Upacara Adat Penti, Bersyukur Ala Kampung Wae Rebo
Rabu, 04 Des 2013 17:50 WIB

Flores Exotic Tours
Jakarta - Upacara adat menjadi daya tarik tersendiri untuk traveler untuk berbondong-bondong datang. Upacara Adat Penti di Wae Rebo, Flores tidak hanya menarik dilihat, namun juga menyimpan makna luhur soal rasa bersyukur.Upacara Penti merupakan ritual sebagai ungkapan rasa syukur atas panen, serta kehidupan, yang telah dilalui selama satu tahun terakhir. Upacara ini juga sebagai ungkapan mohon perlindungan serta keharmonisan untuk kehidupan yang akan datang.Upacara Penti biasanya dilakukan saat dimulainya kegiatan bercocok tanam atau berladang. Kegiatan ini adalah kewajiban turun-temurun, yang harus dijalankan sebagai wahana rasa syukur, berkumpulnya keluarga besar, serta pemberkatan terhadap kelestarian alam sekitar.Upacara Penti dilaksanakan setiap bulan Oktober atau November. Biasanya upacara ini biasanya jatuh pada pertengahan bulan tersebut dan diisi dengan upacara adat, pemberkatan, serta atraksi budaya yang sangat unik.Penti dilakukan di Wae Rebo, Manggarai, Flores Barat. Tahun ini, Upacara Penti jatuh pada tanggal 15-17 November. Tahun ini saya berkesempatan mengikuti acara Penti di Wae Rebo. Selain untuk mengikuti rangkaian upacara, saya ikut serta juga untuk kepentingan dokumentasi foto.Upacara dimulai dari Mbaru Niang/Gendang, yang diiringi dengan torok, ungkapan dimulainya Penti atau dalam bahasa lokal disebut Penti Weki Pesa Beo dan nyanyi-nyanyian adat, kemudian warga dibagi dalam 3 kelompok yaitu:1. Sumber mata air (Barong Wae) sebagai sumber kehidupan manusia,2. Pintu masuk kampung (Barong Oka/Pa'ang)3. Area di belakang Kampung (Barong Mandong/Ngaung) sebagai doa mohon perlindungan atas kampung dan seluruh isinya (Pangga Pa'ang, Nggalu Ngaung)Di ketiga tempat di atas akan diadakan pemberkatan dan ditandai dengan pemotongan ayam, sebagai persembahan kepada leluhur dan Tuhan (Mori Agu Ngaran).Kemudian ketiga kelompok ini akan bertemu kembali di pelataran kampung. Mereka menari sambil bernyanyi mengelilingi compang atau altar persembahan untuk leluhur, lalu dilanjutkan dengan tarian Caci.Pada malam harinya diadakan upacara pemberkatan terhadap rumah gendang dan setiap kamar dalam rumah gendang. Setelah dari rumah gendang, warga akan kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan acara di rumahnya sendiri.Setelah ritual di rumah masing-masing, warga kampung akan kembali ke rumah gendang dan mengadakan Sanda, Mbata atau Congka sebela/sa'e, yaitu tarian dan lagu-lagu adat sampai pagi hari.Ada beberapa ungkapan-ungkapan dalam ritual:1. Jarok lobo sapo, rentuk lobo kecep (ungkapan untuk kemakmuran)2. Neka mempo heho elong, neka munda neho munak (ungkapan untuk kesehatan)3. Wuas raci weri, Lebos kala po'ong (ungkapan keberhasilan panen)4. Potang iring mbaru kaeng (kampung sebagai rumah)5. Mboas wae woang-Kembus wae teku (kemakmuran)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol