Jakarta - Liburan Natal dan Tahun Baru, banyak traveler yang ingin backpacking ke Singapura. Namun, bagaimana kalau sambil membawa balita? Tidak masalah, Singapura sangat ramah untuk traveler yang membawa kereta bayi.Untuk para traveler yang memiliki anak usia balita dan berencana backpacker ke luar negeri, mungkin bisa mencoba ke Singapura. Singapura negara yang sangat bersahabat bagi stroller atau kereta bayi. Trotoar di Singapura sangat luas dan leluasa bagi kita untuk mendorong stroller. Di dalam MRT pun memungkinkan untuk menggunakan stroller.Karena membawa balita, ada baiknya perlu persiapan khusus. Misalkan membawa obat-obatan P3K, sun block, topi, payung, baju ganti, tissue basah, tissue kering, biskuit, roti, mie instant cup, cokelat, air minum botol, air panas dalam termos, alat makan, diapers, susu UHT dalam kemasan dus 200 ml dan juga tas plastik.Selain aneka perlengkapan tadi, sebaiknya juga perlu memilih tempat wisata yang ramah bagi anak. Kami umumnya memilih taman bermain, pusat perbelanjaan dan museum.Tidak seru jika ke Singapura lalu tidak mampir ke patung 'Singa Muntah Air'. Begitulah anak kami memberi nama patung singa ini. Merlion Park menjadi target pertama kami. Anak kami bergaya seolah-olah sedang mandi dan minum dari air mancur yang dikeluarkan si singa. Semua mata menuju kepada anak kami yang heboh sendiri.Di Singapura, kami juga menuju Raffles Landing Site. Dahulu kala, Sir Thomas Stamford Raffles mendarat pertama kali di daerah ini pada tanggal 28 Januari 1819. Kejelian mata Raffles menjadikan Singapura sebagai area perdagangan.Saat ini, di pinggir Singapore River diabadikan patung-patung yang melukiskan transaksi perdagangan yang terjadi di sepanjang sungai tersebut di zaman dahulu kala. Pemandangan di sekitar Singapore River juga sangat memukau.Bangunan tempo dulu sangat terawat sekali. Kombinasi bangunan bergaya Eropa, China, dan gedung-gedung pencakar langit menjadi satu dan menjadikan area kota tua ini sangat indah.Di area ini juga terdapat Cavenagh Bridge. Dulunya jembatan ini dikenal dengan nama Edinburgh Bridge. Sebelum melintasi jembatan ini, terdapat tulisan bertahun 1910 yang isinya melarang melintas bagi kendaraan, ternak atau kuda yang melebihi berat 3 CWT (sekitar 152 kg).Larangan ini bermaksud untuk tetap menjaga keutuhan jembatan kuno ini sebagai salah satu jembatan tertua di Singapura. Saat ini, penggunaan jembatan tersebut hanya bagi perlintasan pejalan kaki.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!