Pantai Harlem, Setitik Nirwana di Jayapura
Selasa, 26 Jun 2012 16:20 WIB

Jakarta - Warga lokal bilang, Harlem adalah pantai paling indah di Jayapura, Papua. Pantai ini begitu terpencil, tersembunyi di balik tebing yang bersahabat dengan bukit-bukit gagah. Harlem adalah setitik nirwana di alam Papua.Desa Tablanusu di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua, hampir mewakili sebuah desa pantai yang sempurna. Indah, sunyi, hijau, penuh bunga, pun bersih bukan kepalang. Namun, saya dan beberapa wartawan lain yang menyambangi desa itu pada Kamis (21/6/2012) lalu merasa ada satu hal yang kurang. Tak ada pantai pasir putih di sini.Tablanusu adalah desa yang dipenuhi batu kecil berbentuk lonjong berpermukaan halus. Tak hanya menggantikan fungsi aspal, batu ini juga menyebar di seluruh bentangan pantai."Kalau begitu kita ke Pantai Harlem!" celetuk Maria Mayabubun, Kepala Divisi Bagian Maluku & Papua Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Ia sigap mendatangi warga setempat untuk bertanya harga sewa kapal.Rupanya Pantai Harlem tak berada dalam jangkauan berjalan kaki, atau kendaraan darat lain seperti bus mini yang kami tumpangi. Kami harus membelah teluk besar yang langsung menghadap Samudera Pasifik.Sepuluh orang berpanas-panasan di kapal nelayan tanpa atap itu. Ombak tak terlalu besar, hanya pinggiran kapal yang rendah membuat air laut sering menghujani tubuh dan wajah. Akibatnya, tubuh kami basah bahkan sebelum menginjakkan kaki di Pantai Harlem.Setengah jam perjalanan dan terlihatlah sosok pantai itu. Pasir putih membentang, kontras dengan warna hijau bebukitan yang jadi latarnya. Air laut berubah warna jadi lebih muda, lebih jernih, lalu sosok karang warna-warni mulai terlihat. Ada yang ungu, merah, juga merah muda. Semesta berteriak, selamat datang di Pantai Harlem!Tak heran pantai ini disebut terpencil. Satu-satunya akses yang memungkinkan untuk wisatawan adalah sewa perahu nelayan seperti yang kami lakukan tadi. Lewat jalur darat juga bisa, itu pun kalau Anda mau trekking berjam-jam membelah hutan belantara di bukit belakang itu!Saat kapal merapat, terlihat beberapa warga lokal sedang mencipratkan air laut ke sebuah kapal penuh hiasan. Rupanya itu kapal baru. Warga setempat biasa berdoa sambil selebrasi kecil-kecilan untuk menyambut alat transportasi laut yang baru jadi itu. Mereka lalu naik kapal dan berkeliling sambil melambaikan tangan. Saya ikut melambai ke arah mereka, sumringah.Pantai Harlem hakikatnya adalah sebuah desa. Penduduknya tak lebih dari 50 orang, dengan lebar desa tak sampai 50 meter. Mungil sekali! Desa ini hanya sebatas pandangan mata. Hanya satu jalan tanah dan untuk Anda eksplorasi dari ujung satu ke ujung lainnya.Seperti masyarakat Papua pada umumnya, warga setempat sangat ramah. Anak perempuan mengintip malu-malu di balik punggung seorang pria. Setelah didekati, ia tertegun melihat kami. Ia lalu sedikit terlelap ketika saya gendong, mungkin capek karena beraktifitas di siang terik seperti itu.Ada satu gubuk untuk istirahat dan ayunan yang kokoh digunakan untuk orang dewasa. Selain menyusuri pantai berpasir putih, kegiatan paling menyenangkan adalah membaca buku beratapkan rindangnya pohon kelapa. Pantai Harlem adalah setitik nirwana di tanah Papua, setidaknya untuk saya.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara