LIBURAN SEKOLAH
VANI SAPPUTRA - detikTravel
Selasa, 13 Des 2011 05:54 WIB
Jakarta - Jum'at 24 Desember 2010 pukul 23:00 WIB5 orang pejantan tangguh budak melayu menempuh derasnya hujan dari Riau menuju Sumatera Barat dengan mengendarai sepeda motor demi melihat keindahan Panorama Danau Maninjau. Sebut saja namanya Rizky, Wira, Mulyo, Djambak (saya), dan Romario, singakat cerita hujan pun reda dan kami tiba di kota Bukittinggi tepat pada pukul 04:00. Kami beristirahat sejenak dibawah Jam Gadang, jam Gadang merupakan jam terbersar di Indonesia bekas peninggalan zaman penjajahan. Udara terasa super dingin, setelah terbaring sekian menit dibawah Jam Gadang kami mencari mesjid terdekat untuk mengganti pakaian dan kemudian mengikuti shalat subuh berjamaah dengan masyarakat sekitar. Selesai shalat subuh kami pun kembali melanjutkan perjalanan, tepat pada pukul 06:15 kami tiba di kelok 44 yang lumayan memacu adrenalin kami untuk turun ke bawah. Kemudian dari atas sini terlihat jelas keindahan Panorama Danau Maninjau dengan kesejukan udara yang tiada tandingnya, ditambah lagi awan-awan yang indah dan seluruh keramba masyarakat sekitar danau yang terlihat sangat kecil sekali. Sungguh inilah momen yang kami tunggu-tunggu, dengan sepontan kami pun mematikan mesin motor yang kami kendarai, motor pun melaju kencang ke bawah hingga kelok demi kelok kami lalaui dan berakhir di kelok 1. Keindahan Danau Maninjau tidak putus hanya sampai disini, dari bawah pemandangan alam seperti di dalam kuali yang di cat warna hijau. Danau Maninjau ini dikelilingi oleh bukit yang di sebut bukit barisan, keramba yang kecil tadi pun berubah menjadi ribuan keramba yang mengelilingi pinggiran danau. Untuk melepas dahaga dan sekedar mengisi energi untuk melanjutkan pejalanan mengelilingi Danau Maninjau, kami memilih beristirahat di restoran "Sate Padang" yang paling terkenal kelezatannya di Sumaterea Barat yang terdapat di pinggiran danau. Sambil menikmati makanan yang super maknyos ini, kami bisa melihat udang, ikan, pensi yang ada di pinggiran danau, dan juga burung-burung yang sedang bermain di derunya air. Selesai makan kami pun melanjuti perjalanan mengelilingi danau sambil menghirup udara yang sangat sejuk ini.Sore harinya petualangan kami dilanjutkan ke kota Padang, tepatnya Pantai Pasir Jambak yang menelan korban seorang sahabat saya Mulyo. maaf saya tidak mau berbagi kisah sedih saya ini.Mungkin hanya foto 5 menit sebelum alm. pergi untuk selamanya!(celana warna silver)Nah, begitulah cerita serunya pengalaman ku, apa cerita mu ?
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya