Manila Lebih Parah dari Jakarta, Benarkah?
Rabu, 04 Jun 2014 10:54 WIB

Jumadi123
Jakarta - Kalau Anda pikir Jakarta sudah cukup macet dan padat, maka Anda salah. Kota Manila di Filipina juga sama dengan Jakarta. Jalanan di sana macet dan penuh kendaraan bermotor. Begini pengalaman yang Anda dapatkan saat liburan ke Manila.Berbicara Manila, orang pasti berpikir mengenai angka kriminalitas yang tinggi, dan memang betul. Kebanyakan satpam di mal, hotel besar, dan berbagai titik di kota ini dilengkapi dengan senjata api, baik pistol maupun senjata otomatis.Pemeriksaan juga begitu ketat, tidak sekedar pemeriksaan prosedural seperti di Jakarta. Di beberapa mall dan hotel, bahkan anjing pelacak dikerahkan untuk mengendus tas-tas bawaan pengunjung untuk mendeteksi adanya senjata api atau bahan peledak.Kunjungan kami di Minggu yang lalu (27 Februariβ2 Maret 2014) ke Manila, memang cukup menarik. Hotel kami tinggal ada di Pasay City, merupakan salah satu daerah yang cukup berbahaya di Manila.Lokasinya tidak jauh dari kota baru di selatan, dengan spot-spot mewah seperti Mall of Asia dan Solaire Casino and Hotel, serta tidak jauh pula dari Makati City dan Green Belt, pusat bisnis di Manila seperti SudirmanβThamrin di Jakarta yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit.Kedubes Indonesia terletak di daerah ini. Menurut teman kami, Jon, orang Filipina yang pernah tinggal di Indonesia, kalau kangen dengan barang-barang Indonesia seperti rokok, Indomie dan lain-lain di dekat Kedubes Indonesia ada toko yang khusus menjual barang-barang Indonesia.Di beberapa mal saya juga banyak menemukan barang-barang buatan Indonesia seperti Extra Joss, Kopiko, Bimoli, dll. Ada juga toko snack Matahari di Mall of Asia yang menjual snack khas Indonesia seperti kacang, keripik, kerupuk, bahkan mie instan Indonesia.Selain mal mewah seperti Mall of Asia, kami juga mengunjungi beberapa mal kecil pusat penjualan handphone semacam Roxy di Jakarta. Harga handphone bekas, terutama blackberry sangat murah.Di Jakarta, harga baterai asli blackberry saya mencapai Rp 250.000 satunya. Di Manila, harga baterai asli tersebut dihargai 400 peso, atau sekitar Rp 120.000 saja. Saya berniat beli 2 buah, sayang stok hanya ada 1 saja.Yang cukup menawan adalah harga makanan di warung (sekelas warteg) maupun kelas menengah. Harga di warteg, satu orang akan menghabiskan sekitar 25 peso saja, atau sekitar Rp 7.500 (dengan nasi dan 1 atau 2 lauk).Harga di restoran menengah seperti food court, mungkin sekali makan kita menghabiskan sekitar 50 peso saja atau sekitar Rp 15 ribu dengan porsi normal.Harga makanan di kelas atas juga tak kalah menakjubkan, untuk buffet di hotel sekelas Shangri-la, jika dirupiahkan berkisar Rp 125.000 β 150.000. Dibandingkan di Shangri-la Jakarta, sekitar Rp 250.000 s/d Rp 300.000.Perbedaan harga makanan jadi ini menurut Jon sungguh tak masuk akal, karena harga bensin di Manila jauh lebih mahal dari pada di Jakarta (Manila sekitar Rp 15,000 per liter), dan harga bahan-bahan mentah seperti daging dan satur mayur baik di pasar maupun supermarket lebih mahal daripada di Indonesia.Dengan UMR yang hampir sama dengan di Jakarta (sekitar Rp 2 juta) tentu sulit menemukan alasan kenapa harga makanan jadi di Indonesia lebih mahal bukan?Taksi di Manila hampir semua 'brengsek'. Mereka kebanyakan hanya mau borongan dan menolak mengantar penumpang ke daerah macet. Di Jakarta juga banyak taksi seperti itu, tapi ada merk-merk tertentu yang sudah terkenal memberikan servis bagus kepada penumpang.Akhirnya kami memilih menumpang multicabβsejenis angkot namun memuat lebih banyak penumpang. Ada yang model angkot biasa, ada juga yang khas dan melegenda, yakni Jeepney. Harganya sama, yakni 8 peso (Rp 2.400) untuk jarak jauh maupun dekat.Yang menarik adalah budaya antre yang baik di Manila. Untuk naik Angkot pun mereka mengantre dulu. Karena kebiasaan naik angkot di Indonesia, kami coba berebut naik, namun kami ditegor oleh calo angkot supaya antre.Urusan menyeberang jalan tidak masalah bagi kami yang terbiasa menyeberang di Jakarta. Bahkan lebih mudah menyeberang di Manila, karena sepeda motor relatif lebih sedikit sehingga lebih aman dari terjangan motor yang menyerobot.Bahkan mobil akan berhenti, memberi kami kesempatan menyeberang jika di zebra cross. Apalagi jika menyeberang di zebra cross yang ada lampu merahnya.Cuma kita perlu lebih waspada, karena di Manila menganut paham setir kiri, sedang di Jakarta paham setir kanan. Jadi jangan sampai lupa saat menyeberang di Manila kita harus lihat ke arah kiri dulu, dan sebaiknya lihat kiri dan kanan supaya keamanan terjamin.Untuk makanan, bagi kaum Muslim sebaiknya harus ektra waspada. Karena kebanyakan makanan mengandung babi, jadi sebaiknya tanyakan terlebih dahulu apakah makanan tersebut mengandung babi atau tidak. Sebaiknya jelaskan bahwa Anda adalah Muslim, maka mereka akan mengerti dan menunjukkan makanan yang halal.Kendala bahasa hampir tidak ada di Manila, karena paling tidak 80% dari berbagai kalangan bisa berbahasa Inggris. Beda waktu kami ke Bangkok, wah kami harus menguras energi dan emosi karena kendala bahasa.Namun untuk berjalan-jalan di malam hari, terutama di daerah kami tinggal di Pasay City, sebaiknya ekstra waspada. Orang-orang mabuk banyak berkeliaran di malam hari sambil ngoceh tidak karuan.Jika ingin berkeliling kota, daripada naik taksi yang bikin naik darah, sebaiknya Anda sewa mobil dari hotel yang akan jauh lebih terjamin keamanan dan kenyamanannya. Bahkan dari segi harga juga bisa jadi lebih murah daripada taksi.Hari biasa kemacetan tidak terlalu parah, namun macet parah justru terjadi pada hari Sabtu. Rupanya, menurut penjelasan Jon, jika hari kerja diberlakukan sistem nomor polisi yang boleh beroperasi.Hanya mobil dengan nomor-nomor tertentu yang boleh beroperasi di jalan pada hari-hari tertentu (mirip sistem genap-ganjil yang batal diterapkan di Jakarta), sedangkan Sabtu-Minggu aturan tersebut tidak berlaku, makanya macet parah terjadi di hari Sabtu.Oya, ada satu hal menarik. Jika di Jakarta orang pada ribut-ribut soal bus Tiongkok, di Manila hampir semua bus bermerk Tiongkok. Saya jarang atau malah hampir tak pernah melihat bus-bus bermerk Eropa atau Jepang. Bus-bus tersebut dalam kondisi terawat baik. Banyak pengalaman seru liburan ke Manila!
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit