Sore itu kami baru saja selesai mengamati keberadaan satwa di sekitar Meliau. Lelah sudah menggelayuti tubuh kami. Apalagi sejak pagi kami sudah duduk di atas long boat sempit untuk menempuh perjalanan panjang. Badan serasa lengket oleh keringat. Teman-teman guide asik saja mandi cebur-ceburan di sungai. Sedangkan saya hanya bisa menyimpan perasaan iri ingin mandi.
Saya ingin mandi, tapi enggan. Penduduk Meliau ternyata tidak punya kamar mandi. Kalaupun ada, itu hanyalah WC yang berupa sepetak kecil tempat yang ditutup papan kayu, dan terletak di depan rumah. Mereka selalu mandi dan mencucui di sungai depan rumah. Hal kedua yang membuat saya enggan mandi adalah warna airnya yang agak kemerah-merahan.
Entah setan apa yang merasuki saya, akhirnya hari itu saya mandi juga. Tentu saja saya mandi ketika malam sudah datang dengan harapan sedikit gelap akan mengaburkan pandangan mata usil. Namun sayangnya malam itu bulan purnama. Seua jadi terang benderang.
"Nggak perduli. Saya mau mandi," bisik saya. Akhirnya kesegaran datang lagi walau saya mandi dengan perasaan takut kalau-kalau muncul binatang dari dalam air dan dengan pakaian lengkap menutupi kulit saya.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!