Liburan di Raja Ampat, Tapi Naik Sepeda
Selasa, 29 Apr 2014 10:25 WIB

Alexander Katma
Jakarta - Pesona Raja Ampat banyak sekali dipuji-puji wisatawan. Cara seru menikmati bentangan alam Raja Ampat, tidak hanya dengan cara diving. Bersepeda santai menyusuri setiap jalan di Raja Ampat juga tidak kalah asyiknya.Day 1Sewaktu saya di Sorong, Papua Barat, karena ada hari kejepit saya diajak teman-teman untuk gowes di Raja Ampat. Perjalanan dari Sorong ke Raja Ampat dengan kapal penumpang biasa memerlukan waktu 2 jam, kalau dengan speed boat mungkin hanya 1 jam.Tiket kapal untuk kelas VIP sekitar Rp 150.000-180.000, tapi saya kurang tahu untuk kelas regulernya berapa soalnya bukan saya yang beli tiket. Setelah sepeda dimuat di kapal kita langsung santai di kursi penumpang. Selama perjalanan kami main kartu, makan, foto-foto,dan tidur.Setelah 2 jam perjalanan kami tiba di Pelabuhan di Waisai, Kepulauan Raja Ampat. Di sana kami dijemput dengan mobil orang penginapan yang sudah di booking teman-teman saya.Setelah memindahkan barang bawaan ke mobil, kami mulai gowes dari pelabuhan ke penginapan. Saya baru 1 bulan gowes dengan rute-rute yang biasa saja dan menurut saya rute dari pelabuhan ke penginapan tidak terlalu berat.Setelah kurang lebih 15 menit, kami sampai di hotel dan mulai pembagian kamar. Villanya cukup bersih dan nyaman. 1 villa bisa diisi 4 orang dewasa. Tapi kalau bawa sleeping bag bisa lebih dari 4 orang, soalnya ruangnya masih lega banget. Harga 1 villa untuk semalam kurang lebih Rp 600.000. Kami pun istirahat sampai sore di villa.Sorenya kami mulai gowes lagi kecil-kecilan. Di dekat villa kami ada pantai yang agak curam, Pantai WTC namanya.Kalau sore ramai di sana dengan penduduk sekitar yang jalan-jalan sore, main futsal, bermain sepeda. Dan kami gabung dengan mereka. Malamnya kita lanjut night ride keliling kota.Di Waisai susah untuk makan di luar, karena harus antre dengan orang lain yang makan di rumah makan. Jadi kami memutuskan untuk makan di penginapan. 1 Paket untuk makan kita 3 hari ke depan pagi, siang dan malam.Kami makan malam di ruang makan penginapan yang bisa menampung sekitar 30-50 orang. Setelah makan kami ngobrol dan main kartu. Lalu akhirnya kembali ke kamar kami masing-masing untuk istirahat.Day 2Pag-pagi kita bangun langsung berkumpul di ruang makan, menyantap sarapan yang sudah disiapkan pihak penginapan. Setelah semua bersiap-siap untuk gowes, kita foto-foto dulu, narsis! Kita didampingi kerabat dari teman kami. Dia naik motor membantu membawakan perlengkapan kami yang agak berat.Teman-teman kami yang tidak gowes akan menyusul agak siang ke tempat kami dengan mobil. Rute awalnya kita kembali ke pelabuhan. Dari pelabuhan baru kita mulai gowes, yang menurut saya medannya sungguh ekstrem, tanjakan di mana-mana.Dengan susah payah kami sampai di Waiwo, masuk ke sini pun dari jalan raya penuh lumpur. Tapi jangan khawatir dulu, karena setelah sampai di pinggir pantai ada dermaga yang panjang.Dari sana kita bisa lihat banyak ikan kecil-kecil yang berkumpul. Jangan lupa bawa roti tawar buat kasih makan mereka. Di sini juga menyewakan alat snorkeling dan diving. Tapi karena rencana kita gowes jadi kita tidak snorkeling ataupun divingAkhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Batu Wajah. Kenapa disebut Batu Wajah? karena bentuk batu mirip dengan wajah seseorang. Mitos dari warga sekitar, kami dilarang foto bersama batu itu, atau kita akan tertimpa sial, kami tidak mengindahkan peringatan itu dan kami tetap narsis di sana.Selanjutnya dari Batu Wajah kita masuk ke kawasan Bandara Raja Ampat yang masih dalam tahap pembangunan. Sejauh mata memandang baru ada runway saja. Kami terus lanjut gowes ke tujuan kita, yaitu pantai!Di perjalanan ke pantai saya sempet tepar di tengah jalan karena sudah tidak kuat menanjak lagi, dan teman-teman harus menunggu saya. Bahkan yang naik motor pun harus gigi 1 dan jalannya zig-zag. Ngeri!Di perjalanan banyak sekali yang buka lahan. Pokoknya berisik banget dengan suara gergaji mesin. Saya tidak tahu itu mereka mengambil kayu atau untuk pengembangan Waisai. Akhirnya saya berhasil sampai ke tujuan akhir.Kami gowes dari pukul 08.00 WIT sampai sekitar pukul 12.00 WIT lebih. Rasanya senang sekali, susah payah gowes dan pemandangan yang disajikan buat rasa capek itu hilang semua.Kami istirahat beberapa menit sambil berusaha kontak teman-teman kita yang naik mobil. Walaupun saat itu agak susah sinyal karena katanya 1 tower sedang dalam tahap perbaikan. Setelah teman-teman kami sampai, langsung kita hajar makan siangnya.Karena bingung mau ngapain lagi kita coba pinjam alat snorkeling dari Waiwo. Tapi kali ini tidak gowes lagi. Kami jalan menyusuri pantai sampai ke Waiwo!Alat snorkelingnya bisa disewa Rp 100.000, dipakai sepuasnya. Kami sewa 5 pakainya bergantian. Ramai-ramai berenang dari pinggir ke arah tengah laut. Speechless mau bilang apa, soalnya cuma pernah snorkeling di Pulau Seribu. Rasanya beda banget. Warna ikannya cerah-cerah banget!Kita santai-santai di pinggir pantai. Ada saung, kita foto-foto, terus tak lama ada banana boat datang menawari dan akhirnya kita main, Rp 10 ribu per orangnya.Harus agak hati-hati juga soalnya di belakang pantai itu hutan, jadi harus wasapada sama binatang-binatang. Contohnya ular, soalnya waktu kita mau bilas malah menemukan ular di toilet. Pukul 14.00 WIT kita balik ke penginapan, gowes lagi!Pulangnya saya tidak kuat, malah menuntun dari pelabuhan ke hotel. Sebenarnya ada air terjun juga tapi kita tidak sempat ke sana, karena pulang langsung istirahat sampai sore.Day 3Pagi, kita bangun langsung sarapan dan siap-siap kembali ke Sorong. Dan lagi, kita gowes sampe pelabuhan. Sayangnya saya dan teman-teman tak ada yang punya kamera Go Pro, jadi waktu gowes naik-turun bukit yang curam-curam, tidak bisa diabadikan padahal ingin sekali membagi bagaimana kondisi medannya. Terima kasih buat teman-teman dari Jasindo Sorong!
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional