Batu Megalithikum

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Calvin Damas Emil|1825|SUMUT 2|41

Batu Megalithikum

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 30 Jun 2011 10:00 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Batu ini adalah Gowe untuk menari pada masa itu
Salah satu batu yang tertutup tumbuhan liar, dan pada masa itu digunakan untuk menulis
Behu adalah sebuah patung pada jaman Megalithikum
Tempat berdiri tim pun dilapisi oleh batu Megalitikum
Batu Megalithikum
Batu Megalithikum
Batu Megalithikum
Batu Megalithikum
Jakarta - Dihari terakhir di Nias Selatan, tim ACI Sumatra Utara 2 mengunjungi sebuah peninggalan sejarah ribuan tahun yang lalu yaitu batu Megalithikum, di Tetegewo, Jumat (8/10). Untuk perjalanan kali ini tim dibantu oleh Bapak Nema dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan, beliau yang akan mengantar tim sampai dan menunjukan tempat yang akan kami kunjungi.

Seperti biasa, untuk sampai ke Batu Megalithikum dibutuhkan waktu hampir 2 jam perjalanan karena tempat yang berada didaerah pelosok dan jalan menuju Tetegewo yang sedang diperbaiki. Setelah perjalanan panjang akhirnya tim sampai juga ke Batu Megalithikum, butuh menaiki beberapa anak tangga akhirnya kami dapat melihat secara langsung batu yang diperkirakan dibuat pada tahun 50. Tapi sayang ketika tim sampai ke kawasan ini, banyak terdapat tumbuhan liar sampai menutupi batu. Sepintas tempat ini seperti hutan biasa, namun sebenarnya tempat ini adalah sebuah rumah bangsawan yang kawasan rumah sampai halamannya dipagari batu.

Gowe adalah sebuah bentuk batu yang digunakan untuk menari pada masa itu, ada juga Behu yaitu sebuah patung dengan kepala ayam dipuncaknya. Semua tempat ini berasal dari abut, sampai tempat tim ACI berdiripun dilapisi batu. Pak Nema mengatakan, tempat ini dibuat agak sedikit tinggi agar para penjaga bisa memantau bila ada musuh menyerang dan dapat melihat aktivitas dari rakyat Nias pada masa itu. Hampir 20 patung batu Megalithikum dapat kita temukan didaerah ini, namun karena banyak tanaman liar yang tumbuh jafi tim harus membuka dan mencari dimana batu tersebut berada. Kami dibantu juga oleh warga setempat yang mengantar kami sampai ketempat tujuan, sayang bapak ini tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik.

Nilai sejarah akan kawasan wisata di batu Megalithikum ini sangat besar, saat ini yang dibutuhkan adalah perawatan dan kesadaran dari setiap indivdu untuk menjaga dan merawat peninggalan yang sudah berumur ribuan tahun ini.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads