Gunung Tangkuban Perahu, Tempat Pas untuk Refreshing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gunung Tangkuban Perahu, Tempat Pas untuk Refreshing

Febi Gelar Ramadhan - detikTravel
Selasa, 08 Okt 2013 17:30 WIB
Jakarta - Untuk beberapa traveler, liburan tidak perlu mendatangi destinasi wisata yang jauh. Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat bisa jadi gunung yang pas untuk Anda refreshing.Bisa dibilang Gunung Tangkuban Perahu adalah rumah ke-4 saya setelah rumah-rumah lainnya. Saya sering pergi ke gunung ini dan tak tahu sudah berapa kali saya ke sini. Berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu pun saya sering dengan teman-teman yang berbeda.Banyak orang bilang Gunung Tangkuban Perahu lumayan mudah untuk didaki dan disinggahi. Namun bukan itu yang saya rasakan. Mudah dan sulitnya mendaki gunung itu relatif bagi setiap orang. Yang saya cari dari mendaki gunung ialah ketenangan dan suasana alam yang sunyi sepi dan tenang.Biasanya jika sedang penat dan gelisah dan ada waktu saya suka menyempatkan mendaki ke sini. Sabtu sore saya berangkat ke Komando Cisarua, atau suka disebut pos gunung hutan di Lembang. Lalu kami lanjut melewati Sukawana dan menyusuri kebun teh yang luas dan sepi.Sabtu malam kami melakukan perjalanan di tengah perkebunan teh hingga sampai di lokasi, yang orang setempat menyebutnya Singgasana. Di sinilah tempat singgahnya para pendaki Gunung Tangkubanperahu untuk sekadar mendirikan tenda, sebelum melanjutkan perjalanan ke Puncak Tangkuban atau Kawah Tangkuban.Biasanya kami sampai singgasana pada malam hari. Sehingga kami biasa kemping terlebih dahulu, untuk sekadar minum kopi atau pun bermalam dan menikmati malam di Tangkuban yang dingin dan sepi.Tak jarang suara motor cross yang bising mengganggu malam kami. Mereka membuat suasana ribut. Kata orang setempat, itu mereka adalah para pemburu yang sedang mencari buruannya di Gunung Tangkuban Perahu.Sangat disayangkan tempat sunyi dan nyaman ini menjadi sulit untuk dinikmati oleh segelintir orang yang membuat ribut. Tak jarang juga saya melihat sampah berserakan di Singgasana.Hal ini mungkin karena pendaki sering bermalam di sini, sehingga mereka lupa atau malah sengaja tidak membawa lagi sampahnya turun ke bawah. Kesadaran pendaki sudah mulai kurang dengan soal sampah di gunung. Mungkin juga pecinta lingkungan pun tak sengaja pasti bisa merusak lingkungan. Minimal janganlah membuang sampah di gunung kalau tidak membersihkannya.Malam hari saya gunakan untuk berbincang dengan sahabat mengenai banyak hal sambil merasakan dingin malam, dengan ditemani minuman hangat. Rasa kebersamaan itu membuat kami semakin dekat dan terbuka sesama teman. Minuman hangat kami pun semakin terasa nikmat oleh dinginnya suhu Tangkuban Perahu. Sesudah itu kami langsung istirahat, dan paginya tak lupa kami langsung pergi ke sumber air di Singgasana, untuk sekedar berwudhu dan mengisi air untuk masak. Kemudian kami mulai packing dan meneruskan perjalanan, menuju kawah dan Puncak Tangkuban.Perjalanan kami lakukan sambil berbincang dan terkadang bernyanyi tidak menentu. Ini kami lakukan untuk menghibur diri karena lelah dan jauhnya perjalanan. Namun mungkin karena sering mendaki ke sini, perjalanan kami pun terasa cepat dan singkat saat perjalanan.Saat di kawah kami beristirahat dan menikmati pemandangan Kawah Tangkuban yang indah. Kami melihat pemandangan ke bawah dan orang-orang terlihat sangat kecil, dan bahkan sulit untuk terlihat.Kami gunakan waktu di kawah dengan istirahat dan berbincang. Setelah dirasa cukup, kami mulai. Perjalanan turun kami lebih cepat daripada naik, karena kami berlomba lari. Sesudah turun pun kami pulang ke rumah masing-masing untuk melakukan kegiatan lainnya, dan bersiap untuk esok harinya, upacara sekolah pada Senin pagi. (travel/travel)

Hide Ads