Kota Meulaboh yang Kini Cantik Setelah Kena Tsunami 10 Tahun Lalu
Senin, 29 Des 2014 17:15 WIB

Bai Ruindra
Jakarta - Kota Meulaboh di Aceh merupakan salah satu daerah yang paling porak poranda diterjang tsunami pada Desember 2004. 10 Tahun berlalu, Meulaboh pun telah dibenahi menjadi kota yang cantik. Beginilah rupanya!Tanpa terasa, satu dekade sudah berlalu. Anda tidak salah, saya pun sangat tersadar. Sepuluh tahun tsunami membuat pilu tidak hanya pada kami yang terkena musibah, tetapi pada semua makhluk yang bernyawa di muka bumi.Gempa yang belum pernah kami rasa. Tsunami yang tak pernah terdefinisi. Tiada yang melupakan gaduh burung, ayam dan binatang melata lain di pagi itu. Suara cicit berganti gemuruh yang sama sekali tidak kami ketahui bahwa itu adalah tsunami.Orang Aceh menyebutnya ie beuna atau air bah. Dalam seketika, bumi Aceh luluh lantak. Luka dimana-mana, duka menjerit dan bahagia terampas. Anak-anak terlepas dari dekapan orang tua.Orang tua pun terpisah dari genggaman anaknya. Kami berlari mencari jalan setapak yang masih kering, mendaki ke arah lebih tinggi dan rumput berembun. Tatapan kosong tak bisa menjelaskan makna apapun selain langkah mencari nyawa yang masih tersisa di bangkai bangunan berserak.Dan kini, 10 tahun berlalu. Waktu yang sangat cepat sekali. Musibah telah membawa pergi senyum pada sanak keluarga. Harta benda lenyap dibawa arus deras.Tetapi kami telah melupakannya. Kami bangkit sesuai takaran kemampuan manusia di bumi Aceh. Kami sudah muak dengan derita sepanjang konflik berdarah. Kami sangat ingin damai.Di antara daerah lain, wilayah barat Aceh termasuk dataran rendah yang menjadi sorotan kala itu. Berita di mana-mana, Meulaboh telah hancur. Biarlah hancur itu menjadi kenangan, Meulaboh kini telah berbenah menjadi kota tersibuk di Aceh selain Banda Aceh.Kota yang dekat sekali dengan lautan ini pernah tak mampu bernapas lega saat tsunami menerjang. Seluruh penjuru kota telah hancur. Masyarakat berlari ke Masjid Agung (Masjid Baitul Makmur). Masjid kubah emas yang dulu tak seindah sekarang.Tetapi lihatlah kini, masjid yang menampung ribuan manusia di pagi sendu telah menjadi tempat terindah. Masjid ini menjadi salah satu bangunan bersejarah bagi kami. Tidak hanya itu, masjid ini termasuk ke dalam bangunan terindah di Aceh bahkan di Indonesia tahun 2008.Sekilas tentang masjid kubah oranye di pusat kota Meulaboh. Masjid ini dibangun sekitar tahun 2000, tetapi peletakan batu pertama pada tahun 1987.Masjid Agung Baitul Makmur berdiri di tanah seluas 5,2 hektar, luas bangunan 3500 persegi dan bisa memampung 7000 jamaah. Masjid ini memiliki gerbang utama yang berbentuk Arc de Triomphe di pusat Kota Paris, Perancis.Masjid Agung Baitul Makmur menjadi satu-satunya tempat berkumpul selain menunaikan kewajiban 5 waktu dan sekali di hari Jumat. Jika di awal tsunami, beragam aktivitas kemanusiaan dimulai dari sini. Kini masjid dengan berbagai kaligrafi di setiap dindingnya sudah menjadi pusat kegiatan keagamaan Kabupaten Aceh Barat.Lalu, lihatlah seluruh Kota Meulaboh!Pemandangan bekas daerah yang terkena tsunami bisa dilihat dati atas menara Telkom. Daerah ini merupakan salah satu kawasan yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata pada 26 Desember 2004. Namun, memori pahit telah usang dan terganti dengan deretan bangunan di sebelah kiri dan kanan.Bangunan tersebut merupakan pusat perbelanjaan terkenal di ibukota Kabupaten Aceh Barat. Saya katakan terkenal karena jika seorang laki-laki ingin menikah, dia akan melintasi deretan toko-toko di sini.Di deretan sebelah kanan kebutuhan laki-laki tersebut akan tersedia yaitu toko emas. Emas masih menjadi mahar tak terganti di Aceh. Saya akan menulisnya dilain kesempatan.Selain toko emas, terdapat toko ponsel dan kebutuhan rumah tangga. Deretan sebelah kiri lebih kurang hampir sama dengan sebelah kanan terkecuali toko emas.Turun dari Menara Telkom, pemandangan berikutnya adalah deretan toko tingkat dua. Toko-toko ini menjual beragam kebutuhan rumah tangga serta makanan.Di belakang toko langsung terdengar deru ombak yang menghentak telinga. Karena kami sudah terbiasa, deru ombak seakan tak terdengar lagi. Terlebih suara kendaraan bermotor yang melintas di jalanan teramat padat untuk kota kecil ini.Berkeliling kota Meulaboh paling tidak memakan waktu lebih kurang 10 atau 15 menit saja. Hebatnya, semua kebutuhan begitu mudah didapatkan, kecuali bioskop.Banyak yang berubah setelah 10 tahun terakhir. Perubahan itu memang perlu untuk membuang luka. Meulaboh tidak berjibaku dengan kehilangan sehingga tidak mampu berbenah.Saya bisa merasakan sendiri perubahan sebelum dan sesudah tsunami. Sebelum tsunami, Meulaboh hanya berdiri sebagai kota barat terpinggirkan. Setelah tsunami, Meulaboh menjelma menjadi kota kecil yang metropolitan.Sedikit berlebihan saat saya menggunakan kata terakhir tersebut. Namun, seperti yang sudah saya katakan, semua kebutuhan ada di Meulaboh.Sepuluh tahun benar-benar telah terlupa. Kesibukan membuat lara menjadi bahagia. Hari berlalu dengan cepat tanpa melihat ke belakang. Usaha memperbaiki kerusakan dilakukan penuh semangat.Walaupun tidak semua mampu dilakukan, setidaknya Meulaboh telah mengubah paradigma kehancuran akibat tsunami. Anda bisa memasukkan Meulaboh sebagai salah satu kota tujuan wisata religi.Oh, tidak hanya religi saja. Pemandangan pantai dengan sunset sungguh menawan. Anda bisa buktikan keindahan Meulaboh setelah menikmati secangkir sanger, minuman khas Aceh yang terbuat dari campuran kopi dan susu, di warung kopi berfasilitas internet gratis di seluruh penjuru kota.Inilah salah satu perubahan lain di kota kecil ini. Hampir di setiap penjuru kota terdapat warung kopi. Anda cukup memesan secangkir kopi saja, lalu mainkan smartphone, tablet maupun laptop. Informasi apa yang bisa terlewat saat terkoneksi internet?Sebagai penutup, singgahlah ke warung kopi. Sekadar memposting hasil jepretan kamera Anda selama di kota 'jajahan' musibah besar gempa dan tsunami. Terakhir, mari kita tinggalkan luka pada jejak 10 tahun lalu!
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang