Menemukan 'Jawa' di Museum Teknik Ceko
Selasa, 05 Mei 2015 15:50 WIB

Mahesa.krishna
Jakarta - Kota Praha di Ceko memiliki banyak museum keren yang dapat disinggahi. Salah satunya adalah Museum Ceko yang menyimpan sebuah motor bernama 'Jawa.' Namanya memang sama dengan nama Pulau Jawa di Indonesia. Penasaran?Setelah berekeliling kota Praha di Ceko dan menikmati hari seperti orang - orang lokal, saya mencoba googling lebih dalam mengenai kota cantik ini. Mencoba kata kunci "hidden beautiful palaces prague", saya pun memutuskan untuk mencarinya. Selain dari hasil googling, ada beberapa tempat yang di sarankan oleh Nela, teman saya. Ia menyarankan untuk ke bukit di atas kota Praha dan Museum Teknik Ceko. Dari hasil googling, saya memilih Museum Seni Kontemporer dan patung kuda terbalik, salah satu hasil karya seniman terkenal dari Ceko.Karena Hostel tempat saya menginap tidak jauh dari pusat kota, maka saya sempatkan untuk melihat kesibukan Kota Praha di pagi hari. Terlihat banyak orang berlalu lalang dengan langkah cepat. Yang menarik adalah, mayoritas dari mereka berjalan dengan sangat cepat, mungkin secepat olah raga jalan cepat. Di situ kita bisa membedakan mana orang lokal, dan mana yang turis.Tiba di salah satu sudut kota bekas kawasan Yahudi, terdapat sinagoga baru yang tua, begitu mereka menyebutnya. Konon, di ruangan di bawah atap sinagoga ini bersemayam Golem, suatu mahluk raksasa legenda Ceko. Si golem ini dipercaya dibuat dari tanah liat dan batu, dan sangat sulit dikalahkan apabila ia telah bangkit dari tidurnya. Ceko memang kaya sekali dengan legenda - legenda lokal.Setelah berputar putar karena google maps yang tampaknya bingung, saya memasuki sebuah lorong pertokoan. Ternyata patung kuda terbalik ini berada di dalam pertokoan yang tua. Meskipun pertokoan tua, namun kebersihan dan keindahannya tetap terjaga. Karya seni yang menjadi to do list di Praha ada tiga lokasi, salah satunya patung kuda terbalik ini, dan dua karya seni lainnya akan saya ceritakannya di lain waktu.Museum seni kontemporer menjadi tujuan wajib ketiga saya. Dari sebuah seni kontemporer, kita bisa sedikit belajar sudut pandang lain dari sebuah issue, karena umumnya seni kontemporer adalah perwujudan protes dari issue yang berkembang.Ada karya yang menarik yang dibuat dari tumpukan sepatu bekas. Bentuknya seperti badan manusia yang digantung seperti pada gambar di artikel ini.Berikutnya adalah Museum Teknik Ceko yang berlokasi agak di pinggir kota. Diperlukan 40 menit untuk menuju museum ini. Saya pikir museum akan sangat membosankan sekali, namun ternyata saya salah! Masing - masing tema dalam museum ini dibagi dalam beberapa ruangan besar dan masing - masing lantai. Pada lantai dasar sayap kanan museum, bertemakan optikal dan waktu. Segala jenis teropong, mikroskop, alat bantu penglihatan, mesin jam raksasa hingga jam tangan dengan tingkat kedetailan tinggi, ada di sini. Di lantai basement terdapat berbagai macam pengetahuan mengenai pertambangan, baik batu bara maupun minyak bumi, lengkap dengan diorama dan peralatannya yang asli.Setelah hampir 2 jam menghabiskan waktu menyusuri bagian depan museum, saya melangkah ke bagian ruangan bertuliskan transportasi.Di ruangan raksasa ini terdapat lokomotif besar, berbagai pesawat terbang, mobil dan motor, dan juga ada berbagai jenis sepeda. Benar - benar kumpulan alat transportasi dari berbagai zaman. Selain ada yang di bagian tengah ruangan, juga ada yang berjajar rapi di bagian tepi ruangan. Semuanya disusun berdasarkan urutan waktu diproduksinya, lantai dasar berisikan alat transportasi sederhana seperti gerobak dan sepeda, dan semakin ke lantai atas, semakin modern dengan berbagai motor buatan tahun 1990an.Di lantai kedua, saya menenukan nama yang familiar. Nama itu adalah Jawa. Bukan pulau, namun merupakan merek motor buatan Ceko. Motor ini mulai diproduksi tahun 1920an. Terbayang di benak saya, pada tahun yang sama di Pulau Jawa masih terjadi perang saudara dan orang - orang masih naik kuda. Perut saya mulai berontak, minta diisi makanan. Untungnya di museum ini ada kantin yang menyediakan menu yang harganya masih dalam jangkauan pelajar. Mungkin karena mayoritas pengunjungnya adalah pelajar. Sore itu, saya makan Asian food, di museum teknik Ceko, sambil memikirkan Motor Jawa.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan