Bali yang Indah
Devi Kurniasari - detikTravel
Senin, 21 Nov 2011 11:10 WIB
Jakarta - Perjalanan kami yang pertama ke Pulau Dewata kali ini sangatlah nekat dan perbekalan yang seadanya. Rombongan kami berjumlah 8 orang. Rencana liburan kali ini sudah di persiapkan sejak bulan April 2011. Dengan membeli tiket plus penginapan murah yang di sediakan oleh sebuah jasa penerbangan. Kami merupakan kawan satu perjuangan dalam mencari sebongkah berlian di sebuah perusahaan swasta yang berada di daerah Jakarta Selatan. Perjalanan kami mulai di hariJum'at, 28 Oktober 2011Pukul 06.25 WIB pesawat kami yang penuh warna itu, take off dari Bandara Soekarno Hatta. Perjalanan begitu lancar dengan sedikit cuaca ekstrim di atas sana. Allhamdulillah kami sampai pada pukul 09.00 WITA di Bandara Ngurah Rai,l Denpasar. Setibanya di sana saya selaku seksi acara, sibuk menghubungi pemilik rental mobil yang rencananya akan kami pakai untuk mengelilingi Pulau Dewata. Ternyata si Pak Gede pemilik rental mobil itu sangat baik dan percaya kepada kami, hanya dengan menyerahkan satu lembar fotocopy KTP dan DP sebesar Rp200.000,00 tanpa banyak "babibu" kunci Kijang Inova pun berpindah tangan kepada kami.Pertama kali kami menuju hotel di kawasan By Pass Ngurah Rai untuk menitipkan barang bawaan kami yang mirip seperti orang pindahan. Memang lokasi hotelnya kurang strategis dengan daerah wisata tapi penginapan ini cukup nyaman dan tenang. Setelah selesai menitipkan barang di lobi hotel kami langsung capcuss menuju GWK. Setibanya di sana keadaan sangat sepi hanya terdapat 3-5 rombongan yang tidak begitu ramai.Cuaca hari itu sangat panas tapi pemandan dari GWK sungguh sangat bagus. Kami bisa melihat Pantai Kuta, Jimbaran, dan lain-lain dari lokasi tersebut. Karena memang GWK itu letaknya agak di atas, selain itu pemandangan di dalam area GWK itu juga sangat bagus.Menurut salah seorang sahabat saya, "Mirip di FTV ya?"Memang benar, sangat indah sekali, ingin rasanya berlari-lari di kawasan yang bertebing indah itu sambil bernyanyi ala India. Selanjutnya kami menuju Dreamland dengan salah alamat, dan hanya foto-foto saja di depan restoran mahal yang katanya milik salah seorang tirah cendana itu. Dengan perasaan sedikit menyesal kami meninggalkan restoran berpantai mewah itu dan segera menuju Uluwatu karena kami telah membeli tiket pertunjukan Tarik Kecak.Sesampainya di Uluwatu, kesan pertama saya, tempat ini gersang, bau, jorok, pokoknya nggak banget deh. Jauh dari kesan tempat wisata. Tapi, itu semua terbayarkan dengan pemandangan laut yang sangat amat indah dari atas tebing tinggi Uluwatu. Satu lagi yang kurang saya suka dari tempat ini adalah monyetnya yang nakal karena saya takut sekali dengan monyet-monyet itu yang menghampiri saya untuk meminta foto bareng. Setelah puas mengelilingi dan berfoto di tebing Uluwatu kami menuju tempat pertunjukan Tari Kecak. Mayoritas penontonnya adalah turis mancanegara. Awal pertunjukanan, saya merasa sangat bosan karena terlalu banyak membaca mantra atau doa tapi lama-lama bagus juga. Menarik dan seru apalagi pemandangan dari tempat kami duduk, langsung dapat menikmati indahnya sunset. Maha dahsyat ciptaan Tuhan.Setelah selesai menikmati wisata di Uluwatu, kami beranjak menuju hotel dan sebelum itu berkeliling mencari KFC. Kenapa KFC? Karena kami takut terjebak makanan yang seharusnya tidak kami makan. Apa itu? Babi guling.Di setiap sudut Bali selalu menyuguhkan babi guling sebagai menu utamanya. Sekitar pukul 22.00 WITA kami tiba di hotel, mandi, salat, dan tidur.Sabtu, 29 Oktober 2011Perjalanan kami kali ini menuju Bedugul dan sekitarnya. Kami berangkat pukul 08.30 WITA dari hotel tempat kami menginap. Dengan bermodal GPS BB dan sedikit tanya-tanya ke penduduk lokal, akhirnya kami sampai di Danau Baratan. Tempatnya lumayan bagus dengan air yang begitu tenang dan di kelilingi hutan-hutan yang lebat. Menjadikan daerah ini sangat sejuk. Sebenarnya tujuan kita bukan danau ini tapi lebih ke Pura Ulundanu yang berada di seberang danau ini. Pura yang terdapat di balik uang Rp50.000,00.Setelah sebentar jeprat jepret kami sempat shooping sebentar di toko souvenir yang berada di tempat itu. Setelah itu kami lanjut ke tujuan awal kita, yaitu Pura Ulundanu letaknya agak ke atas dari Danau baratan itu. Pemandangan sekitar dan taman-taman sekitarnya bagus tapi kondisi puranya sendiri agak kurang sedap di pandang mata karena menurut saya agak kurang terawat. Tapi, dari seluruhnya bagus banget untuk foto-foto.Setelah dari Pura Ulundanu kami menuju Air Terjun Gitgit yang menurut petugas parkir hanya berjarak 2 kilo dan kenyataannya lebih dari 5 kilo dengan jalan berkelok dan berjurang. Sesampainya di sana ternyata hujan dan kami mengurungkan niat untuk menuju air terjun tersebut karena jarak dari parkiran ke air terjun 500 meter. Menurut kami itu jauh karena kita sudah sedikit lelah dengan keadaan perut kosong.Lalu kami menuju Tanah Lot untuk melihat sunset. Perjalanan dari Gitgit menuju Tanah Lot sekitar 2 jam perjalanan. Tetap dengan jalan berkelok dan berjurang. Sesampainya di Tanah Lot kami langsung menyerbu perbekalan KFC, bencok, dan telor asin. Kami menumpang makan di salah satu warung kopi, penjualnya sangat baik dan ramah.Setelah itu kami menuju pantai dengan batu-batu karang yang tinggi dan indah. Di pantai itu terdapat ular suci yang akan muncul ketika air laut surut dan air suci yang saya tidak tahu mengapa di sebut demikian. Buat saya Tanah Lot indah bahkan sangat indah.Selepas dari Tanah Lot kami menuju Seminyak, Legian, dan Kuta. Hanya untuk melihat suasana daerah tersebut di malam hari. Dan, ternyata ketiga daerah tersebut amat sangat bebas dengan club malam terbuka, musik "jedagjedug", saling beraksi mempromosikan club-clubnya dengan berbagai ciri khas masing-masing. Menurut saya daerah ini menghapus Bali sebagai kota yang kental dengan budaya dan Hindu-nya.Minggu, 30 Oktober 2011Kali ini kami akan mengunjungi pura terbesar di Bali, yaitu Pura Agung Besakih. Perjalanan kurang lebih 2 jam dari hotel. Baru sampai di parkiran kami sudah di serbu ibu-ibu penyewa kain. Kata mereka, memasuki pura itu harus mengenakan kain panjang sebagai wujud penghormatan. Kemudian kami membeli tiket masuk dan kembali di serbu oleh bapak-bapak penyewa sepeda motor.Jarak dari tempat parkir menuju pura itu memang agak jauh, sekitar 500 m. Sesampainya di pintu masuk pura dan lagi-lagi kami di serbu oleh anak-anak kecil dan ibu-ibu muda penjaja foto dengan dalih memberi bunga di telinga kita dan kemudian meminta uang bunga dan sedikit memaksa untuk membeli foto. Memang agak sedikit komersil tempat wisata di sini. Tapi, cukup terbayarkan lah dengan keunikan ragam budaya yang kami pelajari. Saya sangat lelah selepas dari pura itu karena letak antara pura yang satu dengan pura yang lain cukup menanjak.Setelah dari Pura Besakih, kami menuju Kintamani dengan melewati Istana Tampak Siring. Kasian sekali teman saya yang ingin mandi di Pura Tirta Empul yang terkenal dengan pancuran air sucinya tapi harus mengurungkan niatnya karena waktu yang tidak mencukupi. Kintamani adalah puncaknya Bali, dengan pemandangan gunung dan Danau Batur yang sangat indah. Tapi, sayang sekali kami hanya sebentar di tempat tersebut, padahal jarak yang di tempuh sangat jauh. Semoga next time saya bisa mengunjungi tempat ini lagi.Setelah itu kami menuju Klapa Dreamland. Klapa Dreamland adalah sebuah restoran, menengah ke atas dengan pemandangan dan fasilitas yang sangat istimewa. Kenapa kita bisa masuk ke tempat itu? Karena kita nggak tahu pintu masuk untuk ke Dreamland Beachnya. "Malu bertanya sesat di dompet" Itu adalah pengalaman pertama saya menyantap capcay goreng dengan harga termahal. Klapa Dreamland ini dimiliki oleh salah seorang tirah cendana.Perjalanan hari ini kami akhiri di Krisna pusat oleh-oleh Bali yang telah tersohor akan kemurahan harga serta kwalitas yang sesuai dengan kantong kami. Tapi, menurut saya Krisna tidak lebih murah bila di bandingkan dengan pasar-pasar di sekitar Tanah Lot. Dan, saya sedikit menyesal kenapa tidak belanja di Pasar Tanah Lot.Senin, 31 Oktober 2011Setengah hari terakhir kami di pulau dengan seribu keindahan. Rasanya sayang sekali untuk beranjak meninggalkannya. Setengah hari ini akan kami habiskan menikmati Pantai Kuta. Karena memang kami belum menginjakkan kaki di pinggir pantai yang selalu penuh dengan wisatawan.Pantai Kuta sangat indah dengan air lautnya yang masih biru, ombak yang besar, dan air yang dingin. Baru kali ini saya temui air laut yang dingin. Dreamland airnya tidak sedingin di Kuta tapi Dreamland jauh lebih bersih dan berpasir putih. Sayang sekali kami tidak bisa berlama-lama di Pantai Kuta karena waktu yang sangat terbatas. Padahal belum puas sekali rasanya bermain air di pantai itu.Setalah itu kami kembali lagi ke hotel untuk check out dan Allhamdulillah semua berjalan lancar tanpa ada biaya tambahan sepeser pun. Setibanya di airport langkah pertama yang saya lakukan, yaitu menghubungi si pemilik rental mobil untuk mengembalikan serta membayar uang sewa. Dan, transkasi pembayaran serta serah terima mobil kembali pun berjalan lancar tanpa ada keruetan atau keresean dari pihak penyewa.Terima kasih Tuhan untuk semua kelancaran perjalanan kami. Saya sungguh berharap kelak dapat kembali lagi di pulau yang indah ini.
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya