Jakarta - Liburan singkat atau akhir pekan, sangat mungkin dilakukan di Singapura. Waktu yang sedikit, cukup untuk berkunjung untuk berkeliling sambil menikmati suasana Singapura yang beragam.Saya perkenalkan diri dulu boleh ya? Saya Ochiem, saya di Batam sedang job training di agen travel. Saya kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.Saya pergi ke Singapura via Batam dan bertepatan pada 17 Agustus 2013 lalu. Sebenarnya saya pergi ke Singapura kali ini sama sekali tidak ada niat khusus.Berhubung saya libur pada hari Sabtu bertepatan tanggal merah, maka dengan modal nekat dan uang pas-pasan, saya pergi ke money changer untuk menukar uang menjadi dolar Singapura dan membeli tiket kapal ferry pulang pergi. Saya menukar uang menjadi SGD 100 (Rp 894 ribu).Kemarin saya naik Pacific Ferry seharga SGD 30 (Rp 268 ribu) untuk pulang pergi dan termasuk sea port tax. Itu artinya uang saya tersisa SGD 70 (Rp 626 ribu).Setelah itu baru saya packing barang-barang, yang paling penting membawa paspor, KTP, SIM juga. Hal ini karena ketika berada di imigrasi, petugas imigrasi tersebut keturunan India, dan sangat ketat memeriksa, mulai dari paspor, KTP asli dan SIM asli. Untung saya membawa semuanya. Sisanya, bawa saja barang-barang keperluan yang penting.Esok harinya, saya berangkat dari kost naik motor bersama teman pagi hari pukul 07.50 WIB dan tiba di Pelabuhan Sekupang, Batam 20 menit kemudian, lalu menitipkan motor dengan biaya Rp 15 ribu. Kost saya berada di daerah Baloi.Setelah tiba di Sekupang, saya langsung menuju tempat ferry internasional untuk menukarkan tiket Pacific Ferry, lalu menuju imigrasi untuk cek paspor. Kemudian saya menuju ruangan keberangkatan karena pada jadwal, ferry saya berangkat pada pukul 08.50 WIB.Saya harus sampai di pelabuhan 1 jam sebelumnya. Pukul 08.50 WIB saya menuju Singapura, dan pada pukul 09.40 WIB saya tiba di Harbour Front. Hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mencocokkan jam, karena waktu di Singapura lebih cepat 1 jam dari waktu WIB.Itu artinya saya tiba di Singapura pukul 10.40 waktu Singapura. Setelah itu saya cek paspor di imigarsi Singapura, dan sangat mengantre. Akhirnya saya berfoto-foto di sana agar tidak bosan, tak lama saya dimarahi petugas keturunan India. Ternyata ada 3 hal yang tidak boleh dilakukan di imigrasi, yaitu foto-foto, menelepon, mengambil video.Juga ternyata kalau mau berkunjung ke Singapura, harus membawa minimal uang SGD 30 (Rp 268 ribu). Setelah urusan imigrasi selesai, saya berkeliling daerah Vivo City. Pelabuhan Harbour Front menyambung sampai Vivo City.Setelah mengunjungi daerah Vivo Vity, saya berkunjung ke daerah Sentosa yang paling dekat dengan Vivo City. Ada 3 pilihan dari Vivo City menuju Sentosa, yaitu naik monorail Vivo City-Sentosa seharga SGD 3 (Rp 27 ribu) pulang pergi, naik kereta gantung SGD 3 (Rp 27 ribu) dan jalan kaki dengan membayar uang masuk hanya seharga SGD 1 (Rp 9 ribu).Saya memilih jalan kaki, sesuai judulnya, backpacker. Selain itu saya juga bisa melihat-lihat Vivo City hingga Sentosa. Setelah sampai di Sentosa, saya langsung mencari Universal Studios Singapore (USS), untuk berfoto di bola ajaib Universal.Namun saya tidak berani masuk ke universal, karena harganya sangat mahal, yaitu SGD 72 (Rp 644 ribu). Jadi intinya saya berkunjung ke Sentosa hanya untuk berfoto-foto di kasino, SEA Aquarium, dan lainnya tanpa masuk ke atraksi wisata universal studio.Setelah puas keliling Sentosa Island, sekitar pukul 14.00 waktu Singapura, saya kembali menuju Vivo City untuk naik MRT sekaligus membeli kartu EZ Link seharga SGD 12 (Rp 107 ribu) agar lebih mudah.Perinciannya yaitu SGD 5 untuk kartu EZ Link yang berlaku sampai 5 tahun, dan saldo pertama yaitu SGD 7. Lalu saya top up lagi agar bisa keliling Singapura. Minimum top up yaitu SGD 10 (Rp 89 ribu).Jangan lupa lupa minta peta MRT untuk dipelajari biar mudah keliling Singapura, bila tidak mengerti silakan bertanya ke petugas. Setelah urusan MRT selesai, saya menuju City Hall untuk makan siang. Saran saya kalau pergi ke Singapura, usahakan mencari makanan di food court dan bukan di restoran cepat saji.Selain lebih murah, di food court makanannya lebih enak dan bervariasi. Total harga nasi ayam dan es jeruk yang saya makan sekitar SGD 7 (Rp 63 ribu). Setelah kenyang saya naik MRT menuju Bugis untuk mencari hostel.Sesampainya di Bugis, saya langsung mencari yaitu ABC BACKPACKERS. Setelah menemukan hostel tersebut, saya langsung check-in. Karena sedang high season akibat tanggal merah, agak susah untuk mendapatkan kamar yang paling murah. Akhirnya saya mendapatkan kamar isi 6 orang seharga SGD 24 (Rp 215 ribu) per malam, sudah termasuk sarapan.Setelah selesai mandi, saya naik MRT lagi menuju Merlion, patung singa yang menjadi ikon Singapura. Jarak dari hostel ke MRT terdekat sekitar 1 km. Sesampainya di Merlion Park pukul 17.00 waktu Singapura, saya langsung berfoto dengan latar belakang Marina Bay, Esplanade.Saya lalu stay di sana untuk menikmati es krim seharga 1 dolar, sambil menunggu pergantian dari sore ke malam yang menurut saya begitu indah. Agak malam, di sini akan ada pertunjukkan laser show gratis yang memancar dari gedung Marina Bay, suasananya romantis!Setelah puas, teman saya ingin tahu kawasan Geylang, kami lalu naik MRT dan turun di Paya Lebar. Ternyata itu terlalu jauh dari daerah Geylang, malah sudah masuk lorong 29 Geylang. Alhasil daripada kaki capek berjalan, kami lebih menginginkan pulang ke hostel, pukul 23.00 waktu Singapura, saya sampai di hostel.Kami istirahat sambil membeli mie cup SGD 1 (Rp 9.000) di hostel dan masak sendiri. Di hostel ini dibolehkan memasak.Hari ke 2Bangun tidak boleh kesiangan karena takut tidak mendapat sarapan dan uang deposit sebesar SGD 10 (Rp 89 ribu) takut tidak dikembalikan bila kami telat check out.Pukul 10.00 waktu Singapura, kita check out hotel menuju Changi Airport menggunakan MRT. Menurut berita, Bandara Changi merupakan bandara terbaik ke 2 setelah Incheon Airport, Korea.Sesampainya di sana, kita ingin lihat semua hal tentang Bandara Changi, tak lupa berfoto juga tentunya. Kita mencoba air keran yang bisa diminum di Changi. Airnya segar sekali, seperti air gunung, teman saya saja sampai ketagihan.Disarankan buat backpacker agar tidak lupa membawa botol minum bila ke Bandara Changi, lumayan bisa isi ulang gratis. Saya merasa air mineral di Singapura sangat mahal, yaitu seharga SGD 1,2 (Rp 11 ribu) untuk ukuran botol kecil.Setelah puas rasa ingin tahu tentang Bandara Changi, kita menuju City Hall lagi untuk makan siang. Lalu kita menuju Orchard. Orcahrd merupakan tempatnya orang-orang yang gila belanja karena di daerah ini terdapat brand ternama, seperti Louis Vuitton, Prada, Armani, pokoknya seperti Paris-nya Singapura.Di sini saya hanya makan es krim 1 dolar dan membeli oleh-oleh yang terbilang murah di Lucky Plaza. Setelah itu menuju China Town, lalu terakhir kita naik MRT menuju Vivo City, Harbour Front, menikmati sore di pinggiran sungai di Vivo City, sampai saatnya kita harus pulang kembali ke Batam. Perjalanan nekat kami pun berakhir.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya