Β
Sebelumnya kami telah mendapat informasi bahwa yang meninggal sekarang ini adalah salah satu petinggi adat yang telah lama mengidap penyakit TBC. Orang-orang disini masih percaya akan kekuatan roh untuk penyembuhan, maka dari itu penanganan medis untuk menolong beliau ini sudah sangat terlambbat, dan akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Β
Ada tradisi, ketika seseorang dari suku Eheng ini meninggal maka mayatnya harus di simpan selama seminggu di dalam peti mati yang di letakkan di depan rumah. Dan selama itu pula dilakukan ritual-ritual khusus yang melibatkan arwah. Seperti yang kami dapati malam ini dimana intinya adalah sebuah tarian-tarian yang di sajikan dengan iringan gamelan.
Β
Acara puncak dari ritual ini adalah pemotongan kerbau dan babi. Ada yang berbeda dengan cara pemotongan kerbau disini. Kalau di Toraja pemotongan kerbau dilakukan dengan satu kali tebasan, di Eheng, kerbau-kerbau diikat disebuah batang pohon dan kemudian satu persatu warga akan menombak kerbau tersebut hingga tergeletak akan dilakukan pemisahan antara daging dan juga tempurung, biasanya setelah badan mati saat . Baru setelah itu pihak keluarga akan membagikan daging-daging kerbau tersebut kepada warga. Khusus kepala kerbau, akan disimpan di rumah kepala adat atau di dalam lamin suku.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru