Naik Gunung Lawu dari Candi Cetho, Banyak Pemandangan Cantik
Senin, 29 Sep 2014 10:20 WIB

rizal setyawan
Jakarta - Gunung Lawu yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur jadi favorit para pendaki. Tahukah Anda, terdapat banyak pemandangan cantik kalau mendakinya dari jalur pendakian Candi Cetho. Bikin mata enggan berkedip saja.Perjalanan ini dimulai hari Jumat, 2 maret 2014, berangkat dari Yogyakarta rombongan yang terdiri dari 4 personil (Rizal, Evan, Endro, dan Riyan). Setelah packing selesai, kami berangkat dari Yogya pukul 20.30, dan sampai jalan menuju Tawangmangu sekitar pukul 23.00 WIB.Perjalanan dimulai dari BasecampβPos 1 mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Dari basecamp, kami berjalan ke atas menyusuri area Candi Cetho, di sini dapat dijumpai peninggalan-peninggalan bersejarah. Setelah berjalan menyusuri area Candi, ambil jalur kiri setelah itu keluar akan melewati pedagang yang ada di sekitar Candi. Dari Candi Cetho, kami menyusuri jalan ke arah Candi Khetek.Di pelataran Candi Khetek ini, akan didapati pohon yang dilingkari kain putih di bagian batangnya. Ada 2 jalur lewat kanan atau pun kiri Candi, sama saja. Setelah melewati area Candi, beberapa meter di depan, kalian akan bertemu ladang petani (di samping kiri jalur). Setelah melewati area ladang petani, kemarin saat pendakian berkali-kali kami berpapasan dengan petani kulit pohon.Sebutan ini muncul karena petani itu cuma mangambil kulit pohon saja, tidak bersama batangnya. Batangnya dibiarkan begitu saja hingga mati pohonnya. Miris banget. Keadaan ini kami jumpai sampai tiba di Pos 1. Track dari basecamp sampai pos 1 belum begitu naik, jadi tenaga masih sisa untuk melanjutkan perjalanan.Sangat disarankan bagi Anda, mulai dari basecamp atau ladang warga, untuk memakai celana panjang/gaiter, karena semak-semak selama perjalanan sampai puncak sangat tinggi. Bahkan, ada jalur yang tertutup, karena jarang dilewati dan kalau siang akan terasa terik banget karena pohon-pohon sudah di tebangi oleh petani kulit kayu.Perjalanan dilanjutkan dari Pos 1 ke Pos 2, mulai pukul 11.00, hingga 13.00 WIB. Setelah beristirahat untuk memulihkan tenaga, perjalanan dilanjutkan menuju pos 2. Beberapa meter pemandangan masih sama seperti di bawah pos 1, sampai akhirnya kami bisa merasakan teduhnya pepohonan. Track masih sama seperti dari basecamp ke pos 1, menanjak sedikit. Banyak track yang tertutup alang-alang. Bahkan, ada yg sampai harus buka jalur karena pohon tumbang yang diambil kulitnya.Untuk sampai Pos 2, kami terpisah menjadi 2 rombongan, yang pertama Endro dan Riyan, yang kedua saya (Rizal) dan Evan. Pembagian ini kerena salah satu personil (Evan) terlalu banyak minum dan kegedean tas carrier, jadi cepat lelah.Maka dari itu, saya ada di belakang untuk menyemangati rekan saya tersebut. Pos 2 ditandai dengan pohon besar yang diikat kain putih. Sekedar info untuk Anda, jangan mendirikan tenda di sini, karena suasananya mistis, katanya. Tapi kalau siang, enak cuacanya, sampai tidak terasa 1 jam lebih kami beristirahat di sana.Perjalanan dari Pos 2 ke Pos 3 dimulai pukul 14:00, hingga 16:00. Setelah sadar ternyata 1 jam lebih istrahat, kami bergegas berangkat melanjutkan perjalanan. Perjalanan masih ditemani rumbunnya pepohonan dan track masih sama sedikit menanjak. Setelah vegetasi habis, ini baru namanya naik gunung, track mulai menanjak sampai Pos 3. Karena udah agak sore menuju Pos 3, terpampang indah langit sore.Kami sempat berhenti di titik habis vegetasi untuk membuka bekal guna mengisi tenaga. Acara memasak singkat pun dilakukan. Sampai Pos 3, kami istirahat sejenak manikmati pemandangan sore. Jadi, kalau mendaki Gunung Lawu lewat track Candi Cetho pasti dapat sunset karena matahari terbenam tepat di balik sebelah kanan punggung kita. Sungguh indah!Perjalanan lanjut dari Pos 3 ke Pos 4, mulai pukul 17.00, hingga 19.00 WIB. Perjalanan dilanjutkan dengan sisa-sisa tenaga, track yang menanjak masih berlanjut sampai Pos 4. Berjalan sekitar 40-an menit, kami masih mendengan suara adzan. Jadi, kami berhenti sejenak di tengah perjalanan. Sekitar pukul 17.00, kami melanjutkan perjalanan masih dengan track yang menguras tenaga menjadi semakin berat karena kabut datang dengan rintikan air hujan.Oh iya, perlu Anda ketahui, pendakian lewat jalur ini apabila dilakukan saat musim hujan akan sangat Licin! Jadi harap berhati-hati. Setelah berjuang, semangat kembali muncul ketika tim pertama dari atas berteriak 'Pos 4'. Sampai pos 4, kami memutuskan untuk mendirikan tenda. Padahal, rencana sebelumnya mendirikan tenda di Sabana/Pos 5. Keputusan ini diambil karena salah seorang personil (Evan) sudah menggigil kedinginan, karena tidak menginginkan hal yang buruk ahirnya kami mendirikan tenda.Perjalanan dari Pos 4 ke Pos 5 dimulai pukul 09.00, hingga 11.00 WIB. Pagi hari, Minggu 4 Mei 2014, kami melanjutkan perjalanan yang sebelumnya telah diisi tenaga dengan bekal yang dibawa. Saat ngecamp di Pos 4 ini sekitar pukul 2.00 pagi terdengar samar-samar pendaki yang lewat sebelah tenda kami. Jadi, total rombongan pendaki yang melewati jalur ini hanya 3 rombongan saja. Sepi banget kan?Perjalanan dari Pos 4 menuju Pos 5 akan melalui jalur yang ketinggiannya hampir 60 derajat. Ada 2 buah tanjakan panjang, tepat di atas Pos 4. Perjuangan mendaki tanjakan panjang disarankan menundukan kepala, jangan melihat ke atas karena bahaya bisa terpeleset. Tanjakan ini memang lumayan menguras tenaga yang udah diisi pagi tadi. Setelah tanjakan terlewati, ada sedikit track datar yang ditandai dengan 2 buah pohon besar, tepat di samping kanan kiri jalur seperti pintu.Kemudian track akan turun beberapa meter, saat melewati track turun ini, pandangan Anda juga harus turun, jangan melihat ke atas, karena track yang disajikan lumayan menanjak, hampir 60 derajat, tapi tidak sepanjang track yang sebelumnya.Setelah tanjakan terlewati, kami berempat mulai merasakan adanya sabana ditandai dengan ilalang khas sabana yang ada di kanan kiri jalur. Selang beberapa meter, terpampang sabana yang lumayan luas di lereng bukit. Dari kejauhan terlihat tulisan Pos 5 dan disini terdapat sebuah patok/tanda perbatasan wilayah mungkin perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.Perjalan dilanjutkan tanpa istirahat di Pos 5 karena rasa lelah terobati dengan indahnya Sabana di sini. Dari Pos 5 menuju Pos 6 masih disajikan dengan hamparan luasnya Sabana. Di Sabana terdapat kubangan tampungan air hujan, air ini bisa digunakan untuk minum, tapi dari beberapa kubangan hanya ada 1 buah kubangan yang ada airnya, itu pun hanya sedikit.Setelah puas melewati Sabana, track dilanjutkan dengan menaiki bukit dengan tumbuhan Cemara yang tingginya lebih dari 2 meter. Sehingga, kalau Anda melintasi jalur ini tidak menggunakan celana panjang/gaiter dan kaos lengan panjang pasti akan terasa gatal.Beberapa menit melewati rimbunnya pepohonan akan terlihat puncak Gunung Lawu. Tapi perjalan masih jauh. Perjalanan dilanjutkan melewati Pasar Dieng/Pasar Setan. Nah, di sini ditandai dengan banyaknya bebatuan dan kalau perjalanan dilakukan di malam hari berpotensi tersesat. Di jalur ini ambil jalur ke arah kiri (belok kiri). Setelah itu, Anda akan bertemu lahan yang banyak batu ditata ke atas, semacam tumpukan satu batu.Konon ceritanya, kalau melewati jalur ini, misalnya Anda merasa ada yang berbisik βMas, ditukoniβ (Mas, mari dibeli). Anda disarankan untuk melakukan transaksi jual beli dengan cara melempar uang ke suara tersebut. Ceritanya sih begitu, itu tergantung masing-masing kepercaan orang. Setelah melewati daerah, itu sampailah di Pos 6 Hargodalem.Perjalanan lanjut dari Pos 6, menuju Puncak Lawu. Dari Pos 6 ini, puncak sudah terlihat. Di sini, kita bisa bertemu dengan pendaki dari jalur Cemoro Kandang. Namanya juga Summit Attack, ya pasti naik kan, dan sampailah kami di Puncak. Oh iya, di pos 6 ini dapat dijumpai Warung + Hotel nya Mbok Yem. Wah, sungguh sebuah perjalanan yang tak terlupakan!
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum