Danau Dendam Tak Sudah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Zulfi Rahardian|725|BENGKULU & LAMPUNG|44

Danau Dendam Tak Sudah

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Rabu, 06 Jul 2011 13:50 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Danau Dendam Tak Sudah
Jalanan tepi danau yang rindang
Lanskap danau dilihat dari atas bukit
Danau Dendam Tak Sudah
Danau Dendam Tak Sudah
Danau Dendam Tak Sudah
Jakarta - Hari ini adalah hari terakhir saya di Kota Bengkulu. Saya tak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengunjungi danau kebanggaan kota ini. Namanya sangat menarik, Danau Dendam Tak Sudah. Saya yakin siapapun yang mendengar nama danau ini pasti ingin tahu asal muasal namanya, begitu juga dengan saya.

Perjalanan dari hotel ke danau hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Akses ke sana pun sangat mudah karena letaknya yang di tengah-tengah Kota Bengkulu. Mana lagi danau yang berada di pusat kota selain di sini?

Begitu sampai di area danau, saya langsung disambut dengan barisan pepohonan rindang di sisi kanan dan kiri jalan. Apalagi kalau masih pagi, sinar matahari yang menembus dedaunan membuat pemandangan di sepanjang jalan semakin indah. Saya langsung mendekat ke tepi danau untuk menyaksikan keindahan danau dari dekat. Persis di tepi danau, ada banyak kursi bambu dengan atap terpal yang disediakan untuk pengunjung. Saya langsung duduk dan memandang ke sekeliling danau. Langit saat itu benar-benar cerah dihiasi gugusan awan putih. Siapapun yang duduk di sana pasti akan terkagum-kagum dengan refleksi langit yang terbentuk di permukaan danau. Apalagi lanskap Bukit Barisan di kejauhan membuat pemandangan di sekitar danau benar-benar sempurna.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, dan cahaya matahari mulai sedikit menyengat. Untungnya di seberang jalan sepanjang tepi danau banyak penduduk setempat yang menjajakkan es kelapa muda. Saya segera menyeberang jalan karena tidak tahan melihat segarnya batok-batok kelapa hijau di mana-mana. Sambil menikmati es kelapa muda, saya berkenalan dengan penjualnya. Si ibu penjual es kelapa muda sangat ramah. Beliau sudah tingal di sini sejak kecil. Kemudian saya berpikir, "Wah sepertinya saya bertemu dengan orang yang tepat untuk bertanya asal-muasal nama danau ini."

Saat saya bertanya, si Ibu cuma tersenyum kecil seraya berkata, "Sebenarnya nama danau ini Dam Tak Sudah." Ternyata pada saat Belanda masih menguasai Bengkulu di tahun 1959, pemerintah kolonial memiliki rencana untuk membangun sebuah bendungan atau dam di daerah tersebut. Namun hingga akhir masa kekuasaannya di Bengkulu, pembangunan dam tak kunjung selesai. Akhirnya, muncullah nama Danau Dam Tak Sudah. "Lama kelamaan orang-orang sini menyebutnya Dendam Tak Sudah," lanjut si Ibu. Wah orang-orang di sini kreatif sekali.

Selepas minum es kelapa, saya mengajak rekan-rekan tim untuk menuju ke bukit di sisi kanan danau. Akhirnya mobil kami segera bergerak naik ke atas bukit. Begitu sampai di atas bukit, saya pun segera turun untuk melihat danau dari sisi atas. Dari sini, kita bisa melihat seluruh bagian danau yang dikelilingi oleh pepohonan hijau. Bahkan karena pemandangan di atas sini benar-benar bagus, dahulu ada investor yang berencana untuk mendirikan hotel bintang lima di atas bukit. Namun, pemerintah Kota Bengkulu akhirnya tidak mengizinkan pendirian hotel tersebut. Alasannya, dikhawatirkan pendirian hotel di sana akan merusak lingkungan di sekitar danau yang masih hijau. Apalagi katanya di kawasan danau ini terdapat flora langka, yaitu anggrek pensil, anggrek matahari, dan lain-lain. Bagi siapapun yang ke sini, sempatkan waktu untuk melihat kekayaan-kekayaan hayati Indonesia ini.

Β 

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads