Gaharnya Merapi dan Ramah Tamahnya Yogyakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gaharnya Merapi dan Ramah Tamahnya Yogyakarta

Teguh Hidayat - detikTravel
Selasa, 16 Agu 2011 12:16 WIB
loading...
Teguh Hidayat
Summit Attact
kawah mati
Kabut Pasar Bubrah
Puncak
turun
Gaharnya Merapi dan Ramah Tamahnya Yogyakarta
Gaharnya Merapi dan Ramah Tamahnya Yogyakarta
Gaharnya Merapi dan Ramah Tamahnya Yogyakarta
Gaharnya Merapi dan Ramah Tamahnya Yogyakarta
Gaharnya Merapi dan Ramah Tamahnya Yogyakarta
Jakarta - Berawal dari banyaknya hari libur, maka saya mulai mencari teman untuk jalan-jalan ke kota Yogyakarta dan berkunjung ke Gunung Merapi. Saya pun mendapatkan teman dari Tangerang, yaitu Alex serta Bram, Angga, dan Deri yang berasal dari Bandung. Β  Sudah bangun siang, belum ada persiapan apapun, dan harus mengurusi laptop yang mulai rewel minta di servis. Daripada buang waktu, segeralah meng-install ulang laptop sambil menunggu Alex yang masih harus 'nguli' sampai sore. Β  Jam 4 sore, Alex sudah siap melaksanakan perjalanan lengkap dengan membawa alat 'perang' yang dibutuhkan. Kemudian, ia cepat-cepat menyuruh saya untuk melakukan persiapan. Kalau boleh jujur, sebenarnya saya belum mempersiapkan apapun. Β  Saya langsung buru-buru mandi dan mengangkut daypak bekas jalan-jalan beberapa waktu lalu yang belum sempat dicek isinya. Hal ini dikarenakan kami harus mengejar waktu keberangkatan bus atau kereta yang akan membawa kami menuju kota Yogyakarta. Benar saja, kami tertinggal bus dan kereta. Sehingga kami harus transit terlebih dahulu di Cilacap baru menyambung kereta ke Yogya dan perjalanan ini memakan waktu 17 jam. Β  Matahari sudah berada di atas kepala, saat kita tiba di Yogya. Saya pun bergegas sms Bram Β bereserta rombongannya yang ternyata udah sampai dari jam 6 pagi *sory Bram untuk kedua kalinya diriku menelantarkanmu. Setelah bertemu rombongan Bandung, buru-buru kami mengontek teman-teman di Yogya, yaitu Tirta, Mayor, dan Ndut sebagai tuan rumah. Singkatnya kami sampai di kosan Tirta sore hari. Beres-beres, beli logistik, dan carter mobil untuk menuju new Selo sebagai destinasi awal perjalanan kami yaitu puncak gunung Merapi. Β  Isi logistik, cek alat dan packing ulang langsung berangkat menuju new Selo yang memakan waktu sekitar 1-2 jam dengan medan jalanan tanjakan dan turunan serta belokan-belokan tajam ditemani kabut tebal. Sampai base camp new Selo hari udah hampir tengah malem. Maka dengan itu kami memutuskan untuk istirahat sejenak sambil ngopi dan tidur-tiduran menanti jam 12 malam biar pas sampai puncak pagi hari untuk menikmati sunrise di Pasar Bubrah. Β  Keputusan jalan jam 12 malam ternyata masih terlalu cepat yang mengharuskan kami istirahat dan tidur sejenak kembali di pos I. Adzan subuh pun terdengar sayup-sayup bukannya pada ibadah dulu ini maen pada ngacir aja melanjutkan perjalanan ditemani kabut tebal. Angin sepoi-sepoi dan udara dingin yang menusuk tulang. Β  Sampe Pasar Bubrah, kabut tebal, dan udara semakin dingin. Langsung sarapan aja deh buat angetin badan dan lanjut jalan menuju puncak Merapi ditemani kabut, angin, dan rintik-rintik hujan yang membuat kami sedikit pesimis untuk melihat kebesaran Tuhan dari puncak Merapi. Tapi, dengan kebesaran-Nya kami diberi cerah dan pemandangan yang luar biasa beberapa saat setelah berada di puncak Merapi. Β  Thanks god dan yang membuat kami sangat gembira saat itu kami menemukan sebongkah semangka yang lumayan membuat tubuh kami lemah karena tanjakan maut dari Pasar Bubrah menuju puncak Merapi menjadi kembali segar. Lagi-lagi kami berucap thanks god. Hari beranjak siang yg mengharuskan kami untuk buru-buru turun lagi agar tidak kemaleman di jalan dan dikenakan charge tambahan untuk sewa mobilnya. Β  Sore hari kami tiba kembali di new Selo. Istirahat bentaran, makan langsung balik ke Yogya dan mengantar mobil charterannya. Sesampainya di Yogya, Angga dan Deri langsung pulang menuju Jakarta menggunakan bus karena harus menghadiri pernikahan kawannya. Saya, Bram dan Alex lebih memilih untuk beristirahat di rumah Mayor dengan harapan malemnya bisa jalan-jalan di kota Yogya dulu. Tapi ternyata malah tertidur pulas semua. Β  Pagi hari niat mau pulang diurungkan karena masih pengen santai di Jogja n memilih untuk pulang malam harinya. Ternyata kami tertinggal kembali bus & kereta menuju Jakarta. Bram yang masih ada kereta menuju Bandung pulang duluan, sedangkan saya dan Alex diajak jalan-jalan muter-muter Kota Yogya oleh Tirta dan Mayor. Β  Thanks boi. Jalan-jalan kali ini meliputi jalanan Malioboro lanjut Alun-alun. Anda bisa coba melewati 2 pohon beringin, tapi yangg ada malah muter-muter gak jelas prustasi gak bisa dilewati dengan mata tertutup. Maka perjalanan dilanjutkan ke Tugu Yogya yang ternyata rame banget di situ dipake buat nongkrong-nongkrong. Β  Foto-foto sebentar lanjut pulang dan tidur biar tidak kesiangan lagi dikarenakan kereta berangkat jam 8 pagi. Beruntung kami datang tepat waktu 30 menit sebelum kereta berangkat. Saya dan Alex pun berpamitan dengan Mayor dan Ttirta. Thanks a lot buat waktunya mau nemenin saya dan tim. Kereta bergerak meninggalkan kota Yogyakarta dan saya pun bisa sampe di rumah kembali pada malam hari.
Hide Ads