim sebagai stasiun kereta tertua di Indonesia yang selesai dibangun pada tahun 1882.Stasiun Lampegan awalnya digunakan untuk mengangkut hasil bumi di tanah Jawa hingga ditutup pada tahun 2001 karena longsor besar yang memotong panjang terowongan yang membelah bukit gunung Kencana sepanjang 600-an meter hingga tersisa 400 meter saat ini. Tahun 2009 Stasiun Lampegan ini dibuka kembali dan melayani rute komersial antara Sukabumi-Cianjur, jadi untuk pengunjung yang akan berfoto di area Terowongan Lampegan harap berhati-hati karena rel kereta ini sudah aktif kembali.Entah kenapa stasiun ini dinamakan Lampegan. Ada beberapa versi tentang nama Lampegan ini, yang pasti semuanya berkaitan dengan lampu. Ada yang bilang nama Lampegan adalah hasil percakapan para masinis saat melintas didalam terowongan dan meneriakan kata 'Lampen aan' artinya nyalakan lampu.Atau versi Mandor saat pembangunan terowongan yang berteriak 'Lamp pegang' artinya pegang lampunya untuk menerangi. Atau versi percakapan 2 orang Belanda yang berkata 'Lamp A Gan' saat melintas didalam terowongan.Satu cerita yang menarik adalah tentang kemistisan terowongan Lampegan. Dahulu saat peresmian Lampegan diundanglah Nyi Ronggeng Sadea untuk menghibur Meneer-Meneer Belanda.Setelah selesai menghibur, saat pulang Nyi Sadea melintas di dalam terowongan dan tidak pernah terlihat lagi sejak itu. Ada 2 cerita berkembang, yang pertama Nyi Sadea karena kecantikannya diperistri oleh 'penunggu' terowongan Lampegan dan yang kedua adalah Nyi Sadea dijadikan tumbal saat peresmian Lampegan dan konon jasadnya di tanam di dalam tembok terowongan.Stasiun kecil di desa Cibokor ini ternyata menyimpan sejarah penting dalam dunia per-kereta api-an di Indonesia. Sebagai stasiun tertua peninggalan Belanda yang kini sudah berfungsi kembali dan jangan lupakan Nyi Sadea yang mungkin masih 'tinggal' di dalam terowongan Lampegan. Berminat untuk menelusuri 400 meter terowongan Lampegan?
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!