Air Terjun Madakaripura, Hujan Abadi di Tempat Gajah Mada Semedi
Selasa, 25 Nov 2014 10:52 WIB
Asykur Achmad
Jakarta - Selain kawah dan lautan pasir Gunung Bromo, di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger juga ada Air Terjun Madakaripura yang unik. Mendatanginya traveler akan disambut hangat oleh patung Gajah Mada dan percikan air hujan abadi.Gunung Bromo yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang, Probolinggo dan Lumajang, Jawa Timur ini merupakan salah satu destinasi liburan favorit bagi traveler baik lokal maupun mancanegara. Berbagai cara bisa dilakukan untuk menuju ke sana baik menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Namun jika pergi ke sana menggunakan motor, tentunya akan memberikan pengalaman yang berbeda dan cukup asyik.Untuk sekedar menghilangkan sedikit kepenatan kerja, saya dan beberapa rekan satu kantor rutin mengadakan acara traveling setahun tiga kali baik itu berupa wisata keluarga, touring menggunakan motor maupun sekedar mancing bersama. Salah satunya adalah berkunjung ke Air Terjun Madakaripura dan Gunung Bromo dengan menggunakan motor yang kami lakukan beberapa bulan lalu.Tepat pukul 08.00 pagi saya dan 8 orang teman berangkat dari Surabaya, kami mengatur sedemikan rupa agar perjalanan berjalan tertib dan lancar. Sebelum berangkat terlebih dahulu diadakan briefing singkat untuk menjelaskan rute yang akan dilalui dan dimana saja akan berhenti.Satu orang yang berada paling depan bertugas sebagai penunjuk jalan atau pioner dan yang berada paling belakang bertugas sebagai sweeper, sedangkan berapa orang yang berada diantara keduanya tidak boleh lebih cepat dari pioner dan tidak boleh lebih lambat dari sweeper kecuali pada saat kondisi jalan macet. Namun setelah melewati kemacetan tersebut harus kembali ke posisi semula.Biasanya selalu ada teman kami yang berboncengan agar bisa mengambil dokumentasi selama perjalanan, kelebihan menggunakan motor adalah kita bisa memilih jalan alternatif yang bervariasi untuk mencapai lokasi. Tujuan pertama kami adalah air terjun Madakaripura yang letaknya di kaki Gunung Bromo.Setelah menempuh perjalanan cukup lama, sekitar pukul 11 siang kami tiba di pintu masuk Madakaripura. Konon kabarnya air terjun ini merupakan tempat terakhir kali Mahapatih Gajah Mada melakukan semedi, terbukti di depan pintu masuk terdapat patung Gajah Mada.Setelah beristirahat sejenak kami segera menuju ke lokasi air terjun yang hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki. Agar beban yang kami bawa tidak terlalu berat kami menitipkan tas kami di warung yang ada di depan, gratis asal beli minuman di warung tersebut.Setelah sekitar setengah jam perjalanan melalui jalan setapak dan menyeberang sungai kami sampai di lokasi air terjun. Percikan air sudah terasa beberapa meter sebelum lokasi seperti hujan abadi. Oleh karena itu kalau ke Madakaripura jangan lupa bawa payung atau jas hujan, namun bila lupa tidak membawa disana terdapat penjual jas hujan plastik dengan harga sekitar 10 ribu rupiah.Dan bagi yang belum pengalaman, ada beberapa orang yang menawarkan jasa pemandu. Setelah puas berada di bawah air terjun dan berfoto ria kami kembali ke pintu gerbang untuk melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo.Perjalanan dari Madakaripura ke Gunung Bromo tidak sampai satu jam, dan kami tiba di pintu masuk kawasan Gunung Bromo sekitar pukul 3 sore. Beruntung pada saat itu cuaca cukup cerah, sehingga kami bisa menikmati pemandangan di sekitar Gunung Bromo dan beberapa orang dari kami langsung mencari penginapan.Banyak sekali jenis penginapan yang ditawarkan, mulai hotel sampai rumah penduduk yang disewakan. Karena rombongan kami ada 9 orang, kami sengaja menginap di rumah penduduk yang disewakan karena harganya relatif lebih murah. Setelah mendapatkan penginapan kami hanya beristirahat untuk menghilangkan capek setelah perjalanan beberapa jam.Keesokan harinya tepat setelah adzan subuh kami sudah berkemas untuk melanjutkan perjalanan. Mulai dari sini kita pendapatkan pengalaman cukup seru, karena kami harus melewati padang pasir untuk menuju ke puncak bromo yang kalau tidak hati-hati bisa terpeleset di lautan pasir. Dan yang paling melelahkan adalah ketika kami harus melalui ratusan anak tangga untuk mencapai kawah yang berada di puncak Bromo.Setelah matahari beranjak tinggi saya bersama rombongan melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Surabaya, namun jalan yang dilalui berbeda dengan ketika berangkat. Kalau sebelumnya kita berangkat lewat Probolinggo, pulangnya kami lewat Malang. Jalan yang dilalui cukup ekstrem, setelah melalui padang pasir kami melewati jalan berbatu yang cukup panjang sampai memasuki wilayah kabupaten Malang.Perjalanan melalui rute ini cukup melelahkan karena harus ekstra hati-hati dan menahan kendaraan agar tidak jatuh terutama saat tanjakan maupun turunan. Setelah makan siang di Malang, saya bersama teman-teman melanjutkan perjalanan dan tiba di Surabaya dengan selamat.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum