Ini Dia Suaka Margasatwa Terkecil di Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Dia Suaka Margasatwa Terkecil di Indonesia

Sri Anindiati Nursastri - detikTravel
Selasa, 07 Feb 2012 18:03 WIB
Jakarta - Siapa bilang Muara Angke hanya identik dengan pelabuhan, pasar ikan, atau kampung nelayan semata? Adalah Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA), satu-satunya kawasan konservasi di Jakarta sekaligus yang terkecil di Indonesia.Jika Anda berkunjung ke kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), cobalah tengok sebuah gerbang yang terletak persis di seberang komplek Ruko Niaga Mediterania. Rupanya tak banyak orang yang tahu keberadaan tempat ini. Padahal, plang yang berdiri di depannya dengan jelas bertuliskan "Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta - Pusat Pendidikan Konservasi dan Lingkungan Suaka Margasatwa Muara Angke".Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) terletak di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Wilayah ini didaulat sebagai cagar alam oleh pemerintah Hindia Belanda pada 17 Juni 1939. 60 Tahun kemudian, status cagar alam ini berubah menjadi suaka margasatwa lewat SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No 097/Kpts-II/1998.Dengan luas total 25,02 hektar, SMMA merupakan satu-satunya suaka margasatwa di Kota Jakarta, sekaligus yang terkecil di Indonesia. Walau begitu, tempat ini memiliki peranan penting dalam upaya pelestarian burung di dunia. Buktinya, Birdlife International memasukkan kawasan Muara Angka sebagai Important Bird Areas di Pulau Jawa.Tercatat ada 91 jenis burung, terdiri dari 28 jenis burung air dan 63 jenis burung hutan yang hidup di wilayah ini. 17 jenis di antaranya adalah hewan yang dilindungi seperti Bangau Bluwok (Mycteria cinerea). Beberapa jenis burung endemik Pulau Jawa juga bisa ditemukan di sini, seperti Cerek Jawa (Charadrius Javanicus) dan Bubut Jawa (Centropus nigrorufus).Selain burung, SMMA juga menjadi habitat kelompok monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Kelompok ini memegang peran penting di dalam SMMA dengan membantu penyebaran biji-bijian tumbuhan hutan.Tak hanya fauna, SMMA juga menjadi rumah bagi aneka flora. Tercatat sekitar 30 jenis tumbuhan, 11 di antaranya adalah jenis pohon bakau seperti Api-api (Avicennia spp.) dan Pidada (Sonneratia Caseolaris). Selain itu, ada juga beberapa jenis pohon yang ditanam untuk reboisasi seperti Asam Jawa (Tamarindus indica), Bintaro (Carbera manghas) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus).Untuk memasuki kawasan ini, Anda harus mendapat izin dari Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta. Namun, ada banyak ilmu yang bisa Anda dapatkan di sini. Ada jembatan kayu sepanjang 800 meter yang bisa ditelusuri untuk melihat langsung kehidupan flora dan fauna. Perahu mesin juga tersedia untuk mengelilingi kawasan hutan bakau SMMA.Sayangnya, tingkat kerusakan hutan yang cukup tinggi juga berpengaruh bagi SMMA. Saat ini, hanya sekitar 10% wilayah yang tertutup oleh pepohonan. Sisanya berubah menjadi rawa yang ditumbuhi eceng gondok dan rerumputan liar.Tak hanya itu, lokasi yang berdekatan dengan pemukiman menyebabkan adanya aliran sampah yang kerap mengotori suaka margasatwa. Hal ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Pastinya Anda tak rela bila suaka margasatwa ini terancam punah, bukan? (travel/travel)

Hide Ads