Sindoro yang Mengagumkan
Rizky Arif Budi Laksono - detikTravel
Selasa, 20 Des 2011 09:40 WIB
Jakarta - Ini berawal dari temanku yang bernama Yohan. Dia ialah seniorku yang sudah lebih dari 15 kali mendaki beberapa gunung. Dia mengajakku dan 4 temanku untuk berekspedisi ke Gunung Sindoro yang ketinggiannya 3,1 km di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan salah satu gunung tertinggi di Jawa. Di antara temanku yang di ajak kang yohan ada satu temanku juga yang baru pertama mendaki, yaitu Santo, sedangkan 3 lainnya sudah sering juga mendaki, yaitu kang Nur, Kang Alfan, dan Kang Yusuf.Kami naik ke Sindoro hari Sabtu saat libur sekolah. Malam sebelum berangkat kami menyiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam perjalanan dan dikemas menggunakan tas besar. Setelah semuanya siap kami istirahat untuk menyiapkan fisik karena perjalan sangat jauh dan membutuhkan stamina yang prima. Pagi pun tiba, kami berangkat menggunakan sepeda motor dengan berboncengan dari Pemalang ke Wonosobo. Sekitar 4 jam kami sudah sampai di sana. Pemandangan alam yang sanagat indah menyambut kedatangan kami. Sebelum naik ke puncaknya, kami istirahat sejenak karena capek setelah mengendarai sepeda motor salama 4 jam. Tempat istirihat kita merupakan tempat atau rumah juru kunci gunung ini. Tak kurang dari 2 jam kami istirahat dan makan sarambi, kemudian meminta izin kepada si juru kuncinya.Setelah izin dan semuanya sudah beres, kami langsung naik ke puncak Sindoro. Kata kang Nur yang sudah pernah menaiki gunung ini sebelumnya, di puncak gunung ini penuh dengan keindahan alam yang sempurna. Saat melihat ketinggiannya, aku merasa sedikit pesimis untuk bisa sampai, atau ditengah jalan nggak kuat. Tapi, semua seniorku menyemangati. Mereka bilang kalau perjalanan yang akan ditempuh hanya 2 jam. Mendengar hal itu semangatku mulai tumbuh dan membara. Kami berjalan tidak terlalu cepat untuk menghemat tenaga sambil beristihat sejenank setiap 15 menit berjalan. Setelah 2 jam perjalanan, aku sudah merasa lelah dah kaki juga sudah mulai pegal karena jalan yang selalu mendaki dan sengat terjal. Di saping kanan dan kiri jalan juga ada jurang yang membuka. Kami harus lebih berhati-hati lagi. Aku bertannya pada kang Yohan "Kenapa sudah 2 jam perjalanan kami belum juga nyampe puncak kang?" Dia menjawab "bentar lagi sampai kok, tuh udah keliatan puncaknya." Tapi aku belum melihat tanda-tanda puncaknya. Masa 3 km ditempuh selama 2 jam, hampir tidak mungkin bukan? Melihat pemandangang di setiap langkah lelah dan pegal hampir sudah tak terasa lagi, ditambah dengan foto-foto yang menambah semangatku.Hari sudah mulai malam, kami tetap berjalan menahan lapar dan lelah. Aku tetap semangat dan akan kubuktikan bahwa aku kuat mencium batu teratas di puncak Sindoro. Ternyata kang Yohan hanya bercanda saat perjalanan hanya menempuh waktu selama 2 jam. Itu hanya untuk menyemangati aku yang baru pertama naik agar tetap kuat diperjalanan. Biasanya untuk mencapai puncak gunung yang ketinggiannya mencapai 3000 m menempuh waktu setengah hari lebih. Saat itu malam sudah menunjukan pukul 11.00. Kami istirahat sebelum melanjutkan jalan ke puncak. Kira-kira 3 jam lagi perjalanan yang harus ditempuh untuk sampai ke puncak. Kami bersama-sama mendirikan tenda untuk tidur dan makan.Dingin di gunung terasa menusuk sampai tulang rusuk. Padahal aku sudah memakai jaket yang tebal. Berbeda jauh dengan dingin di dataran rendah, di sini dinginnya mencapai 20 kali lipat. Sungguh membuat badan meriang. Setelah makan, kami tidur agar besok bisa melanjutkan perjalanan kembali. Sekitar pukul 05.00, kami terbangun dan keluar dari tenda.Sunrise yang sangat indah dan menghangatkan tubuh menyambut kami. Aku sangat kagum melihat pemandangan seperti ini yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Setelah matahari mulai naik, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke puncak yang sudah dekat. Aku sangat menikmati perjalanan kali ini karena jurang sudah tak terlihat lagi yang ada di kanan dan kiri jalan sebuah Padang Edeluwis. Indahnya bagaikan di taman langit membuat lelah dan capek pun hilang. Kami berjalan sekitar 2 jam 30 menit dan akhirnya sampai ke puncak. Mataku langsung disuguhi kawah Sindoro yang sudah mengering karena saat itu musim kemarau. Saat sampai di puncak, sepatah kata pun tak terucap ketika melihat pemandangannya. Dengan penuh perjuangan aku akhirnya bisa sampai untuk pertama kalinya di puncak gunung, kebahagian yang tak terungkapkan.
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya